Sabtu, 07 November 2009

Asmaul Husna : ALLAHU

"Sesungguhnya, Allah mempunyai 99 nama. Seratus kurang satu. Barang siapa menghafalnya, akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh Herry Nurdi (Majalah SABILI)

Tidak ada nama yang lebih besar, dibanding nama Allah. Dia menciptakan segalanya. Dia mengatur semua. Dia mengawasi seluruhnya. Dalam Al Qur'an, kata Allah dalam banyak varian disebutkan dalam jumlah yang sangat besar. Kata ALlah disebtkan sebnyak 2.698 dalam berbagai konteks, peristiwa dan sifat-sifat-Nya.

sebutlah nama Allah, maka hati menjadi tenang. Ingatlah nama Allah, maka semuanya menjadi tenang. Zikirkan selalu kata Allah, dengan izin-Nya, takkan ada penghalang.

Nama Allah adalah kata yang merangkumi seluruh nama-Nya, segenap sifat-Nya dan seluas makna-Nya. Allah, tak ada nama yg sebesar ini. "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka siapakan pencipta langit dan bumi? niscaya mereka akan menjawab Allah." (QS. Az Zumar: 38)

Rasulullah SAW bahkan mengjarkan pada kita pelajaran sangat detil bagaimana dan bila waktunya seharusnya menyebut nama Allah. "Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka. Tutuplah pintumu dan sebutlah nama Allah. Padamkanlah lampumu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah periukmu dan sebutlah nama Allah. Rapatkanlah kendi airmu dan sebutlah nama Allah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sebutlah Allah. Kapan saja. Dimana saja. Ingatlah Allah, dalam diam, dalam gerak, saat sepi, saat ramai. Niscaya Dia akan menjagamu, melapangkan jalanmu dan memudahkan urusanmu, mendekatkan yang jauh dan merapatkan yang dekat.

Awali hidup kita setiap hari, dengan kata sederhana: Allahu. Niscaya Dia akan membuka semua pintu, memungkinkan semua yang mustahil, karena bagi-Nya tak ada yang tak mungkin. Amin.

Masjid : Oleh Ust. Arifin Ilham




Mesjid
Muhammad Arifin Ilham

Assalamu'alaikum Wr Wb

Sudah menjadi tradisi disetiap awal bulan Ramadhan Mesjid penuh dengan jamaah, tetapi pertengahan Ramadhan apalagi akhir Ramadhan berakhir pula makmurnya jamaah di Mesjid. Ini terjadi karena ummat dinegeri ini belum memahami dengan baik dan benar tentang betapa utamanya berjamaah di Mesjid.

Pertama : Mesjid adalah Baitullah atau rumah Allah ( An-Nur : 36 )
Allah pun berfirman “ RumahKu dimuka bumi adalah Mesjid, para kekasihKu adalah mereka yang memakmurkan rumahKu. Barang siapa yang ingin berjumpa denganKu hendaklah ia datang ke rumahKu, sungguh wajib bagi tuan rumah menghormati para tamunya.”.(Hadits Kutsi), karena itulah adzan bukan panggilan muadzin, tapi panggilan Allah Kekasih untuk para kekasihNya.

Kedua : Mesjid rumah Rasulullah s.a.w.
Ketika beliau sakit menjelang akhir hayat beliau, tatkala mendengar azan Bilal, beliau berkata kepada Saidah Aisyah R.A, antarkan aku ke rumahku!, Saidah Aisyah keheranan dan seraya bertanya “ bukankah ini rumah engkau wahai kekasih Allah?”, Rasulullah menjawab, “tidak, rumahku adalah Mesjid”. Kesempatan lainpun beliau bersabda : “ Seandainya ummatku mengetahui keutamaan sholat berjamaah di Mesjid merangkakpun mereka tetap sholat berjamaah di Mesjid” (Muttafaqun ‘Alaiha).

Ketiga : Mesjid rumah Malaikat-malaikat Allah.
Istana saja ada penjaganya apalagi Mesjid, para Malaikat itu mendo’akan dan mengaminkan do’a mereka yang memakmurkan Mesjid ( H.R.Ahmad ).

Keempat : Mesjid adalah rumah orang-orang mukmin.
Setiap makhluk ada rumahnya, dan rumah orang beriman adalah Mesjid. Simak dengan keimanan surat At-Taubah ayat 18 : “ Sesungguhnya hanya hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah dan benar-benar beriman pada Hari Akhirat, merekalah yang memakmurkan Mesjid-mesjid Allah…”. Sungguh mereka yang telah mendapat hidayah iman, walaupun rumahnya jauh dari Mesjid, gelap, dingin-dingin disertai hujan turun lebat tetap mereka berjamaah di Mesjid, tetapi kalau tidak mendapat hidayah iman,walaupun rumahnya dekat dengan Mesjid ia tetap saja tidak berjamaah di Mesjid.

Para sahabatpun dapat mengetahui orang-orang munafik diwaktu Subuh, karena orang-orang munafik sangat berat sholat berjamaah di Mesjid terutama diwaktu Subuh ( H.R. Bukhari ).
Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berjamaah di Mesjid, mari kita jadikan setiap bulan – bulan Ramadhan bulan memakmurkan Mesjid.


Wassalamu'alaikum Wr Wb

Perut dan dibawah Perut : Ust. Arifin Ilham



Perut dan dibawah Perut
Muhammad Arifin Ilham

Assalamu'alaikum Wr Wb

Bukankah makan minum dan hubungan seks suami isteri itu halal? lalu mengapa saat berpuasa kita harus mengendalikannya. Secuil rahasia terbaca diantaranya :

Pertama : Halal saja orang mukmin itu mampu mengendalikannya apalagi yang haram. Alangkah pakemnya rem iman orang mukmin itu dan ini modal besar menghadapi kehidupan serba serbi maksiat, “ jangankan yang halal yang harampun susah”.

Kedua : Justru halal harus dikendalikan kalau tidak terkendali maka mubazir – isroof, dan itu sifat-sikap Syaitan yang dibenci oleh Allah.( 17 : 27) Ditengah masyarakat yang konsumtif, “ To have more to use more”, Islam mengajarkan, “ What i need not i want”, itulah kesederhanaan.

Ketiga: Disinilah keagungan ajaran Allah, dengan menahan makan minum terasa lezatnya makan minum, betapa banyak orang yang sakit tidak bisa makan minum atau orang yang memang susah tidak bisa makan minum karena miskin. Allah ingin mendidik kita menjadi hambaNya yang pandai bersyukur, apalagi Allah mengajarkan pengendalian seks kecuali kepada yang dihalalkan. Pemuda –pemudi yang mampu menahan syahwatnya dan berhasil tidak menjamah yang bukan mahramnya bukan saja membuat dahsyatnya dan sakralnya sebuah pernikahan tetapi bahkan meraih kepuasan spiritual dan kelezatan biologis walaupun ini sangat langka. Ternyata puasa itu sehat, halal itu nikmat, isteri kita itupun menjadi bidadari, SubhanAllah.

Keempat: Makan minum adalah perut dan seks adalah dibawah perut, yang sekarang menjadi “ agama baru” yaitu materialisme dan hedonisme dan inilah yang merusak tatanan desa dunia ini dan negeri inipun ambruk karena korupsi dan seks, broken home, hatta juru dakwahpun tanpa malu menyebut tarif ngamennya. Rasulpun ditanya tentang apa yang paling banyak menyebabkan manusia masuk Syurga dan ke Neraka? Jawaban beliau ringkas :”mulut dan kemaluan” -al fammu wal farju, siapa yang mampu menjaga mulut dan kemaluannya Syurgalah baginya, kalau tidak Nerakalah untuknya. Maaf, jangan alergi bicara Syurga Neraka karena pada akhirnya satu diantara dua itulah tempat kembali kita.

Kelima : Allah tidak berhajat sedikitpun pada makhlukNya Almustagna ‘an ‘ibaadihi maka segala perintah dan larangan Allah untuk kemaslahatan makhlukNya. Allah tidak makan tidak minum, malah Allah memberi makan minum, ( 6 – 14 ) dan Allah tidak memiliki pasangan, ( 6 : 101 ) karena itulah Allah mengajarkan kita untuk berakhlak sebagaimana akhlaknya Allah, Takhallaqu biakhlaaqilllah demikian pinta Allah dalam hadits Qutsi. Cinta, kasih sayang, menolong, senang memberi, berjuang bahkan berkorban dan ini pula sifat Malaikat-malaikat Allah yang didesaign oleh Allah tanpa nafsu, tidak heran makhluk yang mulia itu terkagum-kagum kepada orang mukmin yang berpuasa,” punya nafsu kok bisa tahan”.

Keenam : Terjadilah rivitalisasi rohani, pengimanan nafsu, nafsu-jasmani yang liar ditundukkan oleh iman-rohani, lahirlah akhlak yang mulia, ikhlas, sabar, syukur, rendah hati, jujur dan sebagainya.
Ketujuh : Kalau target hidup ini hanya makan-minum dan seks itu adalah target hewan. “Dan Kami hendak memuliakan manusia pada derajat yang mulia (dengan Alqur’an dan Sunnah) tetapi dia lebih mencintai dunia dan memperturutkan hawa nafsunya maka perumpamaan mereka bagaikan anjing… ( 7 : 176 ). Satelit intelijen Amerika belajar kepada burung hud-hud Nabi Sulaiman, para hewan mengajarkan sains dan tehnologi kepada manusia tetapi juga sifat-sifat hewan yang harus menjadi pelajaran.

Kedelapan : Karena itulah Allah melarang puasa wishol, puasa tanpa putus, misalnya tanpa buka seminggu atau puasa setiap hari. Dari pengalaman puasa selama Ramadhan sangat efektif mencetak pribadi yang terbiasa taat. Toh juga tidak selamanya berpuasa, bukankah ada saatnya berbuka?, bukankah ada saatnya Idul Fitri, bukankah ada saatnya kita menghadap Allah, bukankah suasana itu sangat membahagiakan?. Kalau begitu, apa susahnya taat dan sabar sebentar di dunia yang sebentar ini, jangan karena enak sesaat kita menderita berkepanjangan, justru olahlah hidup yang sesaat ini untuk berarti hidup panjang hari tanpa akhir, SubhanAllah terima kasih ya Allah Kau ajarkan kami berpuasa agar kami bahagia. Selamat menikmati puasa saudaraku.


