Jumat, 13 Agustus 2010

Bolehkah Menunaikan Zakat Fitrah dengan Beras?



Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin


Sebagian ulama berpendapat bahwa menunaikan zakat fitrah dengan beras hukumnya tidak boleh selama lima macam bahan pokok yang di-nash-kan itu ada, bagaimana pendapat Anda?

Jawaban:

Sebagian ulama berpendapat bahwa jika lima bahan pokok yang dinashkan yaitu gandum, jelai, korma, anggur kering(kismis) dan keju ada, maka membayar zakat fitrah dengan selain kelima bahan pokok itu hukumnya tidak boleh. Pendapat ini sangat bertentangan dengan pendapat yang mengatakan bahwa mengeluarkan zakat fitrah dengan kelima bahan pokok itu atau dengan bahan pokok lain hukumnya boleh hingga dengan uang sekalipun.

Yang benar bahwa mengeluarkan zakat fitrah dengan jenis makanan pokok manusia apa pun diperbolehkan, karena Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu seperti yang dijelaskan dalam Shahih Al-Bukhari berkata, "Kami mengeluarkannya pada masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam satu sha' makanan dan makanan kami adalah korma, jelai, anggur kering (kismis), dan keju." (HR Al-Bukhari).

Dalam hadits itu tidak disebutkan gandum dan saya tidak tahu apakah gandum itu disebutkan dalam hadits shahih dan sharih tentang zakat ataukah tidak. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa membayar zakat dengan gandum boleh hukumnya. Kemudian di dalam sebuah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan yang kotor serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin." (HR Bukhari).

Yang benar bahwa semua makanan pokok anak Adam boleh dikeluarkan sebagai zakat fitrah, walaupun bukan dari kelima jenis bahan pokok yagn disebutkan oleh para ulama tersebut, karena dari kelima bahan pokok itu –seperti yagn telah dipaparkan—hanya empat saja yang menjadi makanan manusia pada masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dengan demikian boleh mengeluarkan zakat fitrah dengan beras bahkan menurut pendapat saya beras lebih baik dari yang lainnya pada masa kita sekarang; karena beras tidak terlalu membebani dan paling disukai manusia.

Tetapi bagaimanapun keadaan di satu tempat berbeda dengan keadaan di tempat lain; bisa jadi di satu tempat korma lebih mereka sukai, maka mereka boleh mengeluarkan zakat dengan korma, dan di tempat lain gandum lebih disukai, maka lebih baik mereka mengeluarkan zakat fitrah berupa gandum, begitu juga keju dan sebagainya. Yang lebih baik adalah mana yang lebih bermanfaat bagi suatu kaum, maka itulah yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah.

Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa Arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 457 – 459.

Bagaimana Hukumnya Mengadakan Peringatan Hari Ulang Tahun Anak atau Pernikahan?



Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin


Jawaban:



Dalam Islam tidak ada hari raya selain hari Jum'at sebagai hari raya mingguan, tanggal pertama bulan Syawwal yaitu Idul Fitri setelah Ramadhan, dan tanggal sepuluh Dzulhijjah yang dikenal dengan Idul Adha. Kadang hari Arafah disebut hari raya bagi penduduk Arafah dan hari Tasyriq setelah hari raya Idul Adha.

Sedangkan merayakan hari kelahiran seseorang atau anak-anaknya atau peringatakan hari pernikahan dan sebagainya tidak disyariatkan, tetapi bila dikaitkan dengan bid'ah lebih mendekati kepada hukum mubah.

Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 184.

Meminta Barakah



Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin

Bagaimana hukumnya perkataan orang awam, "tabarakta 'alaina" dan "zaratna al-barakah?"

Jawaban:

Perkataan orang awam, "tabarakta 'alaina" tidak dimaksudkan kepada Allah, melainkan mereka memaksudkan bahwa kami mendapatkan barakah dari kedatanganmu dan barakah boleh dinisbatkan kepada manusia. Asyad bin Hudhair ketika turun ayat tentang tayamum karena hilangnya tali leher Aisyah dia berkata, "Ini bukanlah keberkataan pertama yang diberikan kepadamu wahai keluarga Abu Bakar." (Ditakhrij oleh Al-Bukhari dalam kitab At-Tayamum (334) dan Muslim dalam kitab Al-Haidh bab At-Tayammum (289)).

Meminta barakah tidak boleh lepas dari dua hal:

Pertama, meminta barakah kepada sesuatu yang diperintahkan oleh syariat yang dikenal, seperti Al-Qur'an. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan dengan penuh berkah." (Al-An'am: 92).

