Sabtu, 26 Desember 2009

Hidup Hemat dan Sehat





# "Jangan buang biji tomat karena gel alami dalam biji tomat membuat sirkulasi darah sehat dan mencegah pembekuan darah. Tiga jam setelah mengonsumsi biji tomat, aliran darah dalam tubuh akan berjalan dengan sangat lancar yang efeknya berlangsung selama 18 jam. Jika ingin membuat jus tomat, sebaiknya jangan pisahkan bijinya."


"Minum jus jeruk bisa memperkuat tulang karena memiliki kandungan kasium dan vitamin D yang penyerapannya semudah minum susu. Kandungan antioksidannya juga membantu penyerapan kalsium ke dalam tubuh."


"Cahaya matahari sangat bagus untuk meningkatkan fungsi kognitif seseorang sehingga terhindar dari pelemahan otak. Seringlah keluar dari ruangan dan dapatkan sinar matahari untuk mempertajam kemampuan otak."


"Hilangkan bau badan dengan menggunakan tomat yang telah dijus sebanyak dua gelas kemudian dicampurkan ke dalam bak mandi, lalu rendam tubuh selama 15-20 menit, setelah itu mandi seperti biasa."


"Bra dengan ukuran salah yang bisa memicu sakit punggung dan disfungsi segmen pada tulang belakang. Gunakan bra yang sehat untuk mengurangi sakit punggung, melancarkan aliran pernafasan, mengurangi rasa lelah dan meningkatkan kualitas hidup."


"Minum jus anggur 3 kali seminggu bisa mengurangi risiko gangguan ingatan hingga 76 persen karena kandungan antioksidan yang terdapat pada kulit dan daging buah anggur adalah kuncinya."

"Minum teh atau kopi tanpa gula yang berlebihan sebanyak 3-4 cangkir sehari bisa mengurangi risiko diabetes hingga 18 persen karena kandungan magnesium, lignan dan asam chlorogenic yang merupakan antioksidan bisa memperlambat pelepasan gula ke dalam darah setelah mengonsumsi makanan."


"Biasakan membuka jendela di rumah agar sirkulasi udara dan pencahayaan menjadi baik. Karena membiarkan cahaya dan udara masuk ke dalam ruangan bisa membuat bakteri-bakteri mati terkena sinar matahari."


"Surfing internet sejam dalam sehari selama 5 hari bisa membuat bagian otak depan jadi lebih aktif, yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan (IQ) yang juga bisa ikut meningkat."


"Menerapkan pola makan yang benar, rajin olahraga seperti jogging, sepeda atau berenang bisa membuat gula darah penderita diabetes terkontrol dengan baik karena diabetes tak bisa disembuhkan."

Jerusalem Syndrome





Deskripsi
Sindrom ini masih diperdebatkan para ahli kesehatan. Di satu pihak, para ahli meyakini bahwa sindrom ini adalah salah satu jenis religious psychosis yang muncul setelah mengunjungi Jerussalem. Penderita sindrom ini merasa bahwa dirinya adalah seorang nabi yang diutus oleh tuhan setelah beberapa pekan meninggalkan Jerusalaem.

Di pihak lain, para ahli meyakini bahwa penderita sindrom ini sebelum berkunjung ke Jerusalem telah mengidap sindrom tersebut. Mereka menyajikan fakta bahwa tidak semua pengunjung di Jerusalem mengalami sindrom tersebut.

Gejala
Bagi mereka yang mengalami sindrom ini, terlepas pro dan kontra para ahli, tanda dan gejala penderita sindrom Jerusalem adalah mengalami gangguan kejiawaan bertema religius

Perawatan
Kemungkinan besar penderita gangguan ini dirawat dengan psikoterapi atau diperlakukan seperti penderita gangguan jiwa lainnya.

Herawati si Bidan Pongpong




Jakarta, Sehari dayung, tiga empat pulau didatangi. Begitulah pengabdian sang bidan di daerah terpencil Riau seperti Herawati. Rasa capek, lelah dan panas menjadi makanan sehari-hari Herawati yang dijuluki bidan pongpong karena selalu setia melayani masyarakat kecil dengan sampannya.

Tidak banyak memang, bidan yang pernah punya pengalaman membantu melahirkan bayi di atas sampan. Pengalaman itulah yang dialami bidan Herawati asal Riau yang dinobatkan sebagai bidan inspirasional pada Srikandi Award 2009.

Herawati adalah satu dari tiga bidan inspirasional yang dianggap memberi inspirasi dalam memajukan kesehatan masyarakat, khususnya di kepulauan Riau.

Bidan kelahiran Duaralingga, 20 Desember 1976 ini tiap harinya harus mengarungi 3 hingga 4 pulau untuk menemui masyarakat yang membutuhkan bantuannya.

"Di kepulauan Riau itu ada sekitar 8 pulau dan hampir seperempat penduduknya adalah suku laut, jadi untuk menemui masyarakat saya harus berkeliling dari satu pulau ke pulau lainnya," tutur Herawati ketika ditemui detikhealth dalam acara Srikandi Award di Balai Kartini, Jakarta, Rabu malam (23/12/2009).

Untuk mengarungi pulau-pulau tersebut, Herawati menggunakan sampan kayu khas Riau yang disebut Pongpong sehingga masyarakat mengenalnya sebagai bidan pongpong.

Saat ini Herawati menangani 6 posyandu yang satu sama lain terpisahkan oleh laut. Untuk menempuh jarak antar pulau tersebut dibutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam.

Rasa capek, lelah dan panas sudah menjadi makanan sehari-hari Herawati. Namun dibalik semua itu ada perasaan yang tak bisa terbayarkan oleh apapun juga.

"Kalau dibilang capek ya pasti capek, tapi diantara capek itu ada kepuasan batin tersendiri," ujar Bidan yang sekarang sedang meneruskan pendidikan D3-nya kebidanannya di Prodi Kebidanan Poltekes Riau.

Pengalaman menarik yang dialami Herawati menjadi bidan adalah menolong seorang ibu yang melahirkan di atas sampan pada tahun 2004.

"Kebanyakan masyarakat disana walaupun sudah punya rumah tapi masih merasa lebih betah tinggal di sampan, jadi kalau ada yang terpaksa melahirkan disana, saya harus membantunya," tuturnya.

Herawati awalnya tidak pernah bercita-cita jadi bidan, tapi keadaan masyarakat di sekitarnyalah yang menggugahnya untuk menjadi bidan.

"Cita-cita saya dulu adalah menjadi polwan, tapi melihat kehidupan disana yang susah mencari tenaga kesehatan, saya jadi berpikir untuk mengabdikan diri untuk masyarakat disana," jelasnya.

Saat ini harapan Herawati adalah bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerahnya. Tidak gampang melakukan hal itu karena masyarakat disana lebih percaya pada dukun untuk membantu melahirkan.

"Tiap keluarga biasanya punya dukun masing-masing, jadi butuh kerja keras dan pendekatan yang tepat untuk menyadarkan mereka. Tapi Alhamdulillah dengan penyuluhan pada tokoh masyarakat dan kunjungan door to door yang terus menerus, sekarang mereka sudah mulai percaya pada bidan. Jadi tingkat kematian ibu dan bayi juga sudah menurun," kata perempuan yang sudah mengabdi menjadi bidan selama 13 tahun

Tiga Orang yang Terjebak di Dalam Goa



Kisah ini membimbing kita kepada jalan keluar jika kita diliputi oleh kesulitan-kesulitan, dan tali asa dari para hamba telah terputus. Dalam kondisi ini terdapat pintu di mana tidak ada harapan yang putus darinya. Dia selalu hadir. Dia berkuasa selama-lamanya, menjawab orang yang dalam kesulitan jika dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesengsaraan. Dalam hadis berikut ini Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam menyampaikan kisah tiga orang yang masuk ke dalam goa, lalu sebuah batu besar jatuh dan menutup pintu goa. Maka masing-masing bertawassul kepada Allah dengan amalan paling mulia yang dilakukannya dan berdoa kepada Allah dengan amalan tersebut. Allah mengabulkan doa mereka. Dia mengangkat musibah dan menghapus kesulitan mereka.

Bukhari Muslim meriwayatkan dari Shahih, masing-masing dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Ketika tiga orang sedang berjalan-jalan, tiba-tiba hujan turun. Maka mereka berteduh di sebuah goa di gunung. Sebuah batu besar tiba-tiba menggelinding dari gunung menuju pintu goa dan menutupnya.

Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Lihatlah amal shalih yang telah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah dengannya. Semoga Allah memberi kemudahan bagi kalian.'

Salah seorang dari mereka berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai dua orang tua yang telah berusia lanjut, istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku yang menggembala untuk mereka. Jika aku pulang di sore hari, aku memerah susu, lalu memberi minum kedua orang tuaku terlebih dahulu sebelum anak-anakku. Suatu hari aku menggembala cukup jauh dari desa. Aku tidak pulang kecuali hari telah sore, dan aku mendapati mereka berdua telah tidur. Aku memerah susu seperti biasa. Aku membawa bejana susu kepada keduanya dan berdiri menunggu di atas kepala mereka berdua. Aku tidak ingin membangunkan kedunya dari tidur dan aku tidak ingin memberi minum anak-anakku sebelum keduanya minum. Sementara anak-anak menangis kelaparan di bawah kakiku. Aku tetap melakukan apa yang aku lakukan dan anak-anak juga demikian sampai terbit fajar. Jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu hanya demi mencari wajah-Mu, maka bukalah pintu goa ini sedikit sehingga kami bisa melihat langit.' Lalu Allah membuka pintu goa sedikit dan mereka melihat langit.

Yang lain berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai sepupu perempuan, dan aku sangat mencintainya seperti laki-laki mencintai perempuan. Aku meminta dirinya, tetapi dia menolak sampai aku bsia memberinya seratus dinar. Aku bekerja keras hingga aku berhasil mengumpulkan seratus dinar. Aku menyerahkan kepadanya. Manakala aku telah duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, '"Wahai hamba Allah, bertaqwalah kepada Allah, jangan membuka cincin kecuali dengan haknya.' Maka aku meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mencari Wajah-Mu, maka bukalah pintu goa sedikit.' Maka pintu goa terbuka agak lebar.

Yang ketiga berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku menyewa seorang pekerja dengan imbalan satu faraq besar. Selesai menunaikan pekerjaaannya, dia berkata, 'Berikan hakku.' Lalu aku menyodorkan faraq-nya, tetapi dia menolaknya. Seterusnya aku menanamnya sampai aku mengumpulkan beberapa sapi sekaligus pengembalanya darinya. Dia datang lagi dan berkata, 'Bertakwalah kepada Allah, jangan menzhalimi hakku.' Aku berkata, 'Pergilah kepada sapi-sapi itu berikut penggembalanya. Ambillah.' Dia menjawab, 'Jangan mengolok-olokku, bertakwalah kepada Allah.' Aku berkata, 'Aku tidak mengolok-olok dirimu. Ambillah sapi-sapi itu dan pengembalanya.' Lalu dia mengambil dan pergi. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan hal itu demi mendapakan wajah-Mu, maka bukakanlah sisanya.' Maka Allah membuka apa yang tersisa.


Sebagian ahli ilmu menyatakan bahwa goa tempat berlindung ketiga orang ini adalah goa tempat berlindung Ashabul Kahfi yang diceritakan di dalam Al-Qur'an. Pendapat ini tidak diterima. Dalil mereka adalah hadis yang diriwayatkan oleh Bazzar dan Thabrani dengan sanad hasan dari Nu'man bin Basyir, bahwa dia mendengar Rasulullah menyebut Ar-Raqim. Beliau bersabda, "Ada tiga orang pergi, maka mareka masuk ke dalam goa. Sebuah batu besar jatuh di mulut goa dan menutup jalan mereka…." (hadis) (Fathul Bari, 6/506).

