Kamis, 31 Desember 2009

Menjadikan Shalawat untuk Mencari Rizqi



Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin

Bagaimana Hukumnya Menjadikan Bacaan Shalawat Nabi Shallallahu Alahi Wa Sallam Sebagai Sarana Untuk Mencari Rizqi?

Jawaban?

Hukumnya haram dan harus diketahui bahwa orang yang memuji Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam dibagi menjadi dua:

Pertama, memuji Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam dengan pujian yang berhak beliau terima tanpa berlebih-lebihan, maka ini boleh hukumnya, atau tidak apa-apa hukumnya memuji Rasulullah dengan sifat-sifat yang terpuji dan sempurna dalam penciptaan dan petunjuknya, yang memang beliau berhak menerimanya.

Kedua, orang yang memuji Rasulullah dengan pujian yang berlebih-lebihan, yang dilarang Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam seraya bersabda, "Janganlah kalian mengagung-agungkanku seperti orang-orang Nasrani yang mengagungkan-agungkan Al-Masih bin Maryam. Sesungguhnya saya adalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR Bukhari).

Maka barangsiapa yang memuji Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam secara berlebih-lebihan hingga mengatakan bahwa beliau adalah penolong orang-orang yang meminta pertolongan, pengabul do'a orang-orang yang berada dalam kesempitan, raja dunia dan akhirat, beliau mengetahui alam ghaib dan sebagainya, maka ini haram hukumnya, bahkan telah sampai kepada derajat syirik besar yang dapat mengeluarkan dari agama. Maka tidak diperkenankan untuk memuji Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam dengan pujian yang berlebih-lebihan sehingga dilarang Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam.

Menjadikan pujian kepada Rasulullah dengan pujian yang diperbolehkan, sebagai pekerjaan untuk mencari rizqi, menurut kami hukumnya juga haram dan tidak boleh, karena memuji Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam dengan pujian yang berhak beliau terima, seperti akhlak yang mulia, sifat-sifat yang terpuji, dan petunjuk yang lurus termasuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan ibadah tidak boleh dijadikan wasilah untuk mendapatkan dunia, seperti yang difirmankan oleh Allah, "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (Huud: 15-16).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.