Senin, 11 Januari 2010

Lumpuh karena Karena Vertigo tapi tersugesti kena penyakit Aneh (santet) Sehingga Suami dan Anaknya harus selaluberada di dekatnya



Jangan menyepelekan penyakit vertigo (pusing yang berputar-putar) jika tak ingin lumpuh seperti Katiyem. Warga Wonogiri itu menderita vertigo kronis yang menahun hingga selama 6 tahun hanya bisa tiduran.

Karena kurang paham tentang penyakitnya, si sakit maupun keluarga merasa itu sebagai penyakit aneh. Bahkan Katiyem selalu minta ditindih tubuhnya jika penyakitnya kambuh.

Katiyem, warga dusun Pojok RT 3 RW IV, Gondang, Purwantoro, Wonogiri mulai merasakan sakit kepala kambuhan sejak delapan tahun silam. Dua tahun setelahnya, dia benar-benar tak bisa bangun. Karena kondisi ekonomi, sakit Katiyem tersebut tidak tertangani secara layak.

Karena sakitnya itu, Katiyem selalu ingin ditemani. Bahkan perkembangan selanjutnya jika sakit kepalanya kambuh, Katiyem meminta Laman, suaminya, menindih dadanya. Hal tersebut telah bertahun-tahun dilakukan, hingga Katiyem dibawa ke RS Dr Moewardi beberapa hari lalu.

Dari analisa dokter, ternyata Katiyem menderita vertigo kronis. Dari hasil foto rontgen diketahui ada gangguan di saraf batang otak bagian atas sehingga menimbulkan gangguan fungsi otak. Karena gangguan itu, jika kambuh Katiyem merasa sakit dan seolah-olah berputar-putar. Dia akan semakin merasakannya jika kepalanya digerakkan.

"Karena itu dia hanya bisa tiduran. Dia lalu merasa harus ada orang yang selalu didekatnya untuk membantu kebutuhannya setiap saat. Jadi rasa tidak mau ditinggal itu hanya akibat dari sakitnya, yaitu rasa aman jika ada orang di dekatnya agar bisa menolongnya," kata dr Suratno SpS, dokter yang menangani Katiyem, kepada wartawan di RS Dr Moewardi, Senin (11/1/2010).

Tentang penyebab timbulnya vertigo, kata Suratno, hingga saat ini belum bisa dipastikan. Untuk mengetahuinya harus dilakukan foto MRI, dengan biaya sekitar Rp 1,8 juta. Rupanya harga tersebut bukan masalah ringan bagi keluarga Laman. Karenanya hingga saat ini foto MRI belum bisa dilakukan.

"Kami tidak mampu membayar biayanya. Apalagi selama enam tahun ini saya juga tidak bisa bekerja layak karena harus menunggui istri. Pagi tadi anak saya pulang ke Wonogiri untuk mengurus surat-surat ke pemerintah untuk keringanan biaya berobat istri saya," ujar Laman yang mengaku tidak memiliki kartu Jamkesmas tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.