Goa ini bukanlah goa itu. Hadis di atas tidak menunjukkan bahwa goa mereka adalah goa ashabul kahfi. Hal ini diperkuat oleh perbedaan kisah dan peristiwa.

Sama dengan mereka, orang-orang di atas perahu yang dikurung oleh ombak dengan angin yang berhembus sangat kencang. Ombat membuat perahu naik turun, bergoyang miring dan berguncang, sementara mereka tidak bisa berbuat apa pun.

Sama dengan mereka, orang-orang di pesawat dengan mesin yang rusak dan mulai limbung di udara kadang-kadang lurus, kadang-kadang miring dan bergetar di sana-sini.

Sama dengan mereka, orang-orang yang terbenam oleh bumi atau dilanda gempa hingga rumah mereka roboh dan mereka terkurung di tempat yang sempit di puing-puing reruntuhan. Para manusia dalam keadaan seperti ini, walaupun mereka adalah orang-orang yang gemar berbuat dosa, mereka akan tetap memanggil Tuhan mereka untuk memohon perlindungan dan pertolongan-Nya. Dia Maha Berkuasa ketika segala sarana yang dengannya manusia menjaga manusia tidak mungkin digunakan. "Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…" (Lukman: 32).

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata), 'Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.' (Yunus: 22)

Dalam kondisi seperti ini sebagian orang merasa cukup hanya dengan berdoa. Sebagian lagi berusaha bertawassul kepada Allah dengan nama, sifat, dan perbuatan-Nya. Dan sebagian yang lain ber-tawassul kepada-Nya dengan amal-amal shalih. Yang terakhir inilah yang diusulkan oleh salah seorang dari mereka. Dia meminta kedua orang temannya agar masing-masing bertawasul dengan amalnya yang paling mujarab yang dia lakukan karena Allah.

Masing-masing telah menyebutkan amal shalih yang dilakukannya karena Allah, dan didukung dengan doa kepada Allah agar memberi kemudahan dalam kesulitan yang mereka alami jika dia memang benar dalam perkataannya. Setiap kali salah seorang menyebutkan amalnya dan memohon kemudahan, batu besar itu bergeser sedikit. Sehinga ketika orang ketiga menyebutkan amalnya dan permintaannya, maka batu itu bergeser sepenuhnya dan mereka bisa keluar dengan selamat.

Hal ini mengandung petunjuk yang besar, bahwa Allah mendengar pengaduan mereka. Dia mengetahui keadaan mereka dan kejujuran ucapan mereka. Maka Dia mengangangkat kesulitan mereka dan memudahkan perosalan mereka. Kisah mereka menjadi pelajaran bagi orang lain yang tertimpa kesulitan seperti mereka.

Amal-amal shalih mereka, yang dengannya Allah menyelamatkan mereka menunjukkan bahwa mereka dalah orang-orang yang baik dan bertakwa. Ini dari satu sisi. Di sisi lain, ini menunjukkan bahwa alam tersebut dicintai oleh Allah.

Orang pertama ber-tawassul dengan birrul walidain. Orang ini adalah salah seorang pengembala. Dan pada penggembala bergantung kepada susu domba, sapi dan unta mereka. Orang ini selalu memerah susu setiap kali pulang dari penggembalaan, lalu memeberi minum kedua orang tuanya sebelum anak-anak dan istrinya.

Suatu hari dia membawa ternaknya ke daerah rumput yang cukup jauh. Dia baru pulang setelah malam tiba. Lalu sebagaimana biasa, dia pun memerah susu dan membawa bejana susu kepada kedua orang tuanya, tetapi kedua orang tunya telah tidur. Dia tidak ingin membangunkan mereka berdua. Dia juga tidak ingin memberi minum anak-anaknya sebalum keduanya. Malam itu dia tidak tidur, dengan bejana susu yang masih ada di tangannya. Anak-anaknya menangis di kakinya karena lapar, sementara dia tidak ingin membangunkan kedua oang tuanya sampai terbit fajar. Maka dia memberi minum kedunya, setelah itu anak-anak dan istrinya.

Tak seorangpun selain Allah yang mengetahui sejauh mana kesengsaraan yang dipikul oleh laki-laki ini di malam itu. Perkaranya tidaklah mudah baginya. Dia seorang pengembala dan telah berjalan jauh dari desanya, maka hal itu tentu melelahkan dan merepotkannya, ditambah dia belum makan malam dan anak-anaknya yang merengek di bawah kakinya. Betapa pedihnya seorang bapak jika melihat anak-anaknya menangis kelaparan.

Potret mengagumkan hasil cetakan iman. Undang-ungang bumi dan aturan-aturan manusia tidak mungkin bisa mengkatrol seseorang untuk mencapai derajat ini. Tangguh memikul beban berat, beperasaan mulia, menghormati dan menghargai orang tua.

Orang kedua bertawassul kepada Tuhannya dengan rasa takutnya kepadaNya. Rasa takut inilah yang membuatnya meninggalkan zina dan menahan nafsu. Urusan orang ini adalah bahwa dia menginginkan sepupunya yang sangat dicintainya. Iman sepupunya ini menjaganya dari keinginan laki-laki tersebut. Wanita itu menolak sampai dia tertimpa kesulitan dan kemiskinan yang memaksanya untuk menyetujui kemauan dan mentaati keinginannya setelah sepupu laki-laki membayarkan harta yang besar seperti yang disyaratkan sebelum dia menyerahkan diri kepadanya. Akan tetapi ketika sepupu laki-laki ini telah menguasainya dan telah duduk seperti suami yang duduk di atas istrinya. Tiba-tiba wanita itu bergetar dan gemetar. Ketika laki-laki itu bertanya kepadanya tentang sebab dia gemetar dan bergetar dia menajwab bahwa hal itu karena ia takut kepada Allah, karena sebelumnya dia tidak pernah melakukan zina. Laki-laki itu berdiri meninggalkannya dan mengikhlaskan uang yang telah diberikan kepadanya.

Kejadian seperti ini juga terjadi pada seseorang laki-laki dari Bani Israil. Dia adalah laki-laki fasik yang terjemurus ke dalam kemaksiatan. Dia selalu berbuat mesum dengan wanita manapun yang ia mau. Suatu kali ia mendapatkan seorang wanita. Wanita ini gemetar penuh ketakutan. Manakala ia menanyakan penyebabnya, maka dia mendapatkan rasa takunya kepada Allah. Laki-laki ini pun bertaubat dan kembali kepada Allah. Dia berjanji kepada Tuhannya untuk meninggalkan kemaksiatan. Dia mati pada malam itu, maka Allah mengampuni dan memasukkanya ke dalam rahmat dan surga-Nya.

Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya dari Ibnu Umar berkata, 'Aku telah mendengar nabi menyampaikan suatu hadis. Seandainya aku tidak mendengarnya kecuali kecuali satu atau dua kali (sampai Ibnu Umar menghitung tujuh kali), akan tetapi aku mendengarnya lebih banyak dari itu. Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Adalah Kifli dari Bani Israil. Dia tidak pernah takut mengerjakan dosa. Suatu kali seorang wanita mendatanginya. Kifli membayarnya enam puluh dinar untuk bisa berbuat mesum dengannya. Ketika Kifli telah duduk seperti suami yang telah duduk pada istrinya, wanita itu menangis dan gemetar. Kifli bertanya, 'Apa yang membuatmu menangis? Apakah aku memaksamu?' Wanita itu menjawab, "Tidak, akan tetapi ini adalah perbautan yang tidak pernah aku lakukan. Aku terpaksa melakukannya saat ini, tidak lain kecuali karena terpaksa.'

Kifli berkata, 'Kamu melakukan ini padahal kamu tidak pernah melakukannya. Pergilah ambillah uang itu untukmu.' Kifli berkata, 'Tidak, demi Allah, setelah ini aku tidak akan bermaksiat selama-lamanya.' Maka Kifli mati di malam itu. DI pagi hari tertulis di pintu rumahnya, 'Sesungguhnya Allah telah mengampuni Kifli.'"

Orang ketiga bertawassul dengan penjagaannya terhadap harta pegawai yang pergi meninggalkan hartanya. Dia mengembangkan harta itu hingga melimpah. Setelah kepergian yang cukup lama, pegawai itu datang meminta haknya yang tidak seberapa. Orang ketiga ini memberikan seluruh harta hasil dari pengembangan hartanya yang sedikit. Dia menerimanya dan tidak meninggalkan sedikit pun.

Apa yang dilakukan tiga orang tersebut adalah teladan luhur yang tidak dikenal oleh dunia saat ini, kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah. Allah telah memudahkan kesulitan orang-orang baik ini dan menghilangkan problem mereka.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

1. Disyariatkannya bertawassul kepada Allah dengan amal shalih, sebagaimana tiga orang ini melakukan hal itu dan Allah menyelamatkan mereka.

2. Pengaruh taqwa dalam meloloskan seorang hamba dari musibah dan kesulitan. "Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia meletakkan untuknya jalan keluar dari segala kesulitan." (Ath-Thalak:2).

3. Disyariatkannya doa pada waktu terjadi musibah dan kesulitan. Allah telah memerintahkan agar berdoa kepada-Nya. Barang siapa tidak berdoa kepada-Nya, Dia memurkainya, "Dan Rabbmu berfirman, "Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan perkenankan bagimu." (Ghafir: 60).

4. Birrul Walidain termasuk amal shalih yang dicintai oleh Allah, mendekatkan kepada-Nya serta membebaskan seorang hamba dari kesulitan-kesulitan dunia dan hari kiamat.

5. Rasa takut kepada Allah termasuk ibadah besar yang menolak adzab, melindungi dari perbuatan buruk, dan mendekatkan kepada Allah. Rasa takut inilah yang menjadi sebab seorang meninggalkan perbuatan tercela, dan itu adalah salah satu sebab terselamatkannya dia dari dalam goa.

6. Tidak semua pelaku dosa telah menyimpang dan berhak memperoleh murka Allah. Seseorang mungkin berusaha melakukan dosa seperti orang kedua yang hendak melakukan zina terhadap sepupunya, akan tetapi dia bertaubat dan meninggalkannya sebelum hal itu terjadi karena takut kepada Allah. Orang ini diberi pahala lantaran mampu menahan diri dari hawa nafsu. Dan mungkin saja seorang melakukan dosa, lalu dia bertaubat dan kembali kepada Allah dan Allah menerima taubatnya, maka keadaannya setelah taubat lebih baik daripada sebelum taubat, seperti yang terjadi pada Kifli.

7. Kesulitan dan kemiskinan kadangkala memaksa seorang yang shalih untuk melakukan perbuatan buruk, sebagaimana kesulitan telah memaksa wanita itu untuk menerima perbuatan buruk. Yang menunjukkan bahwa dia sebagai wanita baik-baik adalah bahwa dia gemetar manakala laki-laki ini ingin melakukannya. Maka Allah memunculkan taubat dalam hatinya hingga membuat keduanya selamat.

8. Keutamaan menjaga hak dan harta orang lain. Pemilik harta telah menjaga bayaran pegawai tersebut dan mengembangkannya. Dan dia memberikan seluruh hasilnya manakala pegawai itu memintanya.

9. Anjuran seseorang melakukan tindakan terhadap harta orang lain yang ada di tangannya jika tindakan itu mengandung kebaikan padanya. Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Ada dua kubu, yang membolehkan dan yang melarang. (Lihat Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 16/217, Fathul Bari, 4/209, 5/16).