Wassalamu'alaikum Wr Wb

Jumat, 06 November 2009

Beriman kepada Siksa Kubur dan Kenikmatannya



Orang Muslim meyakini bahwa alam kubur, siksa di dalamnya, dan pertanyaan dua malaikat adalah benar. Berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal seperti berikut ini.
Dalil-Dalil Wahyu

1. Penjelasan Allah Ta'ala tentang hal tersebut dalam firman-firman-Nya.
* "Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata), 'Rasakanlah oleh kalian siksa neraka yang membakar,' (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya." (Al-Anfal: 50-51).
* "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarlah nyawa kalian. Pada hari ini kalian dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kalian selalu mengatakan kepada Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kalian selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. Dan sesungguhnya kalian datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagai mana Kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada kalian dan Kami tidak melihat beserta kalian pemberi syafaat yang kalian anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kalian dan telah lenyap daripada kalian apa yang dahulu kalian anggap (sebagai sekutu Allah)." (Al-An'am: 93-94).
* "Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar." (At-Taubah: 101).
* "Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'." (Ghafir: 46).
* "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).
2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang hal tersebut dalam sabda-sabdanya berikut ini:
* "Jika seorang hamba telah diletakkan di kuburnya, dan sahabat-sahabatnya telah meninggalkannya, serta ia mendengar suara sandal mereka, maka dua malaikat datang kepadanya kemudian duduk padanya. Kedua malaikat tersebut berkata, 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?' Adapun orang Mukmin, ia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan Rasul-Nya,' kemudian dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah ke kursimu di neraka, Allah telah memberi ganti untukmu dengan kursi dari surga.' Orang Mukmin tersebut bisa melihat kedua kursi tersebut. Adapun munafik atau orang kafir, maka kedua malaikat bertanya kepada keduanya, 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?' Adapun orang Munafik atau orang kafir tersebut berkata, ‘Aku tidak tahu. Dulu aku hanya berkata seperti yang dikatakan manusia.' Dikatakan kepada orang kafir atau orang munafik tersebut, 'Engkau tidak tahu dan tidak mengikutinya?' Kemudian orang kafir atau orang munafik tersebut dipukul dengan martil besi dengan pukulan yang membuatnya berteriak dengan teriakan yang bisa didengar makhluk-makhluk yang berdekatan dengannya kecuali manusia dan jin." (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad).
* "Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan padanya pagi-sore. Jika ia termasuk penghuni surga maka ia termasuk penghuni surga, jika ia termasuk penghuni neraka maka ia akan menjadi penghuni neraka. Dikatakan kepadanya, ‘Ini kursimu hingga Allah membangkitkanmu pada hari kiamat'." (Al-Bukhari).
* Sabda Rasulullah saw. ketika berjalan melewati dua kuburan, "Sesungguhnya dua orang di dua kuburan tersebut sedang disiksa karena dosa besar. Ya, salah seorang dari keduanya berjalan dengan membawa adu domba, sedang orang satunya tidak mengenakan tutup ketika buang air kecil." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
3. Keimanan miliaran orang dari para ulama, orang-orang shalih, dan kaum mukminin umat Rasulullah saw., serta umat-umat sebelumnya kepada siksa alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja yang bisa dilihat daripadanya.

Dalil-Dalil Akal

1. Keimanan seorang hamba kepada Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari akhir mengharuskannya beriman kepada alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua termasuk perkara-perkara ghaib. Jika seseorang mempercayai sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani sebagian satunya.
2. Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan dua malaikat bukan merupakan sesuatu yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang sehat mengakuinya memberi kesaksian terhadapnya.
3. Orang yang tidur terkadang bermimpi melihat sesuatu yang menyenangkan kemudian ia bahagia dengannya, dan menikmatinya. Namun ia sedih jika ia terbangun. Atau terkadang ia bermimpi melihat sesuatu yang dibencinya, kemudian ia murung karenanya, dan ia senang sekali kalau ada orang yang membangukannya. Kenikmatan dan siksa di alam mimpi tersebut betul-betul terjadi pada ruhani. Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita, serta tidak ada seorang pun yang memungkirinya. Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya yang pada dasarnya sama persis dengan mimpi tersebut?

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 56-60.

Al Wasilah (Perantaraan)



Orang Muslim beriman bahwa Allah Ta'ala menyukai amal perbuatan yang paling shalih, dan paling baik. Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang shalilh dan menyuruh mereka mendekat kepada-Nya, mencari kecintaan kepada-Nya, dan mencari perantaraan kepada-Nya.
Oleh karena itu, orang Muslim bertaqarrub (mendekat) kepada Allah Ta'ala dengan amal perbuatan yang shalih, dan perkataan-perkatan yang baik. Ia meminta kepada Allah Ta'ala dan mendekat kepada-Nya dengan Asmaul Husna-Nya, sifat-sifat-Nya yang maha tinggi, beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, mencintai-Nya dan mencintai Rasul-Nya, mencintai orang-orang shalih, dan mencintai seluruh kaum mukminin. Ia mendekat kepada Allah Ta'ala dengan ibadah-ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah sunnah. Ia juga mendekat kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal haram, dan menjauhi larangan-larangan.

Ia tidak meminta kepada Allah Ta'ala dengan kedudukan salah seorang dari manusia, atau dengan amal perbuatan salah seorang dari hamba-hamba-Nya. Karena kedudukan seseorang itu bukan karena usahanya, dan amal perbuatan seseorang itu bukan berasal dari amal perbuatannya, sehingga ia harus meminta kepada Allah Ta'ala dengannya, atau mempersembahkan perantaraan di depan-Nya dengannya.

Allah Ta'ala tidak menyuruh hamba-hamba-Nya bertaqarrub (mendekat) kepada-Nya dengan selain amal perbuatan mereka, dan selain kebersihan ruhani mereka, namun dengan iman, dan amal shalih, karena dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.

Dalil-Dalil Wahyu

1. Penjelasan Allah Ta'ala tentang hal tersebut dalam firman-firman-Nya seperti dalam firman-firman-Nya berikut ini.
* "Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya." (Fathir: 10)
* "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih." (Al-Mukminun: 51)
* "Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami, karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang shalih." (Al-Anbiya': 75)
* "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya." (Al-Maidah: 35)
* "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)." (Al-Isra': 57)
* "Katakanlah, ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali Imran: 31)
* "Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah) ." (Ali Imran: 53)
* "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu), ‘Berimanlah kalian kepada Tuhan kalian', maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 193)
* "Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'raaf: 180)
* "Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)." (Al-Alaq: 5)
2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang hal tersebut dalam sabda-sabdanya, seperti sabda-sabdanya berikut ini.
* "Sesungguhnya Allah itu baik yang tidak menerima kecuali yang baik-baik." (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi dan Ahmad).
* "Kenalilah Allah pada saat sejahtera, Allah pasti mengenalmu pada saat kesulitan." (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia men-shahih-kannya).
* "Hamba-Ku tidak mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga aku mencintainya." (Mutafaq Alaih).
* Sabda Rasulullah saw. dalam hadits qudsi, "Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat padanya satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat padanya sedepa. Jika datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan lari-lari kecil." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
* Dalam hadits lain, Rasulullah saw. bercerita tentang orang-orang yang tertahan di dalam gua karena batu menutup pintunya. Lalu, salah seorang dari mereka mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan baktinya kepada kedua orang tuanya, orang kedua dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah Ta'ala padanya, dan orang ketiga dengan mengembalikan hak kepada pemiliknya padahal ia amat menginginkannya. Ini terjadi setelah salah seorang dari mereka berkata kepada mereka, "Ingat-ingatlah amal perbuatan shalih yang kalian kerjakan karena Allah, kemudian berdoalah kalian kepada Allah dengan amal-amal tersebut. Mudah-mudahan menghilangkan musibah ini dari kalian." Kemudian mereka berdoa, dan mendekat (tawassul) kepada Allah dengan amal perbuatannya masing-masing, hingga kemudian Allah membuka gua untuk mereka, dan mereka bisa keluar daripadanya dengan selamat. (Muttafaq Alaih).
* "Saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika ia sujud." (Diriwayatkan Muslim dan lain-lainnya).
* "Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan semua nama-Mu yang Engkau namakan Diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau rahasiakan di dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaklah Engkau menjadikan Al-Qur'an yang agung sebagai taman hatiku, sebagai cahaya dadaku, sebagai penghilang kesedihanku, dan sebagai pelipur kecemasanku, dan kekalutanku." (Diriwayatkan Ahmad dengan sanad yang baik).
* "Sungguh orang ini telah berdoa kepada Allah dengan nama Allah yang terbesar di mana Allah tidak diminta dengannya melainkan Dia mengabulkan." (Diriwayatkan Ahmad).
3. Kisah-kisah tawassul para nabi disebutkan dalam Al-Qur'an Al-Karim, dan bahwa mereka bertawassul dengan nama-nama Allah Ta'ala, sifat-sifat-Nya, iman kepada-Nya, amal shalih, dan tidak dengan selain itu semua.
* Nabi Yusuf Alaihis-Salam berkata dengan tawassulnya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shalih." (Yusuf: 101).
* Dzun Nun (Nabi Yunus) Alaihis-Salam berkata dengan tawassulnya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku, maka Allah mengampuninya." (Al-Qashash: 16).
* Nabi Musa Alaihis-Salam berkata dengan tawassulnya, "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhan kalian dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab." (Ghafir: 27).
* Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berkata dalam tawassul keduanya, "Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 127).
* Adam dan Hawa berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (Al-A'raaf: 23)

Dalil-Dalil Akal

1. Kemahakayaan Allah Ta'ala, dan kemiskinan hamba menghendaki hamba yang miskin mendekat kepada Allah Yang Mahakaya, agar hamba yang miskin dan lemah tersebut bisa selamat dari apa yang ia takutkan, dan beruntung dengan apa yang dicintai Allah, dan disenangi-Nya.
2. Ketidaktahuan seorang hamba terhadap apa saja yang dicintai AllahTa'ala, dan perkataan dan perbuatan yang dibenci-Nya menghendaki bahwa pendekatan itu hanya terbatas pada apa saja yang telah disyariatkan Allah Ta'ala, dan dijelaskan Rasul-Nya baik berupa perkataan, dan perbuatan yang baik yang harus dikerjakan, atau perkataan, dan amal perbuatan kotor yang harus ditinggalkan.
3. Kedudukan yang dimiliki seseorang yang bukan karena usahanya, dan amal perbuatannya yang bukan hasil kerja kedua tangannya itu menghendakinya mendekat kepada Allah Ta'ala dengan amal perbuatannya. Karena, kedudukan seseorang itu - kendati setinggi apa pun - itu tidak bisa menjadi sarana pendekat bagi orang lain kepada Allah Ta'ala. Kecuali jika orang tersebut beramal dengan anggota badannya, atau hartanya untuk mendapatkan kedudukan pemilik kedudukan tersebut. Maka, ketika itulah ia meminta kedudukan tersebut kepada Allah dengan amal perbuatannya, karena amal perbuatan tersebut menjadi usahanya, dan hasil kerja kedua tangannya. Ini dengan syarat, dari awal ia memaksudkan amal perbuatan itu ikhlas karena Allah Ta'ala, dan mencari keridhaan-Nya.

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 71-75.

Wali-Wali Allah Beserta Karamah-Karamah Mereka



Orang Muslim beriman bahwa Allah Ta'ala mempunyai wali-wali dari hamba-hamba-Nya yang Dia pilih untuk beribadah kepada-Nya, menjadikan mereka taat kepada-Nya, memuliakan mereka dengan memberikan cinta-Nya kepada mereka, dan memberikan karamah-karamah-Nya kepada mereka.
Allah Ta'ala adalah wali mereka yang mencintai dan mendekatkan mereka. Sedang, mereka adalah wali-wali Allah Ta'ala yang mencintai-Nya, mengagungkan-Nya, memerintah dengan perintah-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, melarang dengan larangan-Nya, mencintai dengan cinta-Nya, dan marah dengan kemarahan-Nya.

Jika mereka meminta sesuatu kepada Allah Ta'ala, maka Dia memberikan permintaan mereka. Jika mereka meminta pertolongan kepda Allah Ta'ala, maka Dia menolong mereka. Jika mereka meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala, maka Dia melindungi mereka. Mereka adalah orang-orang beriman, orang-orang bertakwa, orang-orang yang memiliki karamah, dan orang-orang yang memiliki khabar gembira di dunia dan akhirat.

Setiap orang mukmin dan bertakwa adalah wali Allah Ta'ala. Hanya saja, tingkatan mereka berbeda tergantung kepada ketakwaaan mereka dan keimanan mereka. Siapa saja yang beriman dan ketakwaannya sempurna, maka kedudukannya di sisi Allah Ta'ala tinggi dan karamah-Nya lengkap. Pemimpin para wali adalah para rasul dan para nabi. Dan sesudah mereka adalah kaum Mukminin.

Karamah-karamah yang terjadi kepada wali-wali Allah Ta'ala dari kaum Mukminin, seperti makanan sedikit menjadi banyak, atau menyembuhkan sakit, atau menyelam di laut, atau tidak terbakar oleh api, adalah sejenis mukjizat. Bedanya, mukjizat terjadi setelah adanya tantangan. Contoh tantangan ialah seperti tantangan Rasulullah saw. kepada orang-orang Quraisy, "Bagaimana menurut kalian, jika aku mendatangkan ini dan itu, apakah kalian membenarkanku? Jika tidak, Allah akan menyiksa kalian karena kalian tidak beriman, padahal mukjizat telah diperlihatkan kepada kalian." Sedang, karamah tidak. Karamah terbesar ialah konsisten melaksanakan perintah-perintah yang disyariatkan, dan menjauhi hal-hal haram serta larangan-larangan.

Dalil-Dalil Wahyu

1. Penjelasan Allah Ta'ala tentang wali-wali-Nya, dan karamah-karamah mereka dalam firman-firman-Nya, seperti firman-firman-Nya berikut.
* "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Yunus: 62-64)
* "Allah pelindung (wali) orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (Al-Baqarah: 257)
* "Dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa." (Al-Anfal: 34)
* "Sesungguhnya pelindungku (waliku) ialah Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang shalih." (Al-A'raf: 196)
* "Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkinan dan kekejian sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Yusuf: 24)
* "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka." (Al-Isra': 65)
* "Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, ‘Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab, ‘Makanan itu dari sisi Allah'." (Ali Imran: 37)
* "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelah oleh ikan paus besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (As-Shaffaat: 139-144)
* "Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu." (Maryam: 24-26)
* "Kami berfirman, ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.' Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al-Anbiya: 69-70)
* "Atau kamu kira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu." (Al-Kahfi: 9-12)
2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang wali-wali Allah Ta'ala, dan karomah-karomahnya mereka dalam hadits-haditsnya, seperti dalam hadits-hadits berikut ini.
* Sabda Rasulullah saw. yang beliau riwayatkan dari Allah Azza wa Jalla yang berfirman, "Siapa memusuhi wali-Ku, Aku mengumumkan perang terhadapnya. Hamba-Ku tidak mendekat kepada-Ku dengan sesuatau yang paling aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika aku telah menintainya, Aku menjadi telinganya di mana ia mendengar dengannya, Aku menjadi matanya di mana ia melihat dengannya, Aku menjadi tangannya di mana ia bertindak dengannya, dan Aku menjadi kakinya di mana ia berjalan dengannya. Jika ia meminta sesuatu kepada-Ku, Aku pasti memberi permintaannya. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
* Sabda Rasulullah saw. dalam haditsnya yang beliau riwayatkan dari Allah Ta'ala yang berfirman, "Aku pasti balas dendam bagi wali-wali-Ku seperti balas dendamnya singa yang marah."
* "Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang jika mereka bersumpah dengan Allah, maka Allah pasti mengabulkan sumpahnya." (Muttafaq Alaih).
* "Sungguh pada umat-umat sebelum kalian terdapat orang-orang muhaddatsun (orang yang diberi ilham kebenaran di mulut mereka). Jika di umatku terdapat salah seorang dari mereka, maka dialah Umar bin Khaththab." (Muttafaq Alaih).
* "Seorang wanita menyusui anaknya, kemudian ia melihat seorang laki-laki mengendarai kuda molek, ia pun berkata, ‘Ya Allah, jadikan anakku seperti itu.' Kemudian anak yang disusuinya menoleh ke arah orang tersebut, dan berkata, ‘Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia'." (Muttafaq Alaih). Ucapan anak yang masih menyusui tersebut adalah karamah bagi ayahnya, dan bagi dia sendiri.
* Sabda Rasulullah saw. tentang kisah ahli ibadah Juraij, dan ibunya, ketika ibunya berkata, "Ya Allah, jangan matikan dia (Juraij) hingga Engkau memperlihatkan padanya wajah wanita-wanita pelacur." Allah Ta'ala mengabulkan doa ibu Juraij sebagai karamah dari-Nya kepadanya. Ahli ibadah, Juraij berkata -ketika ia dituduh bahwa bayi haram adalah anaknya- kepada bayi tersebut, "Siapa ayahmu, nak?" Bayi tersebut menjawab, "Ayahku adalah pengembala kambing." (Diriwayatkan Al-Bukhari). Ucapan bayi tersebut adalah karamah bagi Juraij.
* Sabda Rasulullah saw. tentang tiga sekawan yang tertahan di dalam gua karena batu menutup pintunya, kemudian mereka berdoa kepada Allah Ta'ala dan mendekat kepada-Nya dengan amal perbuatan mereka. Allah Ta'ala pun mengabulkan doa mereka, dan membukakan pintu gua bagi mereka, hingga mereka dapat keluar daripadanya dengan selamat. Itu adalah karomah mereka. (Muttafaq Alaih).
* Sabda Rasulullah saw. tentang pendeta dengan muridnya. Beliau berkisah bahwa murid pendeta tersebut melempar batu ke hewan yang menghalangi perjalanan manusia, kemudian hewan tersebut mati, dan manusia pun bisa berjalan kembali dengan normal. Itu adalah karamah bagi murid tersebut. Raja ketika itu berupaya membunuh sang murid dengan berbagai cara, namun semuanya gagal. Bahkan, mereka melemparkanya dari gunung tinggi, namun sang murid tidak mati. Raja melempar sang murid ke laut, namun ia keluar daripadanya dengan berjalan dan tidak mati. Itun semua adalah karamah bagi sang murid yang beriman dan shalih. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
3. Penglihatan langsung ribuan ulama terhadap para wali dan karamah-karamah mereka yang tidak bisa dihitung (sebagian besar karomah-karomah ini disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, Sunan-Sunan yang shahih, dan atsar-atsar yang diterima dengan mutawatir).
* Diriwayatkan bahwa para malaikat mengucapkan salam kepada Imran bin Hushain r.a.
* Salman dan Abu Darda' Radhiyallahu Anhuma makan di salah satu piring, kemudian piring tersebut, atau makanan yang ada di dalamnya bertasbih.
* Khabbab r.a. ditawan di Makkah, kemudian ia diberi anggur oleh seseorang yang kemudian ia makan, padahal di Makkah tidak ada anggur.
* Al-Barra' bin Azib, jika ia bersumpah dengan sesuatu kepada Allah Ta'ala, maka Dia mengabulkannya. Di Perang Al-Qadisiyyah, ia bersumpah kepada Allah Ta'ala, agar Dia membuat kaum Muslimin bisa memenggal kepala orang-orang musyrikin. Dan ia orang yang pertama kali syahid di dalamnya. Permintaan Al-Barra' bin Azib tersebut betul-betul terkabul.
* Ketika Umar bin Khaththab r.a. berkhutbah di atas mimbar Rasulullah saw., tiba-tiba ia berkata "Hai Sariyah, ke gunung! Hai Sariyah, ke gunung!" Umar bin Khaththab memberi pengarahan kepada komandan pasukan yang bernama Sariyah, dan Sariyah pun mendengar suara Umar bin Khaththab. Kemudian pasukan bergerak ke gunung. Itu adalah kemenangan mereka, dan kekalahan musuh-musuh mereka, kaum musyrikin. Ketika Sariyah pulang ke Madinah, ia bercerita kepada Umar bin Khaththab dan para sahabat, bahwa ia mendengar suara Umar bin Khaththab yang diucapkan di atas mimbar Rasulullah saw.
* Jika Al-Ala' bin Al-Hadhrami r.a. berkata dalam doanya, "Wahai Dzat Yang Maha Mengetahui, Wahai Dzat Yang Maha Bijaksana, Wahai Dzat Yang Maha Tinggi dan Wahai Dzat Yang Maha Agung," maka doanya dikabulkan Allah Ta'ala. Bahkan, ketika ia dan pasukannya mengarungi lautan, maka pelana kuda-kuda mereka tidak basah.
* Hasan Basri mendoakan keburukan kepada orang yang menyakitinya, kemudian orang tersebut meninggal dunia saat itu juga.
* Salah seorang dari An-Nakh'i sedang mengendarai keledainya, tiba-tiba keledainya mati dalam perjalanannya. Kemudian ia berwudhu, shalat dua rakaat, dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Tiba-tiba Allah menghidupkan kembali keledainya, kemudian ia letakkan barangnya di atas keledainya lagi. Dan karamah-karamah lainnya yang tidak bisa dihitung, dan disaksikan ribuan manusia, bahkan jutaan manusia.

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 75-81.

Wali-Wali Syetan Beserta Kesesatan-Kesesatan Mereka




Orang Muslim beriman, bahwa syetan mempuyai wali-wali dari kalangan manusia. Syetan berkuasa atas mereka, kemudain membuat mereka lupa dzikir kepada Allah Ta'ala, membujuk mereka kepada keburukan, dan menyodorkan kebatilan kepada mereka, menulikan mereka dari mendengar kebenaran, dan membutakan mereka dari melihat bukti-bukti kebenaran.

Mereka tunduk kepada syetan, dan taat kepada perintah-perintanya. Syetan merayu mereka dengan keburukan, dan menjerumuskan mereka ke dalam kerusakan dengan tazyin (menghias sesuatu sehingga terlihat sebaliknya), hingga ia kenalkan kemungkinan kepada mereka, dan mereka pun mengenalnya. Syetan membuat menghias kebaikan sebagai kemungkaran kepada mereka, dan mereka memungkiri kebaikan tersebut. Mereka adalah musuh-musuh wali-wali Allah Ta'ala dan perang selalu meledak di antara kedua kelompok.

Wali-wali Allah Ta'ala setia kepada Allah Ta'ala, sedang mereka memusuhinya. Wali-wali mencintai Allah Ta'ala, dan membuat-Nya ridha, sedang mereka membuat-Nya marah, dan murka kepada mereka. Maka, kutukan Allah Ta'ala atas mereka, kendati banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa terjadi pada mereka. Seperti, mereka bisa terbang ke langit atau berjalan di atas air. Sebab, itu tidak lain adalah istidraj dari Allah Ta'ala bagi orang yang memusuhi-Nya, atau menjadi penolong syetan dalam menghadapi orang-orang yang setia kepada-Nya. Orang muslim meyakini itu semua karena dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.

Dalil-Dalil Wahyu

1. Penjelasan Allah Ta'ala tentang wali-wali syetan dalam firman-firman-Nya, seperti firman-firman-Nya berikut ini.
* "Dan orang-orang yang kafir, wali-wali mereka ialah syetan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka ini penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah: 257)
* "Sesungguhnya syetan membisikkan kepada wali-walinya, agar mereka membantah kamu dan jika kalian menuruti mereka, sesungguhnya kalian tentulah menjadi orang-orang yang musyrik." (Al-An'am: 121)
* "Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpun mereka semuanya (dan Allah berfirman), ‘Hai golongan jin, sesungguhnya kalian telah banyak (menyesatkan) manusia', lalu berkatalah wali-wali mereka dari golongan manusia, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami'. Allah berfirman, ‘Neraka itulah tempat diam kalian, sedang kalian kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)'." (Al-An'am: 128)
* "Barang siapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan). Maka, syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk." (Az-Zukhruf: 36-37)
* "Sesungguhnya Kami telah menjadikan syetan-syetan sebagai wali-wali bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al-A'raf: 27)
* "Sesungguhnya mereka menjadikan syetan-syetan sebagai wali-wali selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk." (Al-A'raaf: 30)
* "Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka." (Fushshilat: 25)
* "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kalian kepada Adam', maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai wali-wali selain Aku, padahal mereka musuh kalian?" (Al-Kahfi: 50)
2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang wali-wali syetan dalam sabda-sabdanya, misalnya dalam sabda-sabdanya berikut ini.
* Sabda Rasulullah saw. ketika beliau melihat salah satu bintang dilempar, kemudian bersinar, "Apa yang kalian katakan tentang hal ini pada masa jahiliyah?" Para sahabat menjawab, "Dulu kami berkata bahwa (bintang dijatuhkan) itu karena orang penting telah meninggal dunia, atau orang penting telah lahir", Rasulullah saw. bersabda, "Bintang dilempar (dijatuhkan) tidak karena kematian seseorang atau karena kehidupanya. Namun, jika Tuhan kita Tabaraka wa Ta'ala telah memutuskan sesuatu, maka para malaikat pemikul Arasy bertasbih, kemudian seluruh penghuni sesudah mereka bertasbih, kemudian diteruskan malaikat-malaikat sesudah mereka hingga tasbih memenuhi seluruh penghuni langit. Penghuni langit bertanya kepada malaikat-malaikat pemikul Arasy, 'Apa yang difirmankan Tuhan kita?' Malaikat-malaikat pemikul Arasy menjelaskan kepada penghuni langit apa yang difirmankan Allah, kemudian penghuni setiap langit meminta penjelasan (tentang apa yang Allah menyebar ke seluruh penghuni langit dunia, kemudian syetan-syetan mencuri wahyu tersebut, kemudian mereka dilempar (dengan bintang tersebut), kemudian mereka memberikannya kepada wali-wali mereka. Apa yang mereka dalam bentuk aslinya adalah benar, namun mereka memberi tambahan ke dalamnya." (Diriwayatkan Muslim, Ahmad dan lain-lain).
* Sabda Rasulullah saw. ketika beliau ditanya tentang dukun, "Mereka tidak ada apa-apanya". Para sahabat berkata, "Ya, namun mereka kadang-kadang mengatakan sesuatu pada kami, kemudian sesuatu tersebut menjadi benar." Rasulullah saw. bersabda, "Perkataan tersebut adalah kebenaran yang dicuri jin. Ia mendengarkannya ke telinga wali-walinya, kemudian wali-walinya menambahkan status kebohongan di perkataan tersebut." (Diriwayatkan Al-Bukhari)
* "Tidak ada salah seorang dari kalian, melainkan ia didampingi teman dari jin." (Diriwayatkan Muslim).
* "Sesungguhnya syetan mengalir di peredaran darah anak keturunan Adam. Oleh karena itu, himpitlah dia di peredarannya dengan puasa." (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
3. Apa yang disaksikan puluhan ribuan manusia, berupa kondisi-kondisi kesyetanan yang aneh di semua zaman, dan semua tempat yang terjadi pada wali-wali syetan. Di antara wali-wali syetan, ada orang yang didatangi syetan dengan beraneka ragam makanan dan minuman. Ada di antara mereka yang diajak bicara syetan dengan ghaib dan syetan memperlihatkan padanya batin, segala sesuatu, dan rahasia-rahasianya. Ada di antara mereka yang didatangi syetan yang menjelma dalam bentuk salah seorang shalih. Ketika orang tersebut meminta pertolongan kepadanya, syetan ingin menipunya, menyesatkannya, dan membawanya kepada syirik kepada Allah, dan maksiat kepada-Nya. Di antara mereka ada yang dibawa syetan ke tempat yang jauh, atau syetan menghadirkan padanya orang-orang atau barang-barang dari tempat yang jauh. Dan kejadian-kejadian lain yang didukung syetan, jin-jin pembangkang dan brengsek.

Kejadian-kejadian kesyetanan di atas terjadi karena keburukan ruh manusia akibat melakukan berbagai keburukan, kerusakan, kekafiran, kemaksiatan yang jauh dari orang yang mempunyai kebenaran dan kebaikan, jauh dari iman, dan jauh dari keshalihan hingga kebutuhan ruh tersebut menyatu dengan ruh syetan-syetan yang dicetak di atas keburukan. Dan sebagian dari mereka mengabdi kepada sebagian yang lain sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Oleh karena itu, dikatakan kepada mereka pada hari kiamat, "Hai golongan jin (syetan), sesungguhnya kalian telah banyak (menyesatkan) manusia". Wali-wali jin (syetan) dari manusia berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain)." (Al-An-am: 128).

Adapun perbedaan antara karamah Rabbaniyah wali-wali Allah dengan kejadian-kejadian kesyetanan itu bisa dilihat pada perilaku seseorang dan kondisi dirinya. Jika orang tersebut termasuk orang beriman, orang bertakwa yang berpegang teguh kepada Syari'at Allah secara lahir dan batin, maka kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi padanya adalah karamah dari Allah Ta'ala untuknya. Jika orang tersebut termasuk orang brengsek, buruk, jauh dari ketakwaan, dan tenggelam dalam berbagai kemaksiatan, kekafiran, dan kerusakan, maka kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi padanya adalah sejenis istidraj, atau pengabdian syetan untuknya, atau bantuan syetan padanya.

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 81-85.

Mengapa Yahudi, Nasrani, dan Islam Berebut Baitul Maqdis di Palestina

Kajian ini disampaikan oleh Wakil Direktur Pesantren Tinggi Al-Islam Ust. Anung Al-Hamat, Lc pada kajian malam Ahad di Islamic Center Al-Islam, 3 Januari 09. Kajian ini membahas seputar polemik tiga agama yang berebut Baitul Maqdis di Palestina, dan dikaitkan dengan salah satu fatwa yang dikeluarkan oleh Syaikh Al-Bani tentang perjuangan Palestina. Fatwa tersebut mendapat sorotan dari banyak ulama. Benarkah umat Islam di Palestina lebih baik berhijrah ke tempat lain atau sebaliknya, yaitu melawan penjajahan orang-orang kafir, dengan pilihan menang atau mati syahid? Kajian ini disampaikan berkaitan dengan terutama terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh Yahudi Israel terhadap Palestina.

Perihal NAZAR


1. PENGERTIAN NADZAR

Nudzur adalah bentuk jama’ dari nadzar, berasal dari akar kata indzar yang berma’na takhwif (memberi ancaman).

Sedang menurut istilah fiqh sebagaimana yang ditegaskan oleh ar-Raghib, bahwa nadzar ialah mewajibkan sesuatu yang tidak wajib karena terjadi suatu perkara.

2. PENSYARI’ATAN NADZAR

Allah swt berfirman:

“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS al-Baqarah: 270).

“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS al-Hajj: 29).

Allah ta’ala telah memuji orang-orang yang menyempurnakan nadzarnya, Allah swt berfirman:

“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merana di mana-mana.” (QS al-Insaan: 7).

Dari Aisyah ra dari Nabi saw bersabda, ”Barangsiapa bernadzar hendak ta’at kepada Allah, maka ta’atlah kepada-Nya, dan barangsiapa bernadzar hendak durhaka kepada-Nya, maka janganlah ia durhaka kepada-Nya.” (Shahih: Shahihul Jami’ no: 6565, Fathul Bari XI: 581 no: 6696, ’Aunul Ma’bud IX: 113 no: 3265, Tirmidzi III: 41 no: 1564, Nasa’i VII: 17 dan Ibnu Majah I: 687 no: 2126).

3. DILARANG MENGUCAPKAN NADZAR MU’ALLAQ (BERSYARAT)

Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: Nabi saw melarang bernadzar, dan Beliau bersabda, ”Sesungguhnya nadzar tidak bisa menolak sesuatu apapun, namun dengannya dapat dikeluarkan (harta) orang yang bakhil.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari XI: 576 no: 6693, Muslim III: 260 no: 1639, ‘Aunul Ma’bud IX: 113 no: 3263 dan Nasa’i VII: 16).

Dari Sa’id bin Harits bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar ra berkata: Bukankah mereka telah dilarang dari bernadzar? Sesungguhnya Nabi saw bersabda, ”Sejatinya nadzar itu tidak bisa memajukan sesuatu dan tidak (pula) memundurkan (sesuatu); namun sesungguhnya (pemberian) dari orang yang bakhil hanya bisa dikeluarkan melalui nadzar.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari XI: 575 no: 6692, Muslim III: 1261 no: 3 dan 1639 tanpa pernyataan Ibnu Umar itu).

4. KAPAN NADZAR DIANGGAP SAH DAN KAPAN PULA DINILAI TIDAK SAH

Suatu nadzar akan menjadi sah dan berlaku manakala ditujukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan wajib dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini berpijak pada hadits riwayat Aisyah radhiyallahu ’anha bahwa Nabi saw bersabda:

”Barangsiapa bernadzar hendak ta’at kepada Allah, maka ta’atlah kepada-Nya!” (Takhrij haditsnya sudah termuat pada halaman sebelumnya).