Di antara barakah Al-Qur'an adalah siapa yang mengambilnya dan bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan kemenangan, lalu Allah menyelematkan dengannya umat-umat yang banyak dari syirik. Di antara barakahnya adalah bahwa membaca satu huruf diberi pahala sepuluh kebaikan sehingga hal ini mendorong manusia untuk bersungguh-sungguh dan memanfaatkan waktunya.

Kedua, merinci barakah melalui sesuatu yagn bisa diketahui secara fisik, seperti ilmu, maka orang bisa mencari berkah melalui ilmu dan seruannya kepada kebaikan. Asyad bin Hudhair berkata, "Ini bukanlah keberkatakan pertama yang diberikan kepadamu wahai keluarga Abu Bakar" karena Allah kadang menjalankan melalui tangan sebagian manusia perkara-perkara yang baik yang tidak dijalankan melalui tangan orang lain.

Namun ada pula barakah yang meragukan lagi batil, seperti keberkatan yang dianggap oleh para dajjal bahwa soerang mayit yang dianggap wali bisa memberikan barakah dan sebagainya. Ini adalah keberkatan yang batil yang tidak ada pengaruhnya. Namun kadang-kadang syetan ikut bermain di dalamnya, dia berkhadam kepada syekh itu sehingga hal itu menjadi fitnah bagi mereka.

Lalu bagaimana cara mengetahui apakah ini termasuk barakah yang batil ataukah yang benar? Hal itu bisa diketahui melalui keadaan seseorang, jika dia termasuk waliyullah yang bertakwa dan mengikuti sunah serta menjauhi bid'ah, maka Allah akan memberikan kebaikan dan barakah dari kedua tangannya yang tidak bisa dilakukan orang lain, sedangkan jika dia menentang Al-Kitab dan sunah atau menyeru kepada kebatilan, maka barakahnya diragukan, bisa jadi barakah itu dibantu oleh syetan karena kebatilannya.

Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 206-207.

KUBURAN..



Mungkin entah secara sengaja atau tidak sengaja, dalam berbicara dengan sesama, mungkin ada satu atau beberapa kali kita menyebut kata KUBURAN , paling tidak terselip pada suatu ucapan setiap harinya.

Atau bisa saja pada rutinitas kita sehari-hari entah itu berangkat kerja, atau Pergi ke Sawah/kebun atau ke Warung, kita melewati KUBURAN atau bertemu mayat yang sedang di gotong menuju Kuburan.

Atau pada Bulan Ramadan Orang-orang akan banyak berziarah ke Kuburan leluhurnya masing-masing.

Pendek kata ; KUBURAN itu Ada dimana-mana ; ada dimulut kita (bila diucapkan oleh kita sendiri) Ada di Kuping kita (Bila orang lain mengucap KUBURAN), ada dimata kita Bila Kita Melihat Kuburan. Kuburan juga mungkin ada di kaki kita bila kita menginjak atau melintasi Kuburan, bahwkan di pantat kita, bila kita menduduki Kuburan.

ARTINYA : Allah telah mengingatkankan kita Umat manusia, bahwa jarak kita menuju ke Kuburan adalah sangatlah Dekat....dan itu diperingatkan, di perlihatkan, ditekankan berulang-ulang baik melalui koran/tv/tabloit yang memuat orang mati di headlinenya, atau kebetulan berpas-pasan di jalan dengan Mayat, atau orang yang sedang sekarat karena kecelakaan lalu lintas, atau sedang sakit.

APAKAH KEBANyAKAN MANUSIA MENGERTI ?? Dan apa yang dibenak mereka pada umumnya bila kebetulan memiliki kesempatan bertemu, melintas, atau melihat orang mati ?


Manusia Kebanyakan akan berpikir : ; Itu Sudah takdirnya dan kesalahannya sehingga dia cepat mendekam di Kuburan"?? kasihan ya...

Sebagian manusia akan berpikir : " Yaa.. Itu lebih baik dia mati dari pada dia hidup hanya akan memperparah beban orang disekelilingnya...

Sebagian Kecil manusia akan berpikir : Akankah dia ketemu Tuhan dan mendapat sapaan dan dihajar Gada malaikat?.. mendapat kan Syorga kah untuk dirinya??? atau Apakah aku akan siap bila Allah Akan memanggilku suatu ketika di hari ini??????



Hukum Mengatakan "Wahai Jiwa Yang Tenang" Kepada Orang Meninggal Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin
Thursday, 18 December 2008

Jika orang meninggal dunia, ada sebagian orang yang berkata, "wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi mendapat keridhaan." (Al-Fajr: 27-28), bagaimana hukumnya?

Jawaban:

Perkataan ini tidak boleh diucapkan secara mutlak kepada seseorang begitu saja, karena ini adalah kesaksian yang menunjukkan bahwa dia termasuk dalam golongan ini.

Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 217.

Kamis, 12 Agustus 2010

PUASA ; dalam angan dan pandangan



Puasa atau kata Puasa tentu akan berbeda-beda cara orang memaknai nya, Setiap orang akan memiliki ungkapan yang berbeda-beda tentunya sesuai dengan tingkatan ekonomi, pendidikian, gender atau tingkatan umur yang berbeda, tentu mempunyai cara pandang yang berbeda pula.

PERTAMA DARI SEGI UMUR ;

Orang-Tertua /atau tidak tua tapi ditua kan karena hal tertentu ; pandangannya Tentang Puasa adalah sebagai berikut :

" Wah Bentar lagi Puasa,....Lalu HARI RAYA....Orang-orang yang kukenal, saudara atau bukan saudara akan kerumah semua, Buka Puasa, Taraweh Bersama, Hal tersebut terus berlangsung sampai Lebaran...Wah ..Lumayan Padat, tapi begitu 2 hari lebaran usai... SEPIIIIIIII...rumah seperti di Kuburan tidak ada yang lalu lalang. Bahkan pembantu pun tidak ada, saban hari cuma makan mie goreng atau nasi goreng, sampai warung pada buka atau pembantu balik lagi kerumah. Wah Penyakit Tahunan...


Orang Yang Tidak Tertua atau Tidak yang Termuda (Golongan Tengah).

Wah Puasa dah deket nih..Kangen juga pengen Taraweh bersama, Buka Puasa Bersama, Wah kira-kira Puasa sekarang kudhu sukses seperti tahun lalu, Mudah-mudahan lebih baik. Tapi Lebarannya Pulang Ke mana ya?....ke Rumah Orang Tua atau Ke Rumah Mertua..?? Wah ini bakalan agak repot dan berpotensi ribut..Atau tidak kemana-mana alias di rumah saja.

Golongan Termuda

Dengerin Mau Puasa aja dah merinding ya...Niatnya sih jangan bolong-2 Puasanya Gitu tapi prakteknya bolong lagi-bolong lagi. Akhirnya kan ada gangguan perut.. bolak-balik kebelakang..Cari makan diluar juga susahnya minta ampun,,.. rasanya sama saja dengan Puasa.....Tapi setannya nya pada gede-gede..Puasanya cuma seminggu doang sisanya nya ya GEDEBUSSSSS..Susah juga pada hal sudah diniatin sebelum puasa agar tidak jebol lagi. Ehhhhh, Ini malah lebih Buruk daripada taon kemaren. a

Mana di undang Buka Puasa melulu... Tapi jadi malu ya akhirnya..

Rabu, 11 Agustus 2010

GEJALA STROKE DAPAT DILIHAT DARI MATA KITA


Berbagai risiko penyakit seperti diabetes dan hipertensi bisa dilihat dari kondisi retina mata. Kini, metode yang sama juga bisa digunakan untuk memperkirakan kemungkinan stroke dan kerusakan yang menyertainya termasuk demensia (pikun).

Caranya adalah dengan mengamati kondisi pembuluh darah kecil di retina (biji mata), yang posisinya tampak di bagian depan bola mata. Adanya perdarahan atau kebocoran di bagian tersebut sejak lama dikaitkan dengan risiko diabetes dan hipertensi.

Sebuah penelitian di Australia mengungkap, gejala yang dikenal juga sebagai retinopathy itu ternyata berhubungan dengan mini-stroke. Seseorang yang mengalami retinopathy memiliki risiko 2-3 kali lebih besar untuk mengalami mini-stroke.

Mini-stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah dalam area kecil di otak. Meski ringan, penyakit yang disebut juga infark otak ini dalam jangka panjang bisa memicu stroke yang sesungguhnya atau bahkan disertai kerusakan lain seperti demensia atau pikun.

Penelitian yang digagas oleh Centre for Eye Research Australia (CERA) ini tercatat terobosan penting dalam menangani mini-stroke. Sebab hingga saat ini, teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) baru bisa mendeteksi kerusakan akibat mini-stroke tanpa dapat mengidentifikasi gejala awalnya.

"Mini-stroke sebenarnya merupakan peringatan awal dari kerusakan otak yang lebih parah, namun kami ingin mengetahui tanda-tandanya lebih awal lagi agar pencegahan bisa dilakukan lebih optimal," ungkap Dr Ning Cheung dari CERA, seperti dikutip dari Ninemsn, Rabu (11/8/2010).

Menurutnya, retinopathy merupakan cara yang unik dan tidak merusak (invasif) untuk melihat kondisi kesehatan otak. Karena mudah dilakukan, ia berharap cara ini bisa membantu memaksimalkan upaya pencegahan stroke dan demensia.