10. Pada waktu terjadinya kisah ini manusia telah mengenal perdagangan, pertanian, kerajinan dan peternakan. Ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa tiga orang dalam kisah ini pergi untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Salah seorang dari mereka menyewa pekerja-pekerja untuk mengolah tanahnya dan dia menanam bayaran pekerja itu, yang berupa beras, lalu dia menjual hasilnya dan dibelikan sapi dan kambing. Dan orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya itu memiliki kambing-kambing yang dia gembalakan dan dia perah susunya. Pemilik tanah memberi bayaran pekerja sebesar satu faraq beras, dan faraq adalah takaran untuk menakar. Nampan dan faraq pasti ada yang membuatnya. Hadis ini juga menunjukkan bahwa beras telah dikenal pada masa ketika kisah ini terjadi.

11. Berkah pekerjaan di bidang pertanian dan peternakan. Pemilik tanah mengembangkan upah pekerjaannya. Harta yang sedikit menjadi banyak dan Allah memberkahinya, hingga berlipat ganda.

12. Orang ketiga telah berbuat baik kepada pekerjaannya dengan mengembangkan harta tersebut. Sebaliknya, pekerja itu tidak berbuat baik kepada majikannya. Semestinya dia tidak membawa seluruh hartanya, akan tetapi menyisakan sebagian sesuai dengan usaha majikan dalam mengembangkannya.

13. Anggapan sebagian ulama bahwa Kifli yang disebutkan di dalam hadis Tirmidzi sama dengan Dzulkifli yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah tidak benar. Nama yang kedua adalah seorang Nabi yang ma'shum, yang tidak mungkin melakuan perbuatan keji. Sementara nama yang pertama adalah seorang laki-laki yang gemar berbaut dosa sebelum bertaubat. Yang pertama Kifli, yang kedua Dzulkifli.

14. Sejauh mana pengaruh kemiskinan dalam menyuburkan perbuatan mesum. Dua orang wanita di dalam hadis tersebut bersedia berbuat mesum karena kemiksinan dan himpitan hidup. Oleh karena itu, orang-orang yang meninfakkan harta mereka, membantu fakir miskin, janda dan anak yatim, merkea telah merbusah mengegah orang-orang seprti kedu awanita itu agar tidak terjerumus ke dlaam dosa ini dengan alasan himpitan hidup dan kemiskinan.

Kepada Mu ku bersujud




Gratisan Musik

~: MAHABBAH FII QOLBUN SALIM :~

Assalamuallaikum.., Sahabat Akherat-ku...

Aku copas ada artikel bagus dr internet ttg 'MAHABBAH'..
Silahkan baca bila ingin memahami arti dari "MAHABBAH FII QOLBUN SALIM " semoga dapat memahaminya. Amin. Wslm..

~: MAHABBAH FII QOLBUN SALIM :~ (Kekuatan Cinta di Dalam Hati yang Bersih)

Semua insan didunia pasti memiliki kesempatan untuk ma'rifatullah yakni (kesanggupan mengenal Allah). Dan Mahabahlillah (Kesanggupan Mencinta Allah) Kesanggupan ini Allah karuniakan kepada manusia karena manusia memiliki akal dan hati nurani yang Allah tidak berikan kepada makhluk lain. Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi kita.

Orang-orang yang hatinya hidup, akan bisa mengenal dirinya, dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenal Tuhannya. (Man Arofa Nafsahu faqod arofa Robuhu ) artinya : Barang siapa yang kenal dirinya maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya) Tidak ada kekayaan termahal dunia ini dan dalam hidup ini kecuali keberhasilan mengenal diri dan mengenal Allah SWT.

Allah SWT mengingatkan kepada kita. Yang dilukiskan dalam (QS. Al-Hasr ayat :19) 'Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.'

Siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nuraninya, dan tidak Mahabbahlillah pasti dia akan jahil, fasik, dan bermaksiat. baik dalam mengenal diri, terlebih lagi dalam mengenal Allah..

Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan baik, tidak akan pernah tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini, tidak mempunyai bekal kematian, apalagi ingin merasakan indahnya kehidupan Abadi. Karena itu, hampir dapat dipastikan bahwa yang dikenalnya hanyalah dunia belaka, dan merasa tidak ada bahaya ketika dia melakukan maksiat.

Akibatnya, semua kalkulasi /perhitungan perbuatan yang ia lakukan, tidak bisa tidak, hanya akan diukur oleh aksesoris/ hiasan dunia belaka, dan kenikmatan nafsu syahwat belaka, karena dia selalu mengukur dengan faham Hedonisme (kenikmatan sesaat).

Adapun dalam hal mencari harta, gelar, pangkat, dan jabatan dia tidak akan memperdulikan dari mana datangnya dan ke mana perginya. Sebagian orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan ketangguhan untuk bisa mengenal hati nuraninya sendiri. Akibatnya menjadi tidak sabar menghadapi kehidupan duniawi yang serba singkat ini. Karena itu, hendaknya kita menyadari bahwa hati inilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup ini.

Tengoklah sejenak, Seorang ibu yang mulia, yang telah berjuang membesarkan kita, mulai dari saat mengandung selama 9 bulan yang sangat melelahkan. kemudian saat melahirkan antara hidup dan mati, setelah melahirkan ia harus menjaga kita siang malam. Ketika tiba saatnya si buah hati berjalan, ibu pun dengan seksama membimbing dan menjaga kita ; dan sampai saat ini cinta ibu kepada kita tidak pernah pudar, (SubhanaAllah), sebuah Keajaiban Proses itu berjalan terus hingga dewasa.

Pendek kata, ketika kecil menjadi beban, sudah besar pun tak kurang pula menyusahkannya. Begitu panjangnya rentang waktu yang harus dijalani ayah dan Bunda dalam menanggung beban kita. Mengapa orang tua kita bisa bertahan dan berkorban terus-menerus demi anaknya?????...

Jawabnya karena mereka mempunyai MAHABBAHLILLAH FII QOLBUN SALIM (Cinta Allah di dalam Hati sanubari yang paling dalam) yang dari dalamnya terpancar kasih sayang yang tulus, suci. dan abadi. Tanpa pamrih. Walau tidak ada imbalan lansung dari sang anak, namun nurani yang penuh kasih sayang inilah yang membuatnya tahan terhadap segala kesulitan dan penderitaan.

Bahkan, sesuatu yang menyengsarakan pun terasa tidak menjadi beban, Allahu Akbar. Akan tetapi, hal terpenting yang harus selalu kita jaga dan kita rawat adalah kekayaan batin kita berupa hati nurani ini dan mahabbah pada Allah.

Hati nurani yang penuh dengan cahaya kebenaran akan membuat pemiliknya merasakan indah dan lezatnya hidup ini karena selalu akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT
Sebaliknya, waspadalah bila cahaya nurani mulai redup. Apalagi sampai padam. Hal itu akan membuat pemiliknya selalu merasakan kesengsaraan lahir dan batin karena senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Allah SWT.

Semakin jauh.., jauh.. dan jauh dengan Allah. Mari kita tafakuri .. sejenak , Allah SWT.. menciptakan dunia beserta segala isinya dari unsur tanah, dan itu berarti senyawa dengan tubuh kita karena sama-sama terbuat dari tanah.

Karenanya, kitapun akan kembali ke tanah.. (Innalillahi wainna ilahi Rojiu’un), Artinya Ajal pasti menjemput kita. Allah SWT. Berfirman : Q.S. Arro’du : 28 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Kita memiliki banyak kebutuhan untuk fisik kita, tapi kita pun memiliki kebutuhan untuk qalbu kita. Oleh karena itu, marilah kita mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dengan unsur dunia, tapi hati nurani dan unsur kejiwaan kita harus tetap tertambat kepada Dzat Pemilik dunia dan segala isinya. ALLAHU ROBBY..

Dengan kata lain, tubuh kita sibuk dengan urusan dunia, tapi hati kita harus sibuk dengan Allah. Inilah tugas kita sebenarnya. Sekali saja kita salah dalam mengelola hati - tubuh dan hati sama-sama sibuk dengan urusan duniawi, apalagi urusan cinta lawan jenis.. Cinta Nafsu - kita akan dibuat gelisah dan ketidaktenteraman yang berkepanjangan. Hari-hari akan selalu diliputi kecemasan. ..

Pasti Kita takut ada yang menghalangi, takut tidak kebagian, takut tidak dapat jodoh, takut terjegal, takut dan takut, cemas dan cemas. Ini semua diakibatkan sibuknya seluruh jasmani dan ruhani kita dengan urusan duniawi, urusan cinta lawan jenis, urusan cinta nafsu, yang penuh Fitnah ..dan perangkap setan yang terkutuk.

Hal ini sangat berpotensi meredupkan hati nurani kita. Bahkan, lebih jauh memungkinkan hati kita menjadi mati. Na'udzubillah. Kita perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami musibah semacam ini.

Bagaimana caranya agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani tetap hidup dan bercahaya, serta Mahabbahlillah tetap berpijar..
Solusinya adalah Kita harus berjuang semaksimal mungkin agar hati ini jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah.

(Zdikrullah) Mulailah dengan mengenali potensi apa yang ada pada diri kita, insya Allah kita mengenal Allah. Dan semoga kita semua menjadi manusia yang senantiasa terus-menerus mengingat dan mengenal serta mencintai Allah.

Dan insya Allah kita semua menjadi Hamba-hamba Allah yang ISTIQOMAH dan meninggalkan dunia fana ini dengan khusnul khotimah serta membawa iman, amin WALLAHUALAM BISHOWAB.

'Cinta Allah, Cinta Rosul dan Cinta pada orang-orang yang di cintai Allah dan Rosul.'


'Salam cinta dari-ku..'
Ambar Sari Setiadi ...

Taklim UJE Sebuah Refleksi Diri (Dialog antara Imam Gozali dengan Muridnya)


Imam Ghozali (IG) pernah berdialog dengan murid2nya (M)..

* Pertanyaan no (1)
IG: Menurut kalian, apa yang PALING DEKAT di dunia ini?
M: ayah? ibu? tetangga? dll

IG: Bukan. Yang paling dekat adalah KEMATIAN. Saking dekatnya tiba-tiba ia sudah sampai di ujung tenggorokan kita (sakaratul maut), tinggallah penyesalan di hari kiamat yg tiada berguna..


* Pertanyaan no (2)

IG: Lalu, apakah yang PALING JAUH?
M: matahari? bulan? bintang? dll

IG: Bukan. Yang paling jauh adalah MASA LALU kita. Saking jauhnya, tak kan mungkin kita kembali padanya. Jangankan masa 30 thn lalu, sedetik waktu yg baru saja berlalu pun tak kan bisa kita hampiri lagi... Saking jauhnya, sehebat apapun kendaraan dan tekhnologi yg kita miliki dia tidak akan mampu mengantarkan kita ke masa lalu.


* Pertanyaan no (3)

IG: Apa yang PALING BERAT di atas bumi ini?
M: batu? gunung? besi? dll

IG: Bukan. Yang paling berat adalah AMANAH yang Allah titipkan kepada kita. Termasuk anak-anak kita, bahkan juga orangtua kita.

Saat kita meninggal nanti, tak ada yang kita bawa kecuali 3 hal yaitu:
1. Ilmu yg bermanfaat
2. Amal jariyah
3. Anak yg sholeh yg senantiasa mendoakan orang tuanya.


Dan siapa yang tak berdoa dalam sehari sekali saja untuk kedua orangtuanya, maka terputuslah rahmat Allah baginya.


Doa orangtua termasuk salah satu doa yang mustajab, yang pasti dikabulkan oleh Allah, karena tak ada hijab antaranya dgn Allah SWT.

Tiga doa yg pasti dikabulkan oleh Allah:

1. Doa seorang musafir dlm perjalanan.
2. Doa seseorang yg didzolimi, meskipun ia seorang yg kafir.
3. Doa orangtua kepada anaknya.

Untuk itu wahai orangtua, berhati-hatilah dalam berkata-kata terhadap anak, karena bisa jadi ucapan kita akan diijabah sbg doa.


