Jumat, 25 Desember 2009

Bocah Kanker Tulang Ingin Hidup di Tengah Tipisnya Harapan



Jakarta, Di bangsal anak kelas tiga Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Zulfikar bocah usia 12 tahun hanya bisa tidur dengan posisi miring ke kanan. Sakit kanker tulang belakang yang dialami membuatnya tak bisa banyak bergerak. Zulfikar ingin sembuh dan terus hidup namun harapannya sangat kecil tersandera kanker stadium lanjut.

Hari-hari Zulfikar lebih banyak diisi dengan tidur. Obat morfin untuk menahan rasa sakit yang diminumnya berimbas pada rasa ngantuk yang berkepanjangan. Hanya sesekali ia terbangun tapi kemudian tertidur lagi. Untuk makan tubuhnya mengandalkan selang infus yang dipasang serta ada kateter untuk menampung air seninya.

"Kalau bangun, Fikar selalu bicara mau sembuh, mau sembuh," kata Nurhasanah, sang ibu saat ditemui detikHealth di RS Dharmais, Jakarta, Rabu (9/12/2009) disela-sela acara peresmian ruang rawat anak prudential. Semangat hidup Zulfikar untuk sembuh membuat hati ibunya teriris karena kondisi penyakit anak satu-satunya itu sudah sangat parah.

Zulfikar yang sudah kehilangan bapaknya tahun 2007, telah dirawat di RSKD sejak September 2009. Setelah hasil biopsi yang menunjukkan bahwa Zulfikar terkena penyakit kanker tulang belakang stadium awal. Bocah tersebut tidak melakukan pengobatan kemoterapi seperti layaknya penderita kanker lain karena masalah biaya.

"Sejak September 2009, Fikar hanya mendapat pengobatan paliatif saja (penghilang rasa sakit), karena saya tidak memiliki biaya untuk melakukan kemoterapi yang harga satu obatnya bisa mencapai 15 juta," ujar sang ibu yang setia mendampinginya.

Sang ibu bercerita, anak tunggalnya mulai mengeluh sakit sejak bulan Februari 2009. Zulfikar sering mengeluh rasa nyeri dan pegal di tubuhnya meski pada saat itu, rasa sakit belum mengganggu aktivitasnya. Sakit yang dirasakan juga tidak langsung diperiksa. Namun pada awal Agustus 2009 rasa nyeri di tubuhnya kembali datang, tapi kali ini rasa nyeri yang timbul disertai dengan pendarahan pada urinnya.

"Saat itu kondisinya langsung drop dan saya bawa ke rumah sakit di Balikpapan untuk dilakukan biopsi awal. Tapi dokter belum tahu apa penyakitnya," ujar sang ibu.

Setelah melakukan biopsi awal, Zulfikar tidak bisa berjalan sama sekali hingga akhirnya dirinya dirujuk ke RSAB Harapan Kita Jakarta. Tapi dari sini Zulfikar kembali dirujuk untuk melakukan biopsi ulang di RS Kanker Dharmais. Dari hasil biopsi kedua inilah akhirnya dokter mengetahui bahwa Zulfikar terkena penyakit kanker tulang belakang stadium awal.

Sejak ditinggalkan oleh sang ayah, Zulfikar dan ibunya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Sang ibu berharap bisa mendapatkan pekerjaan di sana. Tapi kini keduanya harus kembali ke Jakarta untuk melakukan pengobatan Zulfikar.

Sungguh malang nasib bocah yang lahir pada tanggal 1 Agustus 1997, karena di awal bulan Desember ini dokter justru memvonis sakit Zulfikar sudah kian parah dan masuk stadium lanjut. Kini Zulfikar hanya bisa berada di tempat tidur dengan posisi miring ke kanan dan sesekali bangun untuk melihat televisi atau berbicara dengan ibunya.

"Sebelumnya dia diberi obat codein tapi sejak didatangkan dokter dari Singapura, maka mulai Desember ini ia mendapat obat morphin. Sekarang rasa nyerinya sudah berkurang bahkan bisa dibilang hilang sama sekali," ujar Nurhasanah.

Meskipun sudah divonis hanya punya sedikit harapan hidup, tapi Zulfikar sering mengatakan pada ibunya bahwa dirinya ingin sembuh. Semangat yang dimiliki Zulfikar untuk sembuh terkadang sering membuat ibunya merasa sangat sedih.

"Harapan saya sebagai seorang ibu, saya sangat menginginkan anak saya untuk sembuh dan bisa menjalani hidupnya kembali. Saya mohon doanya untuk kesembuhan anak saya," ungkapnya.

Seperti dikutip dari Mayoclinic, Rabu (9/12/2009), kanker tulang belakang adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dan berkembang disekitar saraf tulang belakang atau dalam tulang belakang itu sendiri. Rasa nyeri yang ditimbulkan ini biasanya menjadi lebih parah saat malam hari.

Selain itu kanker ini juga dapat menyebar ke luar tulang belakang, pinggul, kaki, lengan dan mungkin menjadi lebih parah dari waktu ke waktu meskipun dilakukan pengobatan. Jika sudah menjadi kanker, maka biasanya pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan jika masih berbentuk tumor.

Gejala awalnya adalah rasa nyeri di tubuh yang terus berulang, otot yang lemah terutama di kaki, kesulitan berjalan yang terkadang menyebabkan jatuh, terjadi penurunan kepekaan terhadap rasa sakit, panas atau dingin dan kehilangan fungsi usus atau kandung kemih

1 komentar:

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.