AGAR PUASA TETAP FIT DAN GIAT KERJA


Orang yang berpuasa disarankan tidak mengonsumsi gorengan ketika sahur, karena apa yang dimakan dan diminum ketika sahur dan berbuka menjadi faktor penting dalam menjaga kondisi tubuh selama Ramadan.

Phaidon L Toruan MM, Healthy Lifestyle Doctor, mengatakan pentingnya menghindari gorengan saat sahur, karena makanan berminyak tersebut membuat sel darah merah menggumpal seperti pacar cina.

"Akibatnya, antaran oksigen berkurang bisa hingga 20% dan akan mengantuk pada siang hari," ujarnya kemarin.

Selain waktu sahur, menurut dia, pada waktu berbuka pun makanan juga harus tetap diperhatikan. "Berbukalah dengan yang manis itu benar, tetapi idealnya dari bahan makanan alami."

Gula pasir yang terkandung di dalam berbagai makanan dan minuman, lanjutnya, akan menyebabkan lonjakan gula darah. Makanan manis ideal saat berbuka, bisa diperoleh dari gula aren, kurma, madu, gula stevia, atau buah segar.

"Jadi kalau mau berbuka dengan kolak, pastikan yang jual tidak mencampur gula pasir. Bikin sendiri, cendol juga oke. Khusus es campur, pakai gula stevia atau madu, hindari pemakaian susu kental manis," tegasnya.

Toruan menekankan tubuh harus dijaga kebugarannya selama berpuasa, di mana asupan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein ke tubuh tidak sebanyak pada hari biasa.

"Satu kata kunci agar bugar adalah mengkonsumsi karbohidrat kompleks saat sahur. Karbohidrat kompleks lebih lambat dipecah menjadi gula darah. Dengan demikian, gula darah tidak mengalami fluktuasi yang tinggi. Gula darah stabil dan ini sangat membantu metabolisme energi tubuh,"paparnya.

Menu karbohidrat ideal ketika sahur adalah ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum dan nasi merah.

Toruan menyarankan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran saat sahur. "Sebab puasa bagi tubuh adalah program detoksifikasi."

Usus besar diistirahatkan dan tubuh berkesempatan membuang ampas metabolisme. Sisa makanan khususnya daging yang membusuk di usus besar bisa dibersihkan.

EDISI KHUSUS MENJELANG PUASA : Hindari Makan Goreng-gorengan pada saat sahur


Orang yang berpuasa disarankan tidak mengonsumsi gorengan ketika sahur, karena apa yang dimakan dan diminum ketika sahur dan berbuka menjadi faktor penting dalam menjaga kondisi tubuh selama Ramadan.

Phaidon L Toruan MM, Healthy Lifestyle Doctor, mengatakan pentingnya menghindari gorengan saat sahur, karena makanan berminyak tersebut membuat sel darah merah menggumpal seperti pacar cina.

"Akibatnya, antaran oksigen berkurang bisa hingga 20% dan akan mengantuk pada siang hari," ujarnya kemarin.

Selain waktu sahur, menurut dia, pada waktu berbuka pun makanan juga harus tetap diperhatikan. "Berbukalah dengan yang manis itu benar, tetapi idealnya dari bahan makanan alami."

Gula pasir yang terkandung di dalam berbagai makanan dan minuman, lanjutnya, akan menyebabkan lonjakan gula darah. Makanan manis ideal saat berbuka, bisa diperoleh dari gula aren, kurma, madu, gula stevia, atau buah segar.

"Jadi kalau mau berbuka dengan kolak, pastikan yang jual tidak mencampur gula pasir. Bikin sendiri, cendol juga oke. Khusus es campur, pakai gula stevia atau madu, hindari pemakaian susu kental manis," tegasnya.

Toruan menekankan tubuh harus dijaga kebugarannya selama berpuasa, di mana asupan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein ke tubuh tidak sebanyak pada hari biasa.

"Satu kata kunci agar bugar adalah mengkonsumsi karbohidrat kompleks saat sahur. Karbohidrat kompleks lebih lambat dipecah menjadi gula darah. Dengan demikian, gula darah tidak mengalami fluktuasi yang tinggi. Gula darah stabil dan ini sangat membantu metabolisme energi tubuh,"paparnya.

Menu karbohidrat ideal ketika sahur adalah ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum dan nasi merah.

Toruan menyarankan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran saat sahur. "Sebab puasa bagi tubuh adalah program detoksifikasi."

Usus besar diistirahatkan dan tubuh berkesempatan membuang ampas metabolisme. Sisa makanan khususnya daging yang membusuk di usus besar bisa dibersihkan.