* Pertanyaan no (4)

IG: Lalu, apa yang PALING RINGAN di muka bumi ini?
M: pasir? kapas? dll

IG: Bukan. Yang paling ringan adalah MENINGGALKAN SHALAT 5 WAKTU. Kadang kita lebih takut ketinggalan rombongan bus atau jadwal pesawat ketimbang ketinggalan waktu shalat. Kadang kita lebih asyik rapat di kantor daripada memburu waktu shalat.

Padahal jika saja kita tahu hukuman/siksa kubur bagi orang/mayyit yang senantiasa meninggalkan dan melalaikan shalat, niscaya kita takkan pernah berani melakukannya.


3 siksa di dalam kubur yg akan dirasakan si mayyit itu adalah:


1. Si mayyit akan dihimpit/digencet tanah sampai tulang belulangnya hancur berantakan.
2. Si mayyit akan di panggang oleh api di dalam kubur.
3. Si mayyit akan didatangi oleh binatang yg besar ( sujawul Aqro ), olehnya si mayyit akan dipukul sampai mendam ke dalam tanah sedalam 70 hasta ( ± 70 M )


Kesimpulannya:

"Yang PALING DEKAT dengan kita adalah KEMATIAN. Yang PALING JAUH dari kita adalah MASA LALU. Yang PALING BERAT adalah AMANAH. Yang PALING RINGAN adalah MENINGGALKAN SHALAT 5 WAKTU"

Jumat, 25 Desember 2009

HARAMKAH MERAYAKAN NATAL &TAHUN BARU ?????

M Bambang Pranowo, Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta, di harian seputar indonesia menulis artikel berjudul "Ucapan Selamat Natal dan Umat Islam Indonesia". Dalam artikel tersebut dia mengatakan : "Dari perspektif inilah, kita– kaum muslim Indonesia–hendaknya mulai mengkaji kembali fatwa larangan merayakan Natal dan mengucapkan selamat Natal." Di akhir artikelnya, dia secara tegas mengatakan : "Selamat Natal, semoga Tuhan memberkahi kita". Ironis, padahal hukum merayakan natal dan tahun baru dalam Islam sudah sangat jelas, HARAM!

Allah swt. telah memuliaakan umat ini dengan Islam, dan memerintahkan-nya untuk mengimplementasikan-nya. Dia telah menurunkan Islam sebagai cara hidup yang unik. Sebuah pola yang berbeda dalam masalah konsepnya dan peraturan-peraturannya, sebagai sesuatu yang sempurna dan sistem menyeluruh yang mengatur semua urusan kehidupan. Allah swt. berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran 3 : 110)

Namun, sejak Islam diabaikan dari kehidupan sehari-hari sebagai sebuah sistem peraturan, umat telah melaksanakan hal-hal yang buruk dan semakin bertambah buruk; aturan orang-orang kafir telah diimplementasikan atas umat ini dan konsep-konsep kufur telah mendominasi mereka. Invasi barat dengan budaya busuk dan hina dina itu telah berhasil merusak dien Islam, moral umat dan menjadikannya tak bernilai. Slogan barat telah di adopsi oleh kaum Muslimin melalui perayaan-perayaan dan festival-festival barat. Budaya rusak barat ini telah dibantu oleh para penguasa yang mengabdikan dirinya untuk memisahkan Islam dari kehidupan dan melakukan perang pemikiran dan menanamkan konsep-konsep buruknya, kemudian memaksa umat untuk masuk pada apa yang barat selalu inginkan, yakni menjadi individu yang sekuler.

Salah satu dari banyak konsep budaya yang dipaksakan oleh barat atas kaum Muslimin adalah perayaan natal dan tahun baru. Kita memohon pada Allah swt. agar tidak membiarkan diri kita melihat suatu hari dimana kaum Muslimin merayakan hari jadi orang-orang Yahudi (hari raya Yahudi) dan juga melakukan perayaan Natal.

Ini sungguh menyedihkan dan ironis sekali untuk menyaksikan dengan mata sendiri kejadian dan mendengar berita tentang pembunuhan masal, pengusiran dan penghinaan terhadap kaum Muslimin di tangan barat pada hari Natal, musuh-musuh Islam di seluruh penjuru dunia, sambil sebagian kaum Muslimin di negeri ini diundang oleh orang-orang Amerika dan orang Kristen lain-nya masuk ke dalam rumah mereka untuk merayakan natal dan tahun baru. Tentu saja, ini seharusnya tidak terjadi sebagai sebuah goncangan kepada kita sejak umat ini kehilangan pelindungnya yang menjalankan urusannya dengan Islam, melindunginya dari serangan konsep-konsep kufur dan menjalankan peraturan-peraturang diennya, memeliharanya sebagai sebuah perintah Allah swt., sebuah umat yang khas.

Wahai kaum Muslimin! Itu (Perayaan atau mengucapkan natal & tahun baru) adalah sesuatu yang dilarang oleh syariah untuk ambil bagian dalam perayaan orang-orang kafir, dan untuk mencontoh mereka dalam masalah dien (agama). Al-Bukhari meriwayatkan dalam shahih-nya melalui Abu Sa’id Al Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda :

“kamu akan mengikuti cara-cara dari orang-orang yang sebelum kamu sehasta demi sehasta dan selangkah demi selangkah, walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka”. Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksud (mengikuti) Yahudi dan Nasrani?” beliau menjawab: “Siapa lagi?”

Dalam Hadits ini Rasulullah mengejek orang-orang yang meniru orang-orang kafir, dan itu adalah sebuah hujjah (dalil/alasan syar’i) bahwa itu (merayakan natal dan tahun baru) adalah haram (tertolak), baik untuk mengikuti mereka dalam perayaan natal dan seremonial-seremonial lainnya mereka. Itu juga jelas bahwa perayaan seremonial orang-orang kafir dan perayaan ulang tahun mereka berarti meniru mereka dan Islam telah menolaknya. Rasulullah saw. telah memberi peringatan kepada kita untuk menolaknya. At-Tirmidzi meriwayatkan melalui Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“ Bukan seseorang dari kita (kaum muslimin) yang meniru suatu kaum, jangan meniru orang-orang Yahudi dan Nasrani.”

At-Tabrani meriwayatkan melalui Ibnu Umar dan Hudaifah bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Siapa yang mengikuti suatu kaum akan menjadi salah satu dari mereka.”

Itu juga merupakan bagian dari teks syariah bahwa itu adalah tertolak bagi seorang Muslim yang telah mempunyai hari raya nya sendiri yaitu I’edul Fitri dan I’dul Adha. Al-Baihaqi meriwayatkan dalam ‘Sunan’-nya dari Anas Bin Malik yang berkata :

“ Rasulullah saw. datang ke Madinah pada saat orang-orang Madinah mempunyai dua hari pada masa jahiliah (sebelum Islam) yang mereka rayakan, maka beliau saw. berkata: “Aku datang kepadamu pada saat kamu mempunyai 2 hari dari masa jahiliah yang kamu rayakan, dan Allah swt. telah menggantikannya 2 hari ini dengan dua hari yang lebih baik: hari raya Kurban dan hari Fitri.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Uqbah Ibnu Amir bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Dan kami mempunyai hari Fitri, hari Kurban dan hari Tasyriq adalah hari besar kami orang-orang Muslim.”

Teks-teks ini disajikan sebagi hujjah yang jelas bahwa itu tertolak bagi kaum Muslimin untuk mempunyai perayaan selain dari pada apa yang telah Allah swt. putuskan. Mereka (kaum muslimin) selanjutnya tertolak untuk ambil bagian dalam perayaan orang-orang kafir, dari perayaan seperti upacara mereka, adalah sesuatu yang tertolak seperti menghadiri perayaan mereka, walau pun mereka mengundang. Seperti cara upacara akan menghantar kepada kerusakan dan pemutusan mereka akan menjadi sebuah kesempatan bagi setiap orang-orang fasiq untuk melakukan perbuatan yang berdosa, seperti mengkonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang. Media masa yang ada cenderung pada peristiwa ini untuk menayangkan program-program yang mempunyai selera yang buruk dan semua jenis ketidaksopanan dan kerusakan. Mereka mencemari pemikiran orang-orang dan mengikis segala jenis moral yang baik, martabat, dan kesucian mereka.

Wahai kaum Muslimin! Umat akan terus-menerus tertekan di bawah konsep orang-orang kafir dan akan terus terdominasi. Mental kaum Muslimin akan terus tebentuk sesuai dengan sudut pandang orang-orang barat, kecuali kita mulai membuang semua pemahaman barat yang ada pada diri kita dan berjuang untuk menegakkan Khilafah Rasyidah, yang akan mengimplementasikan kitab Allah swt. dan sunnah Rasul-Nya saw., dan akan menumbangkan ketidakadilan, penguasa tiran dan kerusakan yang tampak atas kaum Muslimin, yang kemudian sebagai hasilnya orang-orang kafir akan kehilangan kekuatan dan identitas mereka.

Selanjutnya, itu adalah untuk khilafah bahwa kita menyeru kepada mu (kaum muslimin) untuk memperjuangkannya, wahai kaum Muslimin! Rasulullah saw. bersabda:

“Imam (pemimpin) itu adalah pelindung dimana orang-orang berperang dan terlindung dengannya.” (Shahih Bukhari)

Hijrah Masa Kini




Hijrah adalah momentum penting dalam lintasan sejarah perjuangan Islam dan kaum Muslimin. Hijrah tidak hanya menjadi bukti kekuatan iman para pemeluk Islam ketika itu, melainkan menjadi kejadian paling menentukan demi tegaknya Islam dan keberlanjutan hidup kaum Muslimin ketika itu. Kini, ketika kaum Muslimin kembali pada kondisi terlemah dari seluruh aspek kehidupannya, relevankah syariat hijrah ditegakkan kembali ?Bagaimana hijrah masa kini dilakukan kembali oleh kaum Muslimin ?
Kata Hijrah berasal dari istilah hajara, yang berarti berpindah dari satu tempat atau keadaan ke tempat atau keadaan yang lain. Namun, juga banyak lagi pengertian dari istilah hijrah, tetapi kita akan membicarakandalam empat hal.

1. Berpindah, atau tidak tinggal di satu tempat

Jika seseorang terkesan dengan apa yang dia dengar atau pelajari (dari ilmu) tetapi tidak melakukannya, dia tidak berhijrah pada yang baru saja dia pelajari. Allah SWT berfirman:

“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.” (QS Al Ma’idah, 5: 68)


Ketika Islam dimulai di Mekkah yang sampai akhirnya menyebar ke Madinah pada saat iteraksi (dakwah) Nabi SAW dan Shahabat-shahabatnya RA. (Islam adalah sebuah Dien yang tidak memaksa untuk tinggal di satu tempat, dan juga Dien perbuatan).

Allah menetapkan bagi penduduk Mekkah untuk menolak dakwah dan memerangi RasulNya SAW. Namun, setelah serangan ini, hijrah telah ditentukan dan mereka selanjutnya diwajibkan untuk berpindah.


Maka salah satu pengertian hijrah adalah berpindah atau bergerak; Muslim selalu berubah (untuk lebih baik) dan bergerak, juga tidak stagnan.

2. Meninggalkan dosa atau haram

Pengerian ini diambil dari sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Abu Daud. Rasulullah SAW bersabda:

“Muslim adalah seseorang yang menghindari menyakiti Muslim dengan lidah dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua apa yang Allah telah larang.” (Shahih Al Bukhari, Kitabul Iman, Bab 4 Hadits No 10)

Maka jika seseorang meninggalkan apa yang Allah telah larang, dia adalah seorang Muhajir. Dan Hijrah masih terbuka (walaupun Rasulullah SAW bersabda setelah menaklukan Mekkah bagi orang-orang untuk tinggal dan meninggalkan apa yang Allah SWT telah larang.

3. Beribadah kepada Allah pada saat sulit dan fitan

Rasulullah SAW bersabda:

“Beribadah pada saat masa harj adalah seperti hijrah kepadaku.” (Shahih Muslim, Hadits No 2948)

Pada saat fitan seperti saat ini, ketika orang-orang bercampur baur; wanita tidak menutupi auratnya; kejahatan disiarkan di internet, televisi dan Radio; musik, alkohol dan hukum kufur yang tersebar luas; orang baik dikatakan jahat, dan orang-orang yang rusak (seperti penyanyi, aktor dan selebriti) dipuji dan membuat aturan model: beribadah kepada Allah pada saat ini seperti hijrah kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada masa ketika begitu sedikit orang yang jujur; hati orang-orang beriman akan sakit karena dia akan melihat kejahatan dan tidak bisa merubahnya; Muslim yang berbicara akan dibunuh atau ditangkap, dan kesucian mereka yang tetap diam akan terhina; orang-orang akan menangkap yang membuat website, atau mereka akan ditangkap karena membawa uang di kantong mereka atau memelihara jenggot; Muslim yang terpercaya dilabeli sebagai fanatik dan teroris; dan Muslim yang berangkat dari satu negeri ke negeri yang lain dicurigai sebagai teroris: tidak diragukan lagi, ini adalah masa fitnah besar.

4. Bergerak atau menjauhi orang tertentu

Aturan yang mendasar berkaitan dengan Kufar adalah sebuah kewajiban untuk menjauh dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah.

Allah SWT memerintahkan kita untuk membenci mereka dan menjauh dari mereka, tetapi pada saat yang sama memelihara hubungan dengan kita untuk transaksi dan interaksi dengan mereka (mengajak mereka pada Islam). Allah SWT berfirman:

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS Al Muzammil, 73: 10)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya[1310] dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku.” (QS Az Zumar, 39, 17)

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS An Nahl, 16: 36)

Ayat-ayat ini mengkonfirmasi aturan yang sebenarnya berkaitan dengan Kuffar dan Tawaghit; itulah untuk mengatakan, mereka menjadi mengelak. Ini lebih jauh di jelaskan dengan sikap Nabi Ibrahim AS kepada kaumnya dan bapaknya (yang telah kafir). Allah SWT berfirman:

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah.” (QS Az Zukruf, 43: 26)

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja...” (QS Al Mumtahanah, 60: 4)

“Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku." (QS Maryam, 19: 48)

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Daud, bersumber dari Samurah bin Jundub RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang berkumpul dengan seorang Musyrik dan bertempat tinggal dengannya, maka dia seperti mereka (musyrik).” (Sunan Abu Daud, kitabul jihad no. 2787)

Setelah seseorang meninggalkan kufur dan syirik kemudian memeluk Islam, mereka harus menghindari orang-orang kafir (dan apa yang mereka sembah selain Allah) dan hidup diantara Muslim, atau tidak ada dari perbuatan mereka yang akan diterima oleh Allah. Satu-satunya pengecualian untuk aturan ini adalah istri seseorang dari Ahli Kitab atau orang tua seseorang yang Kafir – memberikan mereka tidak menunjukkan kebencian kepada Islam.

Diriwayatkan dalam Sunan An Nasaa’i bahwa Bahz bin Hakim bin Mu’awiyah RA berkata bahwa kakeknya (Mu’awiyah) meriwayatkan Nabi bersabda:

“Allah tidak menerima semua perbuatan dari seorang Musyrik setelah dia memeluk Islam kecuali dia menjauhi Musyrikin.”( Fathul Bari, Kitabul Jihad)

Salah satu bentuk hijrah adalah berpindah dari daerah kufur (darul kufur) ke daerah Islam (darul Islam). Namun, masalahnya belum ada Darul Islam saat ini bagi semua Muslim yang ingin berhijrah. Saat ini kita mempunyai darul kufur Asiyyah (negeri yang telah ditaklukan oleh Muslim), seperti Eropa; Darul Riddah (Darul murtad, dimana Muslim tidak menerapkan Syari’ah); dan Darul Kufur Taari’ah (negeri Muslim dalam pendudukan), seperti Israel, Spanyol, Iraq dan Afghanistan. Maka dimana kita bisa berhijrah bila semua negeri sama?

Namun, jika sebuah negara Islam diterapkan, Allah akan menghukum mereka yang tidak meninggalkan kuffar dan hijrah kecuali mereka mempunyai alasan yang syar’i. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri[342], (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS An Nisaa, 4: 97)

Sebagaimana mereka tidak bisa berhijrah ke Darul Islam karena itu tidak ada, mereka akan melakukan hijrah ke tempat lain dimana mereka secara umum bisa memenuhi kewajiban mereka. Jika seseorang tidak bisa menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran, mereka harus berhijrah. Jika ketentuan hanya membolehkan seseorang untuk makan, minum dan berjalan, tetapi tidak memberikan dakwah, menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka mereka harus hijrah ke sebuah tempat dimana mereka bisa memenuhi kewajiban mereka – ini adalah apa yang Shahabat lakukan ketika Hijrah ke Abyssinia.

Buah dari Hijrah (ke Abyssinia) adalah raja kedua memeluk Islam. Telah diriwayatkan oleh Ummu Salamah RAH bahwa ketika Mekkah menjadi begitu sulit bagi Shahabat, Rasulullah SAW menyarankan bagi mereka untuk pergi ke negeri Habashah (Abyssinia) dimana disana ada seorang raja yang tidak zalim. Nabih SAW memerintahkan mereka untuk tinggal disana “sampai Allah memberikan jalan keluar untukmu”. Pada waktu itu, Raja (tidak seperti penguasa saat ini) tidak melarang mereka untuk berdakwah dan mencegah kemungkaran. Shahabat yang dijelaskan suatu hari bahwa mereka memerintahkan untuk beribadah kepada Allah dan menyempaikan kebenaran dimana saja mereka berada.

Namun, hijrah bukan berarti memerlukan berpindah dari satu negeri ke negeri yang lain. Memungkinkan bagi seseorang untuk melakukan hijrah dari satu kota ke kota lain, atau satu desa ke desa lain - dengan tujuan untuk menjauhi orang-orang yang berbuat dosa.

Karena bagi mereka yang lemah, wanita, anak-anak atau mereka yang tidak mempunyai uang atau dokumen perjalanan (seperti passport), mereka harus tinggal sebisa mereka untuk berdakwah dan menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, walaupun dengan cara do’a.

Allah SWT berfirman:

“kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisaa’, 4: 98-99)

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari bahwa Ibnu Abbas RA berkata:

“Aku dan ibuku adalah dari Mustad’afin (orang yang lemah). Aku berada diantara anak-anak dan ibuku berada diantara nisaa’ (wanita).”

Di sisi lain, seseorang mungkin menemukannya perlu untuk hidup diantara Kuffar dengan tujuan untuk mengajak mereka pada Islam. Ini adalah situasi yang ditemukan Nabi SAW di Mekkah. Beliau hidup diantara mereka tetapi berinteraksi dan mengajak mereka pada Islam. Pada saat yang sama, beliau akan melakukan hijrah dari mereka bilamana mereka mengejek atau menghina Kitab Allah. Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (QS An Nisaa’, 4: 140)

Maka ketika Musyrikun mengabaikan atau mengejek ayat Allah, Nabi SAW akan menjauhi mereka.

Sama halnya dengan Ashabul Kahfi menjauhi kaum mereka dan melarikan diri ke gua ketika mereka diminta untuk bergabung dan ambil bagian dalam perayaan pagan mereka.

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad bahwa Khabbaab Bin Al Arat RA berkata:

“Aku dulu hidup di Mekkah dan bekerja untuk Al Aas bin Waa’il. Suatu hari, ketika aku mendatanginya dan mengambil upahku, dia berkata kepadaku, ‘Aku tidak akan memberikan upahmu kecuali jika kamu mengingkari Muhammad.’ Aku berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akn mengingkari Muhammad SAW sampai aku mati dan bahkan bangkit kembali. Dan jika aku bangkit kembali, aku akan mempunyai (cukup) kekayaan dan anak.”

Selanjutnya, seorang beriman mungkin menemukan dirinya pada sebuah situasi dimana Kuffar menginginkanya untuk bergabung, meninggalkan Diennya, mencela Syari’ah atau meninggalkan negeri mereka, dan jika dia tidak melakukan yang demikian mereka tidak akan bekerja padanya, atau mereka akan mencabut kepentingannya (kesejahteraan). Pada situasi seperti ini, dia harus meninggalkan dan tidak berkompromi atas Diennya.

Memboikot Muslim

Hukum asal, hubungan antara Muslim dan non-Muslim adalah bukan persaudaraan; kami tidak bercampur dengan mereka, menikah dari mereka atau berdagang dengan mereka – kecuali ada kebolehan. Namun, ini berlawanan dengan Muslim, dimana hukum asalnya adalah bersaudara. Tetapi dari waktu ke waktu, ada kemungkinan menjadi boleh untuk menjauhi seorang Muslim, karena ada dua alasan di bawah ini:

1. Karena urusan dunia

2. Karena Dien

Berkaitan dengan urusan dunia, seseorang bisa memboikot Muslim jika dia mempunyai sebuah perselisihan (tentang makanan, pakaian atau uang), tetapi boikot ini tidak bisa lebih dari tiga hari. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak mungkin bagi seorang Muslim untuk menjauhi saudaranya lebih dari 3 malam, berpaling satu sama lain dimana saja mereka bertemu. Yang lebih baik adalah salah satu yang berinisiatif untuk Salaam.” (Shahih Muslim Hadits no 2560)

Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Pintu surga terbuka setiap hari senin dan kamis. Allah akan mengampuni setiap hamba yang tidak melakukan syirik, kecuali seseorang setelah berselisih dengan saudaranya, menjaga dendam. Itu akan menjadi perkataan baginya (tiga kali): ‘lihatlah kedua orang itu, (jangan buka pintu jannah) sampai mereka damai.’” (Shahih muslim Hadits No. 2565)

Berikatan denga dien, sebagai seorang Muslim bisa diboikot lebih dari 3 hari, atau mungkin kurang, tergantung kondisinya.

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah SAW memboikot 3 orang (termasuk Ka’ab Bin Malik) untuk lima puluh malam karena mereka tidak merespon seruan jihad untuk perang Tabuk. Rasulullah SAW juga menginstruksikan Shahabatnya untuk melakukan hal yang sama dan tidak ada seorangpun yang berbicara dengan mereka selama periode ini, termasuk istri-istri mereka. Ini berdasarkan wahyu (Allah mengatakan kepada RasulNya untuk memboikot mereka).

Umar Bin Al Khattab juga meminta Muslim untuk memboikot orang yang disebut Sabigh At Tamimi, yang secara rutin salah menanggapi ayat-ayat mutasyabihat dari Kitab Allah. Tidak seorangpun berbicara kepadanya selama hampir satu tahun, sampai dia berubah dan bertobat.

Maka ada insiden di masa lalu ketika Muslim diboikot lebih dari 3 hari, sebagai sebuah bentuk hukuman; tetapi ini hanya terjadi pada individu yang melakukan dosa besar atau bid’ah, atau mempunyai tanda-tanda nifaq.

Jika seseorang melakukan dosa besar dan kemudian bertobat, kita tidak bisa menolak untuk memaafkannya, dengan kata lain kita akan menjatuhkan diri kita ke dalam kemunafikan.

Terakhir, tujuan utama hijrah adalah meninggalkan tempat ketidaktaatan menuju tempat ketaatan, dimana seseorang bisa berlaku atau menjalankan diennya.

Wallahu’alam bis showab!

Bocah Kanker Tulang Ingin Hidup di Tengah Tipisnya Harapan



Jakarta, Di bangsal anak kelas tiga Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Zulfikar bocah usia 12 tahun hanya bisa tidur dengan posisi miring ke kanan. Sakit kanker tulang belakang yang dialami membuatnya tak bisa banyak bergerak. Zulfikar ingin sembuh dan terus hidup namun harapannya sangat kecil tersandera kanker stadium lanjut.

Hari-hari Zulfikar lebih banyak diisi dengan tidur. Obat morfin untuk menahan rasa sakit yang diminumnya berimbas pada rasa ngantuk yang berkepanjangan. Hanya sesekali ia terbangun tapi kemudian tertidur lagi. Untuk makan tubuhnya mengandalkan selang infus yang dipasang serta ada kateter untuk menampung air seninya.

"Kalau bangun, Fikar selalu bicara mau sembuh, mau sembuh," kata Nurhasanah, sang ibu saat ditemui detikHealth di RS Dharmais, Jakarta, Rabu (9/12/2009) disela-sela acara peresmian ruang rawat anak prudential. Semangat hidup Zulfikar untuk sembuh membuat hati ibunya teriris karena kondisi penyakit anak satu-satunya itu sudah sangat parah.

Zulfikar yang sudah kehilangan bapaknya tahun 2007, telah dirawat di RSKD sejak September 2009. Setelah hasil biopsi yang menunjukkan bahwa Zulfikar terkena penyakit kanker tulang belakang stadium awal. Bocah tersebut tidak melakukan pengobatan kemoterapi seperti layaknya penderita kanker lain karena masalah biaya.

"Sejak September 2009, Fikar hanya mendapat pengobatan paliatif saja (penghilang rasa sakit), karena saya tidak memiliki biaya untuk melakukan kemoterapi yang harga satu obatnya bisa mencapai 15 juta," ujar sang ibu yang setia mendampinginya.

Sang ibu bercerita, anak tunggalnya mulai mengeluh sakit sejak bulan Februari 2009. Zulfikar sering mengeluh rasa nyeri dan pegal di tubuhnya meski pada saat itu, rasa sakit belum mengganggu aktivitasnya. Sakit yang dirasakan juga tidak langsung diperiksa. Namun pada awal Agustus 2009 rasa nyeri di tubuhnya kembali datang, tapi kali ini rasa nyeri yang timbul disertai dengan pendarahan pada urinnya.

"Saat itu kondisinya langsung drop dan saya bawa ke rumah sakit di Balikpapan untuk dilakukan biopsi awal. Tapi dokter belum tahu apa penyakitnya," ujar sang ibu.

Setelah melakukan biopsi awal, Zulfikar tidak bisa berjalan sama sekali hingga akhirnya dirinya dirujuk ke RSAB Harapan Kita Jakarta. Tapi dari sini Zulfikar kembali dirujuk untuk melakukan biopsi ulang di RS Kanker Dharmais. Dari hasil biopsi kedua inilah akhirnya dokter mengetahui bahwa Zulfikar terkena penyakit kanker tulang belakang stadium awal.

Sejak ditinggalkan oleh sang ayah, Zulfikar dan ibunya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Sang ibu berharap bisa mendapatkan pekerjaan di sana. Tapi kini keduanya harus kembali ke Jakarta untuk melakukan pengobatan Zulfikar.

Sungguh malang nasib bocah yang lahir pada tanggal 1 Agustus 1997, karena di awal bulan Desember ini dokter justru memvonis sakit Zulfikar sudah kian parah dan masuk stadium lanjut. Kini Zulfikar hanya bisa berada di tempat tidur dengan posisi miring ke kanan dan sesekali bangun untuk melihat televisi atau berbicara dengan ibunya.

"Sebelumnya dia diberi obat codein tapi sejak didatangkan dokter dari Singapura, maka mulai Desember ini ia mendapat obat morphin. Sekarang rasa nyerinya sudah berkurang bahkan bisa dibilang hilang sama sekali," ujar Nurhasanah.

Meskipun sudah divonis hanya punya sedikit harapan hidup, tapi Zulfikar sering mengatakan pada ibunya bahwa dirinya ingin sembuh. Semangat yang dimiliki Zulfikar untuk sembuh terkadang sering membuat ibunya merasa sangat sedih.

"Harapan saya sebagai seorang ibu, saya sangat menginginkan anak saya untuk sembuh dan bisa menjalani hidupnya kembali. Saya mohon doanya untuk kesembuhan anak saya," ungkapnya.

Seperti dikutip dari Mayoclinic, Rabu (9/12/2009), kanker tulang belakang adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dan berkembang disekitar saraf tulang belakang atau dalam tulang belakang itu sendiri. Rasa nyeri yang ditimbulkan ini biasanya menjadi lebih parah saat malam hari.

Selain itu kanker ini juga dapat menyebar ke luar tulang belakang, pinggul, kaki, lengan dan mungkin menjadi lebih parah dari waktu ke waktu meskipun dilakukan pengobatan. Jika sudah menjadi kanker, maka biasanya pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan jika masih berbentuk tumor.

Gejala awalnya adalah rasa nyeri di tubuh yang terus berulang, otot yang lemah terutama di kaki, kesulitan berjalan yang terkadang menyebabkan jatuh, terjadi penurunan kepekaan terhadap rasa sakit, panas atau dingin dan kehilangan fungsi usus atau kandung kemih

Tes Sederhana untuk Menentukan Kelahiran Prematur



Jakarta, Sebuah tes sederhana bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seorang ibu hamil harus menjalani kelahiran prematur atau tidak. Dengan begitu bisa mengurangi rasa cemas ibu dan menghindari ibu hamil mengonsumsi obat-obatan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Peneliti dari Inggris menemukan sebuah tes untuk mencari protein yang disebut dengan fetal fibronectin (fFN) dalam menentukan kelahiran bayi prematur. Penelitian ini sendiri dilakukan oleh tim dari University College London dan telah dipresentasikan dalam konferensi Royal College of Obstetricians and Gynaecologists.

Fetal fibronectin adalah protein yang membantu menempelkan kantung janin di tempat janin tersebut berkembang ke uterus. Pada penelitian sebelumnya telah ditunjukkan ketika fetal fibronectin ditemukan pada usia kehamilan tertentu, maka ada kemungkinan bayi tersebut lahir secara prematur.

Tes untuk mendeteksi tingkat fetal fibronectin relatif murah dan mudah dilakukan, tetapi untuk beberapa unit bersalin tes ini belum terlalu umum. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan vagina, saat perempuan tersebut mengalami nyeri pada perutnya. Jika hasilnya menunjukkan rendahnya tingkat fetal fibronectin, maka peluang perempuan tersebut melahirkan secara prematur juga rendah.

Peneliti menganalisis kasus 22 perempuan yang dirawat di rumah sakit dan menunjukkan tanda-tanda melahirkan prematur. Ternyata didapatkan sekitar 17 perempuan tidak juga melahirkan di rumah sakit meski sudah dirawat lebih dari delapan hari. Rata-rata perempuan ini telah menerima obat steroid untuk meningkatkan fungsi paru-paru bayi atau obat tocolytic untuk menghentikan kontraksi. Dan situasi ini berubah signifikan setelah menggunakan tes fetal fibronectin.

Terbukti 98,6 persen tes ini akurat untuk mengidentifikasi perempuan yang meskipun sudah menunjukkan tanda-tanda kelahiran prematur, tidak perlu melahirkan dulu selama kurang lebih dua minggu. Sehingga dapat mengurangi pemeriksaan lain yang sebenarnya tidak perlu.

"Perempuan yang terancam melahirkan secara prematur seringkali menyebabkan kecemasan tersendiri bagi ibu hamil. Karenanya dengan tes fetal fibronecti, ibu hamil bisa memprediksi kelahirannya dengan lebih akurat," ujar Dr Anna David, seperti dikutip dari BBCNews, Rabu (9/12/2009).

Dr David menambahkan perempuan dengan hasil negatif tidak perlu melakukan perawatan di rumah sakit. Dengan begitu sang ibu tidak perlu meninggalkan rumah dan bisa mengurangi kecemasan yang terjadi. Hal yang lebih penting lagi ibu hamil tidak perlu mengonsumsi obat yang sebenarnya tidak diperlukan.

Banyak perempuan yang diduga melahirkan secara prematur, tetapi dengan melakukan tes yang mudah dan bisa memberikan hasil dengan cepat ini dapat benar-benar ditentukan apakah ibu hamil tersebut harus lahir prematur atau tidak.

Fatwa Boleh Tidak Mencium Hajar Aswad Karena Khawatir Terkena Virus Flu Babi


DR. Mahmud Surthawi dari Universitas Yordania mengeluarkan fatwa yang membolehkan jamaah umrah dan haji tidak mencium hajar aswad karena khawatir terkena virus N1H1 atau yang lebih dikenal dengan flu babi.

Hal senada dinyatakan oleh ulama Saudi Syekh Abdul Muhsin bin Nasir Ubaikan "Kepada jamaah umrah yang khawatir terkena virus flu babi diperbolehkan untuk tidak mencium hajar aswad dan cukup baginya melambaikan tangan sebagai isyarat. Mencium hajar aswad hukumnya sunah," ujarnya.

"Sejarah menyebutkan, Umar bin Khattab menolak mencium hajar aswad, padahal ia melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menciumnya," tambahnya.

Jumlah warga Arab Saudi yang meninggal karena virus ini mencapai 16 orang. Pemerintah Arab Saudi mengklaim sebagai negara terbesar dari negara-negara Islam yang warganya meninggal karena virus flu babi.

Organisasi Kesehatan Internasional menyatakan, virus flu babi sebagai wabah internasional. Laporan terbaru departemen itu menyebutkan, sebanyak 1.800 orang meninggal setelah menderita virus flu babi sejak April lalu. Sementara jumlah yang terjangkit virus ini mencapai 182 ribu orang. (ist/ha)

Cara Membuat Otak Anak Jadi Jenius



Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya cerdik, pandai, dan arif melebihi anak lain. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.

Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan

Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 – 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak.

Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak

Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik.

Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai “guru pribadi”. Nah,ini dia caranya gan:

1. Belajar Musik
Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.

2. Beri ASI (Air Susu Ibu)
Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.

3. Kesehatan Anak
Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri, membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.

4. Permainan Anak
Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.

5. Menolak Junk Food
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.

6. Menumpuk Rasa Ingin Tahu
Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.

7. Perbanyak Membaca

Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.

