Minggu, 30 Agustus 2009

Puasa Membuat Badan Lebih Sehat dan Tahan Penyakit

Manfaat sehat puasa, secara fisik maupun mental, telah didukung oleh begitu banyak penelitian. Dan jauh sebelumnya, jaminan sehat itu telah tersurat dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW,"Berpuasalah kamu supaya sehat". Datangnya Ramadan sangat tepat menjadi awal langkah kita untuk meraih kesehatan yang sempurna. Jiwa, raga, dan pikiran kita bakal bertambah sehat lewat jalan puasa.

Kalau tidak menyehatkan, mana mungkin para filsuf, ilmuwan, dan banyak dokter ahli memasukkan puasa sebagai cara terapi. Socrates, Plato, dan Hippocrates yakin tentang terapi puasa, dan mereka pun mempraktikannya.

Beberapa guru spiritual juga menyatakan puasa sebagai bagian sangat penting dalam kehidupan, kesehatan, serta proses penyembuhan. Tak hanya ajaran Islam dan Kristen misalnya yang menganjurkan puasa.

Dalam kuliah tentang Healing by God's Unlimited Power tahun 1947, guru spiritual dari India yang banyak beredar di Amerika Serikat, Paramahansa Yogananda, mengatakan bahwa puasa adalah cara alami untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam menangkal penyakit.

"Binatang juga berpuasa ketika sakit, karena puasa itu metode penyembuhan alami," ujarnya seperti dikutip situs WebMD.

Seorang dokter Armenia, Grant Sarkisyan, menurut Yogananda juga menggunakan terapi puasa untuk mengobati para pasiennya yang mengalami asma, penyakit kulit, gangguan pencernaan, dan hipertensi serta aterosklerosis tahap ringan.

Para yogi bahkan tak jarang menyarankan pada pasiennya yang mengalami lemah jantung, untuk berpuasa meski dalam jangka waktu yang pendek. Dan ini memang harus berada di bawah pengawasan ahli karena lemah jantung termasuk kondisi yang tidak menguntungkan bila berpuasa.

Kolesterol turun

Manfaat sehat puasa telah dipaparkan dalam Kongres Internasional pertama tentang Health and Ramadan tahun 1994, di Casablanca. Lebih dari 50 makalah penelitian dari seluruh dunia, dibawakan oleh para peneliti Muslim dan non-Muslim.

Tercatat sejumlah perbaikan, termasuk menstabilkan kadar gula darah, menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, juga mengatasi obesitas. Di sisi lain, pasien dengan diabetes tingkat berat, penyakit jantung koroner, batu ginjal, dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Dalam suatu penelitian di Amerika Serikat terhadap lebih dari 4.500 pria dan wanita, mereka yang berpuasa, risikonya terkena penyakit jantung koroner lebih rendah 39 persen dibanding yang tidak puasa. Penyakit ini berkaitan dengan menyempitnya setidaknya satu pembuluh darah arteri sebanyak 70 persen.

Kebanyakan partisipan penelitian, 90 persen, adalah warga Mormon yang hidup di Utah. Demikian dinyatakan Benjamin D. Horne, Ph.D, direktur bagian epidemiologi kardiovaskular dan genetik, Intermountain Medical Center, Salt Lake City, AS.

Hasil penelitian itu dilaporkan dalam the American Heart Association's Scientific, tahun 2007.

Jauh sebelumnya, sekitar tahun 1970-an, para ilmuwan mengamati bahwa orang Mormon di Utah lebih sedikit yang meninggal karena penyakit jantung dibandingkan orang Amerika pada umumnya.

Penolakan mereka terhadap tembakau memang menguntungkan bagi jantung. Tapi, menurut Horne, studi baru memperlihatkan bahwa kebiasaan berpuasa juga mengambil peran atas kesehatan mereka. "Puasa mungkin menurunkan risiko penyakit jantung melalui mekanisme biologi yang belum bisa terkuak hingga saat ini," ujar Horne.

Mual dan sakit kepala

Walaupun ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat orang sebaiknya tidak berpuasa, seperti infeksi paru dan ginjal kronis, puasa Ramadan tak jarang mendatangkan mukjizat. Banyak orang yang sakit maag misalnya, mengaku justru merasa sangat sehat selama menjