Kamis, 31 Desember 2009

Agus Kuncoro-Anggia Jelita Sehatnya Puasa dan Sedekah




Perannya sebagai Azzam yang baik dan taat beribadah di serial televisi Para Pencari Tuhan membuat Agus Kuncoro disukai kaum Hawa, terutama ibu-ibu. Sikap baik dan taat beribadah ini tak hanya muncul dalam perannya, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Bersedekah dan puasa menjadi bagian dari hidup sehatnya bersama keluarga.

Agus merasa saat ini sudah siap naik haji. "Haji adalah pengorbanan dan juga kewajiban ketika mampu dan kondisi fisik juga mampu. Ini berarti sudah tidak ada halangan lagi dan jatuhnya wajib," papar pemain film Kun Fayakuun ini.

Rajin puasa

Ketaatan Agus dalam beribadah diakuinya melalui proses cukup panjang. Waktu itu ia menjalani salat karena sebagai umat Islam, ya harus salat. Kemudian beranjak ia bisa melakukannya penuh lima waktu.

"Sampai kemudian pada taraf, setiap kali azan berkumandang, saya harus segera salat," tuturnya.

Peningkatan juga merambah ke ibadah lain. Agus dan istri, Anggia Jelita, selalu berupaya menjalani puasa sunat Senin-Kamis. Saat GHS singgah, mereka tengah menjalani puasa. Agus sendiri sudah menjalani puasa sunat sejak sebelum menikah.

Puasa menjadi cara Agus meningkatkan diri dan belajar mengendalikan hawa nafsu. "Puasa itu mengingatkan kita untuk tidak berlebihan. Apalagi saya gampang khilaf," ujar jebolan Jurusan Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta ini.

Untuk putrinya yang baru berusia 1,5 tahun, ibadah ditunjukkan melalui hal sederhana. Ketika Agus maupun Anggia salat dan mengaji, Keirra ada di samping mereka dan melihat orangtuanya beribadah.

Selain itu, Keirra dilatih untuk bersedekah. "Kami jadi membiasakan Keirra untuk berbagi. Membiasakan tangan di atas ketimbang di bawah, itu lebih baik," katanya lagi.

Bersedekah sudah menjadi bagian hidup mereka. "Sedekah itu penting, membawa kebaikan," ujarnya.

Sedekah, menurut Agus, bisa dianalogikan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang makan terus-menerus tanpa membuang sisanya, pasti akan berdampak buruk pada tubuh.

"Kalau tidak dikeluarkan, bisa-bisa harus dipaksa keluar melalui tindakan operasi yang semestinya bisa secara alami. Nggak enak, 'kan? Begitu juga dengan sedekah. Konsepnya hampir seperti yang terjadi pada tubuh," ungkap pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1974 ini.

Kenikmatan yang sudah diterima hendaknya memang dibagikan kepada orang lain. Dan yang pasti, harus di tempat yang semestinya agar sedekahnya tepat guna. Percaya saja bahwa bila banyak yang dikeluarkan, masukan akan lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.