8. Biasakan Makan Pagi
Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.

Kamis, 24 Desember 2009

Kepada Mu ku bersujud




Gratisan Musik

Subject: "..DIRI INI..." / By: Ambar Sari Setiadi “

Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”( QS. Qaaf: 18)...., Bila 'Kitab diri' berbicara...., Diri ini adalah sebuah cawan ilmu..Bila kau gali sumber mata airnya maka..Terpancarlah segala ilmu yg kau bisa pahami... Memahami diri adalah.. Sama saja memahami arti dlm diri kita sendiri..Semua ilmu banyak terkandung di dlm sanubari diri terperi~Nya... Diri ini adalah...,Sumber ilmu dlm keberadaan kita menyikapi diri yg sesungguhnya..Bila kau dapat memahami akan dirimu yg sejujurnya..Maka...,Kau akan memahami arti dirimu yg sesungguhnya.. Mengenal akan jati diri yg sejati perlu pemahaman akan peta dirimu yg sesungguhnya..,

Karena..,Semua yg bersumber dlm diri adalah.. ilmu yg sangat berarti dlm hidup dan kehidupan manusia...Semua yg ada pada diri adalah.. Semua yg ada pada alam semesta ini... Semua ilmu yg kau dapatkan di alam semesta ini selalu berhubungan dgn semua yg ada di dlm diri ini... Semua yg bersumber dari dlm diri adalah.. Cerminan alam semesta yg ada di permukaan dirimu sendiri.. Berkacalah pada diri yg bersih karena..,Semua yg bersih selalu bersumber dari mata air yg jernih... Dan hal yg jernih adalah sumber kemuliaan dalam diri sanubari yg suci... Kesucian seorang diri adalah..,keimanan dan ketaqwaan manusia itu dlm menyikapi dirinya sendiri.. Bisakah ia menyikapi sesuatu keadaan dirinya dgn bijak dan arif... Bila ia bisa lakukan ..., Maka... Berbahagialah bagi dirinya yg selalu dlm berkahNya dan dalam sumber yg memang sudah pasti berasal dari yg 'AHAD.. yaitu AL HAQ AZZA WA JALLA...'ALLAH'. ... Amin.... Firman Allah SWT dalam Hadist Qudsi : “Ana Baathinu Abdii Fahuwa Rabbi – Azharu Rabbi fahua Abdii.” ~ 'Allah rahasia hamba maka rahasianya hamba adalah Allah – nyatanya Allah maka nyatanya didalam Hamba.'.. "Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan," (QS. as-Shaffat (37) : 159)

"Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan." (QS. as-Shaffat (37) : 180) "Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam." (QS. as-Shaffat (37) : 182)

Wasalam..Diri yg sendiri...,Sulbi...\\

Yaa Fattaahu Yaa Rozzaaqu



Assalamu\'alaikum wr.wb


Allah Yang Maha Membuka, Allah Juga Yang Maha Memberikan Rizki. Kita sebutlah Nama-Nya, sesuai dengan Seruan-Nya: Walillaahil asmaa-ul husnaa,fad’uuhu bihaa, dan bagi Allah Asmaa-ul Husnaa, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-Nya. (baca: Qs. al A’raaf [7]: 180).

Satu hari, ibu saya memanggil saya dan menyerahkan satu tulisan tangannya. “Baca nih. Amalin. Insya Allah hidup akan berubah…”.

Di tangan saya, ada secarik kertas keramat pemberian ibu saya. Ya, keramat. Sebab yang memberikan ibu saya langsung. Bukan keramat menjadi jimat. Tapi keramat untuk menunjukkan begitu berharganya secarik kertas itu.

Ibu saya, Hajjah Humrif’ah Binti Hajjah Rofi’ah Binti KH. Muhammad Mansur Bin KH. Abdul Hamid, demikian saya tulis nama lengkapnya untuk menghormati diri beliau, menghadiahkan tulisan ini kepada saya. Tulisan yang berisi sebuah doa:

Awloohumma yaa Fattaahu yaa Rozzaaqu, wahai Allah Yang Maha Membuka, wahai Allah Yang Maha Memberikan Rizki. Hawwil haalanaa ilaa ahsanil haal, ubahlah keadaan kami kepada keadaan yang lebih baik lagi.

Begitu kertas itu berisi.

Dahsyat sekali isi kertas tersebut. Saya yang butuh perubahan, saat itu dan hingga kapanpun, tentu sangat membutuhkan amalan zikir ini. Apalagi zikir ini dari ibu sendiri. Subhaanallaah. Saya tentunya dapat dua keutamaan; Keutamaan pertama adalah menurut perintah dan permintaan ibu. Keutamaan kedua adalah berkumpulnya keutamaan doa, zikir, dan membaca Asmaa-ul Husnaa. Apalagi sungguh, saat itu, saat diberikannya “tugas” itu, saya betul-betul sedang membutuhkan suatu perubahan. Tak sanggup rasanya mengubah diri sendiri tanpa bantuan Allah. Tak ‘kan pernah sanggup. Masalah saya melebihi gunung rasanya. Masalah saya lebih dalam dari lautan rasanya. Dan masalah saya terasa seperti batu karang yang ga ‘kan pernah bisa saya tembus. Jadi, saya sangat bergembira mendapat amalan ini.

Saya amalkan dengan riang.

Saya tanya ibu saya, berapa kali. Baca aja sebanyak-banyaknya. Dan karena baca sebanyak-banyaknya ini menjadi tidak jelas, lalu saya mengarantina diri ini dengan membacanya sekian-sekian. Dan waktunya pun saya tentukan sendiri. Saban habis shalat.

Jika ditanya dalil nash al Qur’an dan al Haditsnya, secara langsung tidak ada. Tapi biar saja. Itu kan angka yang saya wajibkan kepada diri sendiri. Bukan suatu kewajiban yang mengada-ngada. Dosisnya saya sesuaikan dengan diri saya.

Hingga kemudian mengalirlah amalan ini untuk jamaah yang satu demi satu datang ke saya. bahkan, ketika berdiri Pesantren Daarul Qur’an, wirid ini menjadi saya wajibkan untuk dibaca; 111x sehabis shalat, 33x, atau sekurang-kurangnya 11x. Dipilih mana yang anak-anak santri dan asaatidz kuat bacanya. Dan bacaan ini pun dijadikan bacaan Riyadhah wajib buat mereka-mereka yang mengikuti Riyadhah 40 hari.

Alhamdulillah. Seingat saya ketika saya membaca, saya memvisualkan keyakinan saya akan satu keyakinan bahwa Allah akan benar-benar mengubah nasib saya.

Saya mengingat, satu hari saya pulang ke rumah. Saya yang banyak hutangnya, saya yang miring betul pandangan kanan kiri terhadap diri saya, sering merasa terhina sebab buanyak sekali kasus, pulang. Sampe depan rumah, saya buka helm yang menutupi wajah dan kepala. Saya buka juga slayer. Di depan pintu rumah, masih di atas motor, saya mencium wangi kuah bakso.

“Bang, bakso…”, begitu saya berteriak ke tukang bakso dari atas motor saya.

Tukang bakso ini dagang di depan rumah saya sedari saya kecil. Dan setahu saya, baik nenek saya, ibu saya, maupun orang-orang tua saya yang lain, tidak pernah mengutip bayaran atas dipakenya tanah halaman rumah kami untuk dia dagang. Ga pake nyewa. Yang istilahnya, kalopun saya minta, masihlah wajar. Eh tiba-tiba dia menengok serius, dan ngomong begini: “Bayar ga…?”. Serius banget mukanya. Saya ingat betul. Sampe sekarang, he he he.

Saat itu saya sensitif sekali. Hati saya hancur. Tukang bakso depan rumah saja ga percaya kalo saya bakalan bayar. Dia mengenal reputasi saya sebagai “orang yang berhutang” dan ga bakal bayar.

Saya butuh amalan yang disampaikan ibu saya. Saya butuh sekali. Supaya Allah mengubah hidup saya. Dari berhutang, menjadi tidak berhutang. Dan saya berharap, ada keridhaan ibu saya ketika saya mengamalkan wirid yang demikian. Amin.

Alhamdulillah. Maka, kepada saudara-saudara semua yang butuh perubahan, butuh aliran rizki tak terduga dari Allah. Perubahan apa saja, dan rizki apa saja, silahkan dawamkan (biasakan) baca wirid ini. Dan dalam kerangka membiasakan, hendaknya pakailah target bacanya sekian sekian. Bila ada yang tanya, wuah, koq pake dibaca sekian sekian sih? Ga ada tuntunannya tuh. Biar saja. Ga usah didengar. Mereka tidak merasakan yang kita rasakan. Kita perlu latihan, hingga kemudian pembiasaan wirid ini mendarah daging, dan menyatu dengan darah kita. Sampe kemudian kita pun berkenan membacanya di luar shalat, bahkan kelak sampe ke pembacaan zikir secara amaliyah (keyakinan, perbuatan) dan sir (hati).

Hendaknya juga sesiapa yang berkenan mengamalkan ini, bacalah sesudahnya membaca wirid yang dianjurkan Rasulullaah saw sehabis shalat.

Saudara-saudaraku yang punya tulisan dan pengalaman tentang Asmaa-ul Husnaa, bersedia membaginya? Kirim ya via Facebook, imel adminwhonline@gmail.com atau ke yusufmansur_wh@yahoo.com. Jazaakallaah. Ditunggu partisipasinya.


Wassalamu’alaikum wr.wb
Yusuf Mansyur

Rabu, 23 Desember 2009

Larangan Melakukan Perbuatan Kaum Luth



Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas," (al-A'raaf: 81).

Allah Ta'ala berfirman, "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)," (an-Naml: 55).

Allah Ta'ala berfirman, "Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1149] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar," (al-Ankabuut: 29).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan atas ummatku adalah perbuatan kaum Luth (homoseksual)," (Hasan, HR at-Tirmidzi [1457]).

Diriwayatkan dasri Abdullah bin Abbas r.a, "Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, 'Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth'," (Shahih, HR Ahmad [I/3090]).

Larangan Membunuh Ular-Ular Penghuni Rumah




Dari Abu Lubabah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah membunuh ular penghuni rumah kecudi ular yang pendek ekornya dan mempunyai dua garis putih yang ada di punggung ular tersebut karena ia dapat menggugurkan kandungan dan membutakan mata. Bunuh-lah ular itu," (HR Bukhari [3311]).

Dari Ibnu 'Umar r.a, bahwa ia biasa membunuh ular-ular, lalu Abu Lubabah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. melarang membunuh jinnan yakni ular-ular penghuni rumah. Lalu Ibnu Umar menahan diri darinya, (HR Bukhari [3312 dan 3313] dan Muslim [2233]).

Kandungan Bab:

1. Larangan membunuh 'awamir rumah (yakni ular-ular penghuni rumah), karena boleh jadi ular itu adalah jin-jin muslim.
2. Jika terlihat ular dalam rumah, maka diberitahu selama tiga hari dan menghalaunya dengan mengatakan: "Engkau berada dalam kesulitan!" Bila ular itu tidak pergi atau muncul lagi setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah syaitan yang kafir.

Dari Abu as-Sa'ib, maula Hisyam bin Zahrah bahwa ia menjenguk Abu Sa'id al-Khudri di rumahnya. Aku dapati ia sedang shalat. Maka aku pun duduk menunggunya. Setelah selesai shalat aku mendengar suara di salah satu tiang di atap rumah. Aku melihatnya ternyata seekor ular. Maka aku pun bangkit hendak membunuhnya. Abu Sa'id mengisyaratkan agar aku duduk kembali. Aku pun duduk. Setelah keluar beliau menunjuk sebuah rumah. Beliau bertanya, "Apakah engkau melihat rumah itu?" "Ya!" jawabku. Beliau bercerita, "Dahulu di rumah itu tinggallah seorang pemuda yang baru saja menikah. Maka kami pun berangkat bersama Rasulullah saw. ke peperangan Khandaq. Pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke rumah pada tengah hari. Rasulullah saw. mengizinkannya dan berkata kepadanya, 'Bawalah senjatamu, aku takut engkau dihadang oleh Yahudi Bani Quraizhah' Maka pemuda itu pun membawa senjatanya. Kemudian ia kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia dapati isterinya berdiri di depan pintu rumahnya. Maka ia pun menyerbu ke arah isterinya untuk memukulnya dengan tombaknya. Ia telah terbakar rasa cemburu. Si isteri berkata kepadanya, 'Tahan dulu tombakmu terhadapku! Masuklah ke dalam rumah supaya engkau dapat melihat apa yang menyebabkan aku keluar rumah.' Maka pemuda itu pun masuk ke dalam rumah ternyata ia dapati ular besar melingkar di atas tempat tidurnya. Maka ia pun menyerangnya dengan menusukkan tombaknya. Kemudian ia keluar dan menancapkan ular itu pada tombaknya lalu ular itu menggeliat dari ujung tombak dan menyerangnya, tidak diketahui siapakah yang lebih dahulu mati apakah ular itu atau pemuda tadi. Kami pun menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah saw, kami berkata, 'Mintalah kepada Allah agar Dia menghidupkannya kembali untuk kami.' Rasulullah saw. berkata, 'Mintalah ampunan untuk Sahabat kalian ini.' Kemudian beliau bersabda, 'Sesungguhnya kota Madinah ini dihuni oleh jin-jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat ular, maka usirlah selama tiga hari. Jika masih terlihat setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah syaitan'," (HR Muslim [2236]).