Adapun nadzar untuk suatu kemaksiatan tidak sah, namun pelakunya wajib membayar kafarah sumpah:

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Sama sekali tidak ada nadzar dalam kedurhakaan, dan kafarahnya adalah kafarah sumpah.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 2590, ’Aunul Ma’bud IX: 115 no: 3267, Tirmidzi III: 40 no: 1562, Nasa’i VII: 26 dan Ibnu Majah I: 686 no: 2125).

Adapun nadzar yang mubah, misalnya seseorang bernadzar hendak menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, atau hendak berdiri di terik matahari, maka nadzar seperti itu tidak berlaku dan tidak punya akibat hukum yang wajib dipenuhi.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw pernah melihat seorang kakek tua renta berjalan berpapah pada kedua puteranya, lalu Beliau bertanya, “Apa-apaan ini?” Jawab kedua puteranya, “Ya Rasulullah, dia bernadzar (naik haji dengan jalan kaki). Kemudian Beliau saw bersabda, “Wahai kakek, naiklah kendaraan; karena sesungguhnya Allah tidak butuh kepadamu dan tidak pula kepada nadzarmu ini.” (Shahih: Mukhtashar Muslim no: 1005 dan Muslim III: 1264 no: 1643).

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw pernah melewati seorang laki-laki di Mekkah sedang berdiri di terik matahari, lalu Beliau bertanya, “Sedang apa orang ini?” Jawab mereka, “Dia bernadzar puasa dan tidak berteduh pada bayangan hingga malam, tidak berbicara dan terus-menerus berdiri.” Maka sabda Beliau, “Hendaklah ia berbicara, berteduh dan duduk dan sempurnakanlah puasanya.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 2591, Fathul Bari IV: 276 dan ‘Aunul Ma’bud no: 3300).

5. ORANG YANG BERNADZAR KEMUDIAN TIDAK MAMPU MELAKSANAKANNYA

Barangsiapa bernadzar hendak ta’at, kemudian tidak mampu menyempurnakannya, maka ia harus membayar kafarah sumpah.

Dari Uqbah bin Amir ra dan dari Rasulullah saw, Beliau bersabda, ”Kaffarah nadzar adalah kafarah sumpah.” (Shahih: Shahihul Jami’ no: 4488, Muslim III: 1265 no: 1645 dan Nasa’i VII: 26).

6. ORANG YANG BERNADZAR KEMUDIAN MENINGGAL DUNIA

Siapa saja yang bernadzar, lalu wafat sebelum menyempurnakan nadzarnya, maka harus dilaksanakan oleh walinya.

Dari Ibnu Abbas ra bahwa ia berkata: Sa’ad bin Ubadah pernah meminta fatwa kepada Rasulullah saw perihal ibunya yang mempunyai tanggungan nadzar (lalu) wafat sebelum menyempurnakannya. Maka jawab Rasulullah saw, ”Maka hendaklah engkau menyempurnakannya.” (Muttafaqun ’alaih: Muslim III: 1260 no: 1638 dan lafadz ini baginya, Fathul Bari XI: 583 no: 6698, ’Aunul Ma’bud IX: 134 no: 3283, Tirmidzi III: 51 no: 1586, Nasa’i VII: 21 dan Ibnu Majah I: 689 no: 2132).

Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 752 - 756.

Perihal Sumpah dan Nazar


A. PENGERTIAN AIMAN

Kata aiman --huruf hamzah diharakati fathah-- adalah bentuk jama’ dari yamin (sumpah). Menurut bahasa, kata yamin asal artinya yad ‘tangan’. Kemudian digunakan untuk arti sumpah, karena kebiasaan orang Arab manakala bersumpah masing-masing dari mereka memegang tangan kanan rekannya.

Sedangkan menurut pengertian secara syar’i, kata yamin adalah menguatkan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau sifat-Nya.

B. DENGAN APAKAH SUMPAH ITU MENJADI SAH?

Sumpah tidak teranggap, tidak sah, kecuali dengan menyebut lafadz Allah, atau salah satu nama-Nya, ataupun salah satu sifat-Nya.

Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah saw pernah menjumpai Umar bin Khattab yang sedang bepergian di tengah kafilah bersumpah dengan (menyebut nama) bapaknya, lantas Beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan (menyebut nama) bapak kalian; barangsiapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan (menyebut nama) Allah, atau diamlah!” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari XI: 530 no: 6646, Muslim III: 1267 no: 3 dan 1646, ’Aunul Ma’bud IX: 77 no: 3233 dan Tirmidzi III: 45 no: 1573).

Dari Anas bin Malik ra bahwa Nabi saw bersabda, “Neraka Jahannam selalu bertanya, ’Apakah masih ada tambahan?’ hingga Rabb Yang Memiliki Keperkasaan meletakkan kaki-Nya padanya. Lalu Jahannam berkata, ‘Cukup-cukup, demi Keperkasaan-Mu’. Dan, Dia mengumpulkan sebagian api neraka itu pada sebagian yang lain.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari XI: 545 no: 6661, Muslim IV: 2187 no: 2848 dan Tirmidzi V: 65 no: 3326).

C. BERSUMPAH DENGAN MENYEBUT SELAIN NAMA ALLAH ADALAH SYIRIK

Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan (menyebut nama) selain Allah, maka sungguh ia telah kafir atau musyrik.” (Shahih: Shahihul Jami’ no: 6204 dan Tirmidzi III: 45 no: 1574).

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa di antara kalian bersumpah, lalu di dalam sumpahnya ia mengatakan, Demi Latta, maka hendaklah ia menyebut, LAA ILAAHA ILLALLAH. Dan barangsiapa berkata kepada rekannya, ’Mari kita main judi’, maka hendaklah ia bershadaqah.” (Muttafaqun ’alaih: Muslim III: 1267 no: 1647, Nasa’i VII: 7, ’Aunul Ma’bud IX: 74 no: 3231 dengan tambahan ”FAL YATASHADDAQ BI SYAI-IN” (Maka hendaklah ia bershadaqah sesuatu), dan Fathul Bari XI: 536 no: 6650 dengan tambahan BILLAATA WAL ’UZZA (=dengan (menyebut nama) Latta dan ’Uzza).

D. SYUBHAT DAN JAWABANNYA

Sebagian orang ada yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah dengan dalih karena mereka khawatir berdusta dan merujuk pada firman-Nya:

“Dan janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan.” (QS al-Baqarah: 224).

Jawaban atas syubhat ini ialah sebagaimana yang tertuang dalam riwayat berikut.

Dari Mis’ar bin Kidam dari Wabirah bin Abdurrahman bahwa Abdullah berkata, “Sesungguhnya saya bersumpah palsu dengan (menyebut nama) Allah lebih kusukai dari pada saya bersumpah secara jujur (dengan menyebut nama selain-Nya).” (ath-Thabrani dalam al-Kabir IX: 205 no: 8902).

Adapun ayat al-Baqarah itu, maknanya adalah sebagaimana yang diketengahkan Ibnu Katsir rahimahullah dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, ”Janganlah sekali-kali kamu memposisikan sumpahmu sebagai penghalang agar kamu tidak berbuat kebajikan. Akan tetapi bayarlah kafarat untuk menebus sumpahmu, kemudian kerjakanlah kebajikan.”

Ibnu Katsir menulis, ”Masruq, asy-Sya’bi, Ibrahim, an-Nakha’i, Mujahid, Thawus, Sa’id bin Jubair, Athaa’, Ikrimah, Makhul, Az-Zuhri, Hasan al-Bashri, Qatadah, Muqatil bin Hayyan, Rubayyi’ bin Anas, adh-Dhahhak, Atha’ al-Khurasan dan as-Sudi rahimahumullah memiliki penafsiran yang sama dengan Ibnu Abbas.” Selesai (Tafsir Ibnu Katsir I: 266).

E. BERSUMPAH DENGAN MENYEBUT AGAMA SELAIN ISLAM

Dari Tsabit bin Dhahhak ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa bersumpah dengan (menyebut) agama selain Islam dengan dusta dan sengaja, maka ia sebagaimana yang ia katakan.” (Muttafaqun ’alaih: Muslim I: 105 no: 177 dan 110 dan lafadz ini miliknya, Fathul Bari XI: 537 no: 6652, ’Aunul Ma’bud IX: 83 no: 3240, Tirmidzi III: 50 no: 1583, Nasa’i VII: 6 dan Ibnu Majah I: 678 no: 2098.

Dari Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja yang menyatakan, ’Sesungguhnya saya berlepas diri dari Islam,’ Bila ia berdusta maka ia sebagaimana yang nyatakan; jika ia jujur maka dia tidak lagi kembali ke dalam Islam secara utuh.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 2576, ’Aunul Ma’bud IX: 85 no: 3241, Nasa’i VII: 6 dan Ibnu Majah I: 679 no: 2100).

F. ORANG YANG DISURUH BERSUMPAH DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH HARUS RIDHA

Dari Ibnu Umar ra, ia berceritera: Nabi saw pernah mendengar seorang shahabat bersumpah dengan (menyebut nama) bapaknya, lalu Beliau saw bersabda, ”Janganlah kamu bersumpah dengan (menyebut nama) bapak-bapakmu! Barangsiapa bersumpah dengan (menyebut nama) Allah, maka hendaklah ia jujur. Dan barangsiapa diminta bersumpah dengan (menyebut nama) Allah, maka hendaklah ia ridha; barangsiapa yang tidak ridha kepada Allah, maka bukanlah ia termasuk orang yang dekat dengan Allah.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 1708 dan Ibnu Majah I: 679 no: 2101).

Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda, “Isa bin Maryam pernah melihat seorang laki-laki mencuri, lalu ia bertanya, ‘Apakah engkau telah mencuri?’ Jawab sang laki-laki, ‘Tidak. Demi Dzat yang tiada Ilah (yang patut diibadahi) kecuali Dia.’ Kemudian Isa berkata, ‘Saya beriman kepada Allah, dan saya mendustakan penglihatanku.” (Muttafaqun’alaih: Fathul Bari VI: 478 no: 3444, Muslim IV: 1838 no: 2368, Nasa’i VIII: 249 dan Ibnu Majah I: 679 no: 2102).

G. KLASIFIKASI YAMIN

Yamin (sumpah) terbagi menjadi tiga bagian:

1. Al-Yaminul Laghwi (sumpah sia-sia).
2. Al-Yaminul Ghamus (sumpah palsu).
3. Al-Yaminul Mun’aqadah (sumpah yang sah).

1. Al-Yaminul Laghwi dan Status Hukumnya

Al-Yaminul Laghwi ialah ungkapan sumpah yang tidak dimaksudkan sebagai sumpah, sekedar pemanis kalimat. Misalnya, orang Arab biasa mengatakan, “WALLAHI LATA'KULANNA” artinya “Demi Allah kamu benar-benar harus makan”, atau ‘WALLAHI LATASYRABANNA’ artinya “Demi Allah kamu benar-benar mesti minum”, dan semisalnya yang tidak dimaksudkan untuk bersumpah.

Sumpah seperti ini tidak teranggap dan tidak mempunyai akibat hukum, sehingga si pengucap sumpah ini tidak terbebani hukum apa-apa.

Allah swt berfirman:

“Allah tidak akan menghukm kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksudkan (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu.” (QS al-Baqarah: 225).

Allah swt berfirman lagi:

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja.” (QS al-Maidah: 89).

Dari Aisyah ra (tentang firman Allah), “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksudkan (untuk bersumpah)”, ia berkata, ”Ayat ini turun pada perkataan orang Arab: LAA WALLAAHI, WA BALAA WALLAAHI (=tidak, demi Allah, dan tentu, demi Allah).” (Shahih Abu Daud no: 2789 dan Fathul Bari XI: 547 no: 6663).

2. Al-Yaminul Ghamus dan Status Hukumnya

Al-yaminul ghamus ialah sumpah palsu yang dimaksudkan hendak merampas hak-hak orang lain, atau ditujukan untuk berbuat fasik dan khianat. Disebut demikian karena sumpah ini mencelupkan pelakunya ke dalam perbuatan dosa kemudian ke dalam neraka.

Sumpah palsu ini termasuk dosa besar yang paling besar dan tidak bisa ditebus dengan membayar kafarah, karena Allah swt menegaskan:

“Tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja.” (QS al-Maa-idah: 89).

Yamin (sumpah) ini tidak sah, karena yamin yang sah bisa ditebus dengan kafarah. Yamin, sumpah ini tidak mendatangkan kebaikan sedikitpun.

Allah swt berfirman:

“Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu adzab yang besar.” (QS an-Nahl: 94).

Imam ath-Thabari ra menulis, ”Ma’na ayat ini ialah janganlah kalian menjadikan sumpah-sumpah yang kamu ucapkan itu, yang kamu berjanji hendak menyempurnakan perjanjian kepada rekan-rekanmu seperjanjian, janganlah kamu jadikan sebagai penipuan dan pengkhianatan supaya orang-orang percaya betul kepada kalian, sedangkan kalian menyembunyikan niat busuk hendak berlaku curang kepada mereka.” (Tafsir ath-Thabari XIV: 166).

Dari Abdullah bin Amr ra dari Nabi saw Beliau bersabda, “Dosa-dosa besar (di antaranya) ialah: menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa (tak berdosa), dan sumpah palsu.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 4601, Fathul Bari XI: 555 no: 6675, Nasa’i VII: 89 dan Tirmidzi IV: 303 no: 5010).

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada lima perkara (yang dosanya) tidak bisa ditebus dengan membayar kafarah, (pertama) menyekutukan Allah swt, (kedua) membunuh jiwa dengan cara yang tidak haq, (ketiga) merampas (harta) orang mukmin, (keempat) melarikan diri pada waktu menyerang musuh (desersi), dan (kelima) sumpah palsu yang dimaksudkan untuk mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar.” (Hasan: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3247 dan al-Fathur Rabbani XIV: 68 no: 220).

3. Al-Yaminul Mun’aqidah (Sumpah yang Sah) dan Status Hukumnya

Al-yaminul mun’aqidah ialah sumpah yang disengaja dan hendak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sebagai penguat untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu.

Jika yang bersangkutan melaksanakan sumpahnya dengan baik, maka ia tidak terkena sanksi apa-apa; namun manakala ia melanggarnya, maka ia harus menebus dengan membayar kafarah. Ini didasarkan pada firman Allah swt:

“Tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu.” (QS al-Baqarah: 225).

“Tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja.” (QS al-Maa-idah: 89).
Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 742 - 745.

H. SUMPAH BERGANTUNG PADA NIAT

Dari Umar bin Khattab ra, ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya segala amal bergantung pada niatnya.” (Muttafaqun ’alaih: Shahih Bukhari I: 9 no: 1, Muslim III: 1515 no: 1907, ‘Aunul Ma’bud VI: 284 no: 2186, Tirmidzi III: 100 no: 1698, Ibnu Majah II: 1413 no: 4227 dan Nasa’i I: 59).

Oleh karena itu, barangsiapa bersumpah untuk melakukan sesuatu, lalu yang diucapkan berlainan dengan yang diniatkan, maka yang teranggap adalah yang diniatkan, bukan yang diucapkan.

Dari Suwaid bin Hanzhalah ra, ia bercerita, ”Kami keluar hendak menemani Rasulullah saw bersama Wail bin Hujr ra, lalu ia ditahan oleh musuhnya. Kemudian para sahabat keberatan untuk mengucapkan sumpah, lalu saya mengucapkan sumpah bahwa ia (Wail) adalah saudaraku, lalu ia dilepaskan. Kemudian, kami datang menemui Rasulullah saw, lalu saya informasikan kepada Beliau bahwa para shahabat merasa keberatan untuk bersumpah, lalu saya bersumpah bahwa ia (Wail) adalah saudaraku.” Maka Rasulullah bersabda, ”Engkau benar, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain.” (Shahih, Shahih Ibnu Majah no: 1722, Ibnu Majah I: 685 no: 2119 dan ’Aunul Ma’bud IX: 82 no: 3239).

Niat seorang yang bersumpah hanyalah akan dianggap jika ia tidak dimintai untuk bersumpah. Adapun jika ia diminta untuk bersumpah maka sumpah itu tergantung pada niat orang yang meminta sumpah.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sumpah itu hanya bergantung pada niat orang yang meminta sumpah.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 1723, Ibnu Majah I: 685 no: 2120, Muslim LXXIII: 1274 no: 21 dan 1653 tanpa kata INNAMAA).

Darinya (Abu Hurairah) ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sumpahmu bergantung pada apa yang dibenarkan oleh rekanmu.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah: no: 1724, Muslim III: 1274 no: 1653, Ibnu Majah I: 686 no: 2121, ‘Aunul Ma’bud IX: 80 no: 3238 dan Tirmidzi II: 404 no: 1365).

I. TIDAK DIANGGAP MELANGGAR SUMPAH ORANG YANG MENYALAHI SUMPAHNYA KARENA LUPA ATAU KELIRU

Barangsiapa yang bersumpah tidak akan mengerjakan sesuatu, lalu ternyata ia melakukannya karena lupa atau karena keliru, maka ia tidak dianggap melanggar sumpahnya. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt.

“Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.” (QS al-Baqarah: 286).

Dalam sebuah hadits disebutkan:

Bahwasannya Allah menjawab, “Ya.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 3588 dan Muslim I: 115 no: 125).

J. PENGECUALIAN DALAM SUMPAH

Barangsiapa bersumpah, lalu mengucapkan “INSYA ALLAH”, berarti ia telah melakukan pengecualian, dan tidak dianggap melanggarnya bila ia menyalahinya:

Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, Beliau bersabda: Nabiyullah Sulaiman bin Dawud berkata, “(Demi Allah), saya benar-benar akan menggilir tujuh puluh isteri pada malam ini, yang kesemuanya akan melahirkan seorang anak yang akan berperang di jalan Allah.” Kemudian rekannya atau seorang malaikat berkata (kepadanya), “Ucapkanlah, INSYA ALLAH (Jika Allah menghendaki).” Namun dia tidak mengucapkannya dan ia lupa, maka tidak seorangpun di antara isteri-isterinya yang melahirkan seorang anak kecuali satu orang yang melahirkan seorang anak yang cacat. Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Andaikata dia mengucapkan INSYA ALLAH, maka ia tidak (dianggap) melanggar sumpahnya, dan ia pasti akan memperoleh hajat (permohonan)nya.” (Muttafaqun’alaih: Muslim III: 1275 no: 23 dan 1654 dan lafadz ini baginya, Fathul Bari XI: 534 no: 6639 dan Nasa’i VII: 25).

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah dan mengucapkan pengecualian (insya Allah), maka jika ia mau boleh merujuk sumpahnya, dan jika ia mau tinggalkan tanpa (dianggap) melanggar sumpahnya.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 1711, Ibnu Majah I: 680 no: 2105, ‘Aunal Ma’bud IX: 88 no: 3245, dan Nasa’i VII: 12).

K. ORANG YANG BERSUMPAH UNTUK MELAKUKAN SESUATU, LALU MELIHAT ADA YANG LEBIH BAIK DARIPADA APA YANG DISUMPAHKAN

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengucapkan suatu sumpah lalu dia melihat selainnya lebih baik daripada ia, maka hendaklah dia mengerjakan yang lebih baik itu, dan hendaklah dia menahan sumpahnya dengan membayar kafarah!” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 2004, Muslim III: 1272 no: 13 dan 1650 dan Tirmidzi III: 43 no: 1569).

L. DILARANG TERUS-MENERUS BERSUMPAH

Allah swt berfirman:

“Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan islah diantara manusia. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah: 224).

Ibnu Abbas ra berkata, “Janganlah sekali-kali kamu menjadikan sumpahmu sebagai penghalang untuk melakukan kebajikan; namun tebuslah sumpahmu dengan membayar kafarah dan kerjakanlah segala kebajikan!” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir I: 266).

Dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw, Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya seorang di antara kamu terus-menerus bersumpah di tengah keluarganya adalah lebih besar dosanya menurut pandangan Allah daripada membayar kafarahnya yang telah diwajibkan Allah.” (Muttafaqun’alaih: Fathul Bari XI: 517 no: 2625 dan Muslim III: 1276 no: 1655).

M. KAFARAH SUMPAH

Barangsiapa yang melanggar sumpahnya, maka kafarahnya salah satu dari tiga alternatif ini:

1. Memberi makan sepuluh orang miskin makanan yang biasanya kita berikan kepada keluarga kita.
2. Atau memberi pakaian kepada mereka.
3. Atau memerdekakan seorang budak.

Kemudian barangsiapa tidak mampu melaksanakan salah satu dari tiga alternatif di atas, maka kafarahnya harus berpuasa tiga hari. Tidak boleh membayar kafarah dengan jalan berpuasa selagi mampu melaksanakan salah satu dari tiga alternatif itu.

Allah swt berfirman:

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarah (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian itu, maka kafarahnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarah sumpah-sumpahmu, bila kamu bersumpah (lalu kamu melanggar).” (QS al-Maa-idah: 89).

N. BERSUMPAH DENGAN KATA HARAM

Barangsiapa mengatakan, ”Makananku haram atas diriku,” atau, ”Haram atas diriku masuk ke dalam rumah si Fulan,” dan semisalnya yang sejatinya termasuk perbuatan yang tidak diharamkan Allah atasnya, maka jika ia melanggar sumpah termaksud ia harus membayar kafarah sumpah:

Allah swt berfirman:

“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekali membebaskan diri dari sumpahmu.” (QS at-Tahriim: 1-2).