Dalam riwayat lain disebutkan, "Sesungguhnya rumah-rumah ini dihuni oleh 'awaamir (jin-jin berwujud ular yang biasa menghuni rumah"pent), jika kalian melihatnya, maka usirlah atas nama Allah selama tiga hari. Jika tidak pergi juga, maka bunuh-lali karena ia adalah jin kafir," (HR Muslim [2236]).

Hukum Nikah

Nikah termasuk sunnah para rasul yang sangat ditekankan. Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan." (Ar-Ra'd:38).
Dan dianggap makruh meninggalkan nikah tanpa 'udzur, berdasarkan hadits Anas bin Malik ra, ia berkata, "Telah datang tiga (sahabat) orang ke rumah isteri-isteri Nabi saw., mereka bertanya tentang ibadah Rasulullah saw.. Maka tatkala dijelaskan kepada mereka seolah-seolah mereka beranggapan ibadah mereka sedikit (kalau dihubungkan dengan kondisi mereka), lalu mereka berkata, "Apakah artinya kita, jika dibandingkan dengan Rasulullah? Sungguh beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang." Kemudian salah satu di antara mereka berkata,"Adapun saya, maka saya akan shalat semalam suntuk selama-lamanya." Yang lain mengatakan, "saya akan berpuasa sepanjang masa, dan tidak akan berbuka." Yang lain (lagi) mengatakan, "Saya akan menjauhi perempuan, dan tidak akan kawin selama-lamanya." Tak lama kemudian datanglah Rasulullah saw. lalu bertanya, "Kalian yang menyatakan begini dan begini? Demi Allah, sungguh saya adalah orang yang paling takut di antara kalian kepada Allah dan yang paling bertakwa di antara kalian kepada-Nya; Namun saya berpuasa, dan juga berbuka, saya mengerjakan shalat dan juga tidur, dan (juga) menikahi perempuan termasuk dari golonganku." (Muttafaqun 'alaih: Fathul Bari IX:104 no:5063 dan lafadz ini bagi Imam Bukhari, Muslim II:1020 no:1401 dan Nasa'i VI:60).

Namun nikah menjadi wajib atas orang yang sudah mampu dan ia khawatir terjerumus pada perbuatan zina. Sebab zina haram hukumnya, demikian pula hal yang bisa mengantarkannya kepada perzinaan serta hal-hal yang menjadi pendahulu perzinaan (misalnya; pacaran, pent.).Maka, barangsiapa yang merasa mengkhawatirkan dirinya terjerumus pada perbuatan zina ini, maka ia wajib sekuat mungkin mengendalikan nafsunya. Manakala ia tidak mampu mengendalikan nafsunya, kecuali dengan jalan nikah, maka ia wajib melaksanakannya." (tulis pengarang kitab as-Salul Jarrar II:243).

Barangsiapa yang belum mampu menikah, namun ia ingin sekali melangsungkan akad nikah, maka ia harus rajin mengerjakan puasa, hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Mas'ud bahwa Nabi saw. pernah bersabda kepada kami, "Wahai para muda barangsiapa yang telah mampu menikah di antara kalian, maka menikahlah, karena sesungguhnya kawin itu lebih menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan: dan barangsiapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa; karena sesungguhnya puasa sebagai tameng." (Muttafaqu 'alaih: Fathul Bari IX:112 no:5066. Muslim II:1018 no:1400, 'Aunul Ma'bud VI:39 no:2031, Tirmidzi II:272 no:1087, Nasa'i VI:56 dan Ibnu Majah I:592 no:1845).

Batas Maksimal Poligami

Tidak halal kawin lebih dari empat isteri. Allah SWT berfirman, ”Maka nikahilah perempuan yang kami cintai, dua atau tiga atau empat.” (An-Nisaa:3).

Dan sabda Nabi saw. kepada Ghailan bin Salamah pada waktu masuk Islam sementara isterinya berjumlah sepuluh, ”Pertahankanlah yang empat dan ceraikanlah yang lain.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no:1589, Trimidzi II:295 no:1138, Ibnu Majah I:628 no:1953).

Dari Qais bin al-Harits r.a. bertutur, pada waktu saya masuk Islam saya mempunyai delapan isteri, lalu saya datang kepada Nabi saw., lalu saya sampaikan hal itu kepada beliau, maka beliau bersabda, “Pilihlah empat diantara mereka.” (Hasan Shahih: Shahih Ibnu Majah no:1588, Ibnu Majah I:628 no:1952, dan ‘Aunul Ma’bud VI:327 no:224

Bab Ziarah Kubur




Disyari’atkan ziarah kubur dengan maksud untuk mengambil pelajaran (‘ibrah) dan ingat akan kehidupan akhirat, dengan syarat tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai misal, meminta sesuatu kepada penghuni kubur (orang mati) dan memohon pertolongan kepada selain Allah dan semisalnya.
Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku pernah mencegah kalian dari ziarah kubur, maka (sekarang) ziaralah kuburan; karena padanya mengandung ‘ibrah (pelajaran), namun janganlah kalian mengucapkan kata-kata yang menyebabkan Allah murka (kepada kalian).” (Shahih: Ahkamul Janaiz hal. 179, Mustadrak Hakim I:374, Baihaqi IV:77 tanpa kalimat terakhir, kalimat tersebut berasal dari riwayat, al-Bazzar I:407 no: 861).

Kaum perempuan juga seperti kaum laki-laki dalam hal dianjurkannya ziarah kubur karena kebersamaan kaum perempuan dengan kaum laki-laki dalam ‘illat’ sebab (alasan) yang karenanya disyari’atkan ziarah kubur, yaitu sabda Nabi saw., “Karena yang demikian itu dapat melunakkan hati, membuat mata mencucurkan air mata, serta mengingat akhirat." (Hadits ini (yang digarisbawahi) penterjemah kutip dari bab Ziarah Kubur dalam Ahlamul Janaiz oleh Syaikh Al – Albani). Di samping itu, karena ada tuntutan do’a dan dzikir ketika akan masuk kubur atau ketika melewatinya, di mana Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. apa yang akan diucapkannya ketika akan ziarah kubur, lalu beliau mengajarkannya, tidak melarangnya, dan beliau tidak menjelaskan bahwa kaum perempuan tidak boleh ziarah kubur. (Riwayat sudah termuat dalam pembahasan do’a dan dzikir ketika akan masuk kubur atau ketika melewatinya, pada beberapa halaman sebelumnya (Pent.).

Hal-hal yang Haram Dilakukan di Kubur
a. Menyembelih binatang ternak sebagai kurban mendambakan ridha Allah. Berdasarkan hadits Nabi saw. bersabda, "Tidak ada sesajen dalam Islam." Abdurrazaq bin Hamman menegaskan, “Dahulu di zaman jahiliyah, orang-orang gemar melakukan sesajen di kuburan dengan menyembelih sapi atau kambing." (Sanadnya Shahih: Ahkamul Janaiz hal. 203 dan ‘Aunul Ma’bud IX: 42 no:3206).

b. Meninggikan makam melebihi tanah galian.

c. Mengapur kuburan

d. Duduk-duduk di atasnya

e. Mendirikan bangunan di atasnya.

f. Menulis di atasnya

Lima point di atas terangkum dalam hadits berikut:

Dari Jabir r.a. berkata, Rasulullah saw. telah melarang mengapur kuburuan, duduk-duduk diatasnya, mendirikan bangunan diatasnya, meninggikan makam melebihi tanah galian, dan menulis di atasnya.” (Sanadnya Shahih: Ahkamul Janaiz hal. 204 dan ini riwayat Abu Daud, sedangkan riwayat imam-imam yang lain ada penambahan dan pengurangan : Muslim II: 667 no:970, Tirmidzi II: 258 no: 1058 dan Nasa’i IV:86).

g. Shalat menghadap ke kuburan. Karena ada hadits Nabi saw., “Janganlah kamu shalat menghadap ke kuburan…” (Shahih: Shahihul Jami’ no:7348, Muslim II:668 no:972, ‘Aunul Ma’bud IX: 49 no:3213, Tirmidzi II: 257 no:1055 dan Nasa;i II:67).

h. Shalat di samping kuburan, walaupun tidak menghadap kepadanya. Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seluruh bumi adalah tempat sujud (kepada Allah), kecuali kuburan dan kamar mandi.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no:2767, ‘Aunul Ma’bud II: 58 no:488 dan Tirmidzi I:199 no: 316).

i. Membangun masjid di atasnya. Dalam hal ini ada sejumlah hadits yang bersumber dari Nabi saw. di antaranya, dari Aisyah dan Abdullah bin Abbas r.a., berkata, tatkala Rasulullah didatangi (malaikat maut), beliau menutupkan kain bergaris ke wajahnya. Bila beliau merasakan sesak nafasnya maka dibuka penutup wajahnya. Dan Rasulullah bersabda, “Allah Ta’ala melaknat kaum Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid." Beliau mewanti-wanti (mengingatkan agar kita tidak melakukan) seperti yang mereka lakukan itu. (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari VIII:140 no:4444, Muslim I:377 no: 531 dan Nasa’i II:40).

Menjadikan kuburan sebagai lokasi perayaan yang didatangi/dikunjungi pada waktu-waktu tertentu atau musim-musim tertentu untuk beribadah di sisi kuburan atau semisal, hal ini dilarang berdasarkan hadits dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu menjadikan kuburankan sebagai arena perayaan dan jangan (pula) kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan (yang bebas dari kegiatan ibadah); di mana saja kamu berada, maka bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya shalawatmu pasti sampai kepadaku.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 7226, dan ‘Aunul Ma’bud VI: 31 no: 2026).

j. Mengadakan perjalanan khusus untuk ziarah
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda, "Janganlah pelana dipasangkan pada binatang yang dikendalikan (untuk bepergian dalam rangka ibadah) kecuali (untuk pergi) ke tiga masjid; Masjidil Haram, Masjid Rasulullah saw., dan Masjidil Aqsha.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III:63 no:1189, Muslim II:1014 no: 1397, ‘Aunul Ma’bud VI:15 no:2017 dan Nasa’i II:37).

k. Menyalakan lampu di atas kuburan. Perbuatan ini termasuk bid’ah, yang tidak pernah dikenal di kalangan ulama’ salaf yang shahih.

Rasulullah saw. bersabda, “Setiap bid’ah adalah sesat dan kesesatan di neraka (tempatnya).” (Shahih: Shahih Nasa’i no:1331, Muslim II:592 no:467 dan Nasa’I III:188). Di samping itu, dalam perbuatan ini (menyalakan lampu di kuburan) terdapat sikap menyia-nyiakan harta, padahal hal itu dilarang secara tegas oleh nash syar’i. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci kalian lakukan tiga hal : menyebarkan isu, menyia-nyiakan harta, dan (ketiga) terlalu banyak bertanya.” (Muttafaqun ‘alaih:Fathul Bari III:340 no:1477 dan Muslim III:1340 no:1715).

l. Memecah (mematahkan) tulang jenazah; Karena ada hadits Nabi saw., "Sesungguhnya memecahkan tulang mayat orang mukmin seperti memecahkan tulang orang mukmin ketika hidup.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no:2143, ‘Aunul Ma’bud IX : 24 no:3191 dan Ibnu Majah I:516 no:1616).