Dari Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah saw pernah meneguk madu di (rumah) Zainab binti Jahsy (salah satu isterinya) dan tinggal (beberapa hari) bersamanya, kemudian saya dan Hafshah sepakat, (jika) Rasulullah saw masuk ke rumah siapa saja di antara kami berdua, maka hendaklah dia (juga) bertanya kepada Beliau, ”Apakah engkau sudah makan getah pohon? Karena sesungguhnya aku mencium getah pohon padamu.” Maka jawab Beliau, ”Tidak, namun saya hanya minum madu di rumah Zainab binti Jahsy, maka aku tidak akan minum lagi dan sungguh aku telah bersumpah janganlah engkau menceritakan hal ini kepada siapapun.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 3553 dan Fathul Bari VIII: 656 no: 4912).

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, ”Tentang (sumpah menggunakan kata) haram ada kafarahnya (kalau dilanggar), (lalu ia membaca ayat), ’LAQAD KAANA LAKUM FII RASUULILLAHI USWATUN HASANAH (=Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik).”
Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 737 - 751.

50 Ribu Warga Prancis Masuk Islam Setiap Tahun


50 Ribu Warga Prancis Masuk Islam Setiap Tahun


Monday, 01 June 2009

ImageAlislamu.com – Majalah Prancis John Afrique menulis dalam setiap tahun terdapat 50 ribu warga Prancis yang masuk Islam.

"Buku Arbain Nawawiyah dalam bahasa Prancis merupakan salah satu buku best seller," tulisnya." "Ini terjadi lantaran minat warga Prancis, baik muslim maupun non-muslim, untuk mengetahui hadits Nabi sangat tinggi, utamanya setelah peristiwa 11 September 2001."

"Kini, agama Islam menjadi agama kedua terbanyak penganutnya setelah agama Katolik," tambahnya. (bhalm/ha).

SENYUM-MU BERPAHALA


Subject: "SENYUM-MU BERPAHALA.." By Ambar Sari Setiadi


Assalamu'alaikum
Sahabat Akherat-ku... ♥

Biarpun manusia menyakiti-mu..,
Mencemo'ohkan-mu..,
Menghujat-mu..,
Memaki-maki-mu..,
Merendahkan-mu..,
Berbuat zholim pada-mu..,
Berkata su'uzhon pada-mu,
Berbuat tak baik pada-mu..,
Berlaku tak adil pada-mu...

STOP....

Jangan kau balas dgn Ammarah bisuu-mu.
Jangan kau berkecil hati karenanya..
Balaslah dgn senyum manis-mu..,
Dgn kata manis-mu dan..
Dgn kelembutan sikap-mu..,

Biarlah apapun perlakuannya pada-mu.
Kasihanilah mereka..
Ameenkan saja perkataannya..
Serahkan semua perkara itu pada Allah...

Perlu kau sadari.. kau maklumi..
Karena keterbatasan mereka memandangmu hanya sedikit. .
Karena tdk mempunyai 'ADAB' kepada manusia maupun Allah..
Dan sangat sedikit pengetahuan mereka terhadap-mu...

Berilah senyum manis yg terbaik yg kau punyai..
Karena Senyum-mu adalah amal ibadah-mu..
Senyum manis-mu adalah..
Kekuatan keimanan dan ketaqwaan-mu.
Inalilahi wainalilahi rojiuun...

"Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman an selalu bertakwa". (QS. Yusuf (12) : 57).

"Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
(QS. Yusuf (12) : 83).

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf (12) : 86)

"Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. Yusuf (12) : 108)


Teruskan Syiar dan Jihad kebaikan hanya karena Allah..
Barokah hari ini yaa sahabat..

Love U Full... Sahabat Akherat~ku...

APAPUN HRS BERSYUKUR.

Subject: ."APAPUN HRS BERSYUKUR.." By Ambar Sari Setiadi

Assalamu'alaikum
Sahabat Akherat-ku... ♥

Manusia di anugerahkan Allah dg apa yg sdh dimiliki saat ini adalah rahmat~Nya. Semua atas segala qadar & iradat~Nya. Seperti muka cantik, ganteng, jelek, buruk, lumayan, ga lumayan, atau tinggi, pendek, semampai, rendah banget atau sedang2 aja, or putih, hitam, sawo matang, legam, kelam.. ya itu semua sudah dlm aturan~Nya.

Semua org memang ga ada yg mau bermuka jelek or cantik, hitam or putih, pendek or inggi. Karena Allah sudah atur semua kejadian manusia sejak dlm rahim ibu.

Jadi apapun itu qta patut menyukuri atas nikmat~Nya saja. Krn itu semua adalah rahmat anugerah yang semestinya qta tdk pungkiri. Bukan begitu??..
Iya dunk..kita harus bersyukur atas nikmat yg Allah berikan, coba baca firman Allah di surat ar Rahman..

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. ar-Rahman (55) : 13)

Nikmat syukur itu luass, kita bersyukur di beri hidup menjadi manusia.. coba bayangin kalau kita manusia trus mukanya pohon atau sebaliknya badan pohon mukanya manusia wahhh ga asik kan..

Makanya skg sudah bagus jadi 'Manusia' krn bisa ngapain aja, bisa lari-larian.. kalo pohon ga bisa lari kan..??
Enak mana manusia apa pohon???!!
Walau kita dan pohon itu sama2 di hidupkan Allah dan sama2 makhluk ciptaan Allah juga... bisa mati juga..

Neng, pokoke yg penting mah dalamnya yaitu 'HATI'. Karena Hati itu yg akan di pertanggung jawabkan di akherat kelak, bukan muka, bukan badan, bukan fisik lainnya. kira2 gitu dehh.

Yuukk mempercantik hatimu poles sampe kinclong, bukan mukamu yg di kinclongin atau badanmu yg di tinggi2in. Hati mu yg harus di tinggikan rasa keimanan dan ketaqwaannya.. Setuju ga Neng.?
Amin wslm

Kamis, 05 November 2009

Pembunuh Sel Kanker dari Kunyit


Pembunuh Sel Kanker dari Kunyit
Posted by someone | 1:07 AM

Ilmuwan Inggris sedang meneliti khasiat ektra berbahan dasar kunyit yang terdapat dalam makanan kari pedas. Dugaan awal, ektrak tersebut berpotensi membunuh sel kanker. Tak main-main, ekstrak bekerja pada 24 jam pertama sejak dikonsumsi. Bahan kimia tersebut -curcumin- telah lama diketahui memiliki daya memulihkan tenaga dan telah dites sebagai cara pengobatan radang sendi dan kepikunan. Meskipun masih dalam skala laboratorium, tes oleh tim dari Cork Cancer Research Centre menunjukkan daya hancur curcumin terhadap sel-sel kanker kerongkongan.

Dua Kata yang Tidak Ingin Didengar Pasangan Mandul



Jakarta, Tidak mudah menjadi pasangan yang infertil atau susah memiliki anak. Banyak orang memberi nasihat untuk terus berusaha dan bersabar. Tapi ada dua kata yang tidak ingin didengar oleh pasangan infertil ini. Apa itu?

Dua kata itu adalah 'Just Relax'. Mudah saja orang lain mengatakan itu, tapi bagi pasangan infertil rasanya seperti petunjuk yang mustahil. Bagaimana seseorang bisa merasa tenang jika sudah memasuki usia rawan hamil tapi belum juga diberi tanda-tanda mengandung. Sementara orang lain hanya bisa mengatakan tenang saja.

Meskipun sebuah klinik kesuburan di Boston mengungkapkan terdapat hubungan antara teknik relaksasi dengan keberhasilan tinggi pada program bayi tabung atau in vitro fertilisation (IVF). Berdasarkan hasil dari penelitian, pasien yang ikut program mengelola stres oleh Dr Alice Domar memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dalam proses IVF dibandingkan dengan pasien yang tidak mengikuti program tersebut.

Namun tetap saja bagi beberapa perempuan menganggap "santai" bukanlah suatu penyembuhan atau jalan keluar yang baik agar bisa cepat hamil. Karena banyak hal yang mempengaruhinya dan bukan hanya sekedar kata-kata santai untuk membantu seseorang agar bisa hamil.

"Itu adalah salah satu bagian dari 'nasihat' yang sering saya dengar ketika sedang berjuang untuk hamil. Kata-kata itu sendiri sudah membuat saya benar-benar putus asa. Dan saya membutuhkan upaya medis selama 6 tahun hingga akhirnya bisa hamil," ujar salah seorang ibu yang sulit untuk hamil, seperti dikutip dari Health, Kamis (5/11/2009).

Lebih lanjut perempuan tersebut menuturkan ketika ada orang yang memberikan nasihat seperti itu, dirinya lebih memilih pergi. Dirinya akan seperti orang gila jika membalas kata-kata tersebut dan berharap orang lain lebih peduli terhadap dirinya.

Hugh S. Taylor, MD, seorang profesor dan Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas di Yale University School of Medicine mengatakan bahwa program yang dibutuhkan bagi pasangan infertil lebih dari sekedar mengatakan kepada seseorang agar bersantai. Dibutuhkan program yang lebih komprehensif antara pikiran dan tubuh seseorang untuk membantunya agar bisa hamil.

"Sulit bagi seseorang yang memiliki masalah dengan kesuburannya mendengarkan nasihat 'just relax', karena banyak penelitian psikologis yang menunjukkan tekanan dari kondisi ini hampir setara dengan tekanan yang dialami oleh pasien kronis," ungkap Taylor.

Memang tidak mudah untuk bisa memperoleh kehamilan, dibutuhkan program dan pikiran yang positif dalam menentukan keberhasilan perawatan kesuburan. Biasanya perempuan lebih bisa mendengar nasihat ini dari dokternya dan bukan dari teman atau keluarganya.

Hal-hal yang Perlu di ingat

"Bad mood atau pikiran negatif ada manfaatnya membuat otak lebih aktif, konsentrasi, jarang melakukan kesalahan, bahkan mungkin membuat seseorang lebih cerdas."


"Hati-hati dengan pemakaian antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih pada ibu hamil karena bisa meningkatkan risiko anak cacat lahir."

"Sering mengonsumsi makanan olahan bisa meningkatkan risiko depresi karena makanan olahan diduga ada hubungan dengan kondisi peradangan dalam tubuh."


"Olahraga di pagi hari bisa membakar kalori 2 sampai 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan waktu lainnya. Selain itu juga bisa membantu mengatur nafsu makan agar tidak berlebihan."

"Orang yang terbiasa makan burger, kentang, sosis atau kue akan sulit menghentikan kebiasaannya itu karena otak sudah memprogram makanan itu sebagai candu."

"Dengan mengonsumsi garam 6 gram per hari bisa mengurangi risiko stroke 13 persen dan risiko penyakit jantung 10 persen."

"Anak-anak bisa tertawa 300 kali dalam sehari dan orang dewasa hanya 15 kali. Anak-anak bisa tertawa dengan melihat sesuatu yang menarik mata sementara orang dewasa melihat dunia menjadi sangat serius."

"Wajah perempuan yang berbentuk oval ketika masih muda cenderung menjadi persegi seiring bertambahnya usia karena lebih rentan terhadap gravitasi dan hilangnya kemampuan otot. Sedangkan laki-laki memiliki wajah persegi sepanjang hidupnya."

"Minum kopi dalam jumlah wajar bisa meningkatkan kemampuan otak, membunuh bakteri di mulut dan mencegah infeksi saluran kemih dan memperlambat penyebaran penyakit liver."

"Kekurangan air 1 persen dari bobot tubuh bikin otak mengalami gangguan ingatan karena cairan di otak akan menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang."

Rabu, 04 November 2009

JANGAN MELAMUN


JANGAN MELAMUN YA.." By Ambar Sari Setiadi
>

Assalamu'alaikum
Sahabat Akherat-ku... ♥

Kita menjadi manusia hrs terus byk mengharap. Pengharapan itu adalah sesuatu yg dibarengi dgn perbuatan. kalo tdk ya itu namanya mimpi or angan2 lamunan semu..

Apa yg kita harapkan itu harus dibarengi dgn usaha. Kalo enggak yaa angan2 yg menipu alias lamunan kosong belaka. Asin namanya yaa..
Tau ga seseorang yg suka berangan2 atau suka melamun, biasanya iman yg ada di dlm hatinya telah melemah.

Maka lambat laun akan merusak dirinya sendiri.. tak byk berbuat kebaikan tapi hanya lamunan2 semu saja yg di ciptakannya. Akhirnya ga ada nilai manfaat buat dirinya.Maka sia2lah amalyiah yg dia dapatkan pasti tdk ada berkah dlm hidupnya.

Al-Hasan r.a pernah berkata :
"Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu terhadap angan-angan atau lamunan yg palsu. Maka sesungguhnya itu semua jurang kebinasaan yg kamu akan terlena karenanya. Demi Allah tdk pernah Allah memberi kebaikan kpd seseorang hanya semata-mata krn angan2 belaka, baik di dunia maupun di akherat".

Yuukkk.. jgn byk melamun yg ga manfaat ya, dari pd melamun lebih baik baca buku yg manfaat, mengkaji diri, Islah diri, Taffakur, Baca Alquran atau cari kebaikan yg lain utk manfaat dunia dan akherat. Pasti di jamin berkah bila waktu itu kita gunakan ke hal yg baik. Sipp.
amin.

BTW.. jauh hari aku katakan, tgl 15 Nov. 09 ini insyaallah aku akan menunaikan ibadah haji.
Dari itu aku stop dulu syiar di FB ya selama 27 hari. Focus ke Haji.
Ga apa kan..ga nongol disini.. maap yaa.. Semampuku aku berusaha yg terbaik hanya krn Allah. ok sip..

Teruskan Syiar dan Jihad kebaikan hanya karena Allah..
Barokah hari ini yaa sahabat..

Love U Full... Sahabat Akherat~ku...

Senin, 02 November 2009

Kenapa kok sering marah marah???


Deskripsi
Lekas marah adalah keadaan ekstrim kepekaan terhadap rangsangan apapun. Sangat sering orang yang memiliki kepekaan rangsangan merasa stres, tidak sabar atau mungkin dengan mudah menjadi marah. Lekas marah adalah semacam sinyal, bahwa yang tidak menyenangkan atau situasi yang berpotensi mengancam tidak dapat dihindari atau diselesaikan dengan cara yang pantas.

Mudah marah moderat merupakan pengalaman umum anak-anak yang kelelahan atau orang dewasa yang terlalu bekerja keras. Kurang tidur juga dapat menyebabkan suasana hati jengkel. Setiap jenis kecanduan alkohol atau obat-obatan dan penarikan dapat memicu seseorang lekas marah.

Penyebab lain bisa karena gangguan somatik (hipertiroidisme, gangguan nyeri, tinnitus, gangguan kronis lainnya atau kondisi medis yang parah).

Sedangkan penyebab psikologis mudah tersinggung dapat mencakup bentuk penyesuaian ringan masalah atau stres serta masalah kejiwaan yang lebih berat atau gangguan lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain; pubertas, kelelahan, kurang tidur, flu, sakit kepala, pramenstruasi, diabetes, depresi, narkoba, atau alkohol.

Gejala
Lekas marah dan tersinggung

Perawatan
Obat anti depresi mungkin membantu. Namun lingkungan psikologis yang mendukung, meminimalisir seseorang untuk tidak mudah marah.

Binatang Apa Depresi itu?


Deskripsi

Orang-orang yang mengalami depresi berat terus-menerus merasa sedih. Mereka tidak menikmati kegiatan yang menyenangkan. Masalah lain meliputi fisik dan mental termasuk sering mengalami masalah tidur, kehilangan nafsu makan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, masalah memori, dan sakit dan nyeri.� Orang-orang yang menderita kondisi ini sering merasa tidak berharga, tak berdaya, dan putus asa tentang kemampuan mereka untuk memperbaiki keadaan. Tidak peduli seberapa keras mereka berusaha untuk keluar dari itu, mereka merasa seolah-olah mereka jatuh ke jurang ketidakberdayaan.

Depresi biasanya menyerang orang usia 25-44 tahun, meskipun juga dapat mempengaruhi setiap usia berapapun. Bagi kebanyakan orang, episode depresi berat berlangsung dari enam sampai sembilan bulan. Kadang-kadang, bahkan jika terjadi depresi besar tidak diobati, ia akan berjalan dengan sendirinya dan hilang dengan sendirinya. Dokter tidak yakin mengapa hal ini terjadi, namun sering dikaitkan dengan kecenderungan tubuh untuk memperbaiki situasi yang tidak normal. Penyebab utama adalah genetika dan stress

Gejala
Gejala umum penderita depresi berat antara lain suasana hati tertekan, kurang atau tidak punya minat apapun, penurunan atau peningkatan nafsu makan secara siginifikan yang berimbas pada penurunan atau peningkatan berat badan, isomnia atau hipersomnia tiap hari, kelelahan tiap hari, delusi, kurang bisa berkonsentrasi, dan kecenderungan untuk bunuh diri.


Perawatan

Banyak jenis pengobatan untuk depresi, standar pilihan pengobatan depresi meliputi:obat, psikoterapi, electroconvulsive therapy (ECT).

Binatang Apakah KISTA itu??



Kista adalah semacam 'kantong' berisi cairan. Kista dapat tumbuh di bagian manapun dari tubuh Anda. Ia bisa datang dan pergi sesukanya. Ada yang harus dihilangkan, tetapi sebagian besar kista tidak berbahaya. Berikut ini pernyataan yang meski Anda ketahui dari tiga orang spesialis mengenai kista.

Kista Payudara

Apa yang menyebabkannya?

Menurut Eva Singletary, MD, seorang ahli operasi kanker dan profesor di University of Texas, kista di payudara terjadi karena tersumbatnya saluran air susu. Kelenjar di payudara Anda selalu mengeluarkan sekresi cairan, yang dapat mengandung partikel-partikel yang menyumbat saluran yang sangat kecil tersebut. Jika hal ini terjadi, maka saluran yang dipenuhi cairan tersebut akan menjadi sebuah kista kecil.

Bagaimana melenyapkannya?

Tunggu saja. Butuh waktu setahun bagi cairan di dalam kista untuk larut. Untuk sementara waktu, beberapa peneliti menyarankan untuk mengurangi kafein atau mengkonsumsi kapsul primrose oil yang bisa mengurangi rasa sakit pada payudara yang ada kistanya. Menurut Dr. Singletary, jika kista yang Anda derita benar-benar membuat Anda tidak nyaman, mintalah dokter Anda menghilangkan cairannya dengan bantuan jarum.

Mengapa kista kembali lagi?

Menurut Dr. Singletary, mungkin ada hubungannya dengan tingkat hormon pada jaringan di payudara dan juga secara genetika. Beberapa wanita mewarisi kemungkinan ini. Sebetulnya kista umum terjadi pada wanita yang muda, dan Anda akan mendapatkan beberapa saat Anda mendekati menopause, karena tingkat hormon Anda berkurang drastis.

Haruskah saya khawatir?

Sangat penting untuk memeriksakan semua benjolan di payudara Anda. Tetapi jika Anda sudah mengetahui jawabannya, Anda bisa santai, kista tidak akan tumbuh menjadi kanker payudara. Menurut Dr. Singletary, kista berbentuk seperti anggur, dan dapat bergerak sedikit di bawah kulit. Sementara bejolan akibat kanker biasanya keras seperti batu dan tak bisa digeser.
Kista pada Rahim

Apa yang menyebabkannya?

Ovulasi. Kista pada ovarium atau rahim yang paling sering muncul adalah kista fungsional biasa atau kista yang mengandung sel telur yang belum dilepaskan. Ada juga kista yang lebih berbahaya yang disebut kista corpus luteum. Kista ini berupa kantong berisi cairan yang terbentuk setelah ovarium melepaskan sel telur. Kista ini bisa tumbuh sebesar bola bisbol dan menyebabkan rasa sakit luar biasa.

Bagaimana cara menyingkirkannya?

Tidak bisa. Kista fungsional biasanya bersih dalam 8-12 minggu. Selain itu, menurut Barbara Goff, MD, profesor dari fakultas onkologi dan ginekologi di University of Washington, memilih untuk mengoperasinya akan mengurangi tingkat kesuburan Anda. Jika Anda harus menempuh operasi, misalnya karena kista Anda berdarah, mintalah untuk mengangkat kista tersebut saja, bukannya seluruh rahim Anda.

Mengapa kista kembali lagi?

Wanita yang menderita endometriosis cenderung untuk selalu menumbuhkan kista, tetapi meski begitu, hal tersebut hanya faktor ketidakberuntungan semata. Menurut Dr. Goff, peneliti masih berusaha untuk menemukan alasan mengapa ada beberapa wanita yang mudah terkena kista fungsional.

Haruskah saya khawatir?
Tidak perlu, karena kista fungsional tidak meningkatkan risiko terhadap kanker. Jika dokter Anda merasakan benjolan pada ovarium Anda, ia dapat memeriksa menggunakan USG. Jika Anda sudah menopause dan berada pada risiko lebih tinggi terhadap kanker rahim, ia dapat melakukan tes darah untuk menemukan protein yang biasanya ditemukan pada sel-sel kanker.

Selain kista di payudara dan di rahim, wanita juga memiliki kemungkinan menumbuhkan kista di kulit. Yang menyebabkannya adalah tersumbatnya folikel rambut. Yang membuat hal itu terjadi biasanya usia di atas 30-an, genetis, dan jerawat. Kista pada kulit lebih banyak diderita pria. Anda bisa berkonsultasi pada dokter kulit Anda untuk melenyapkannya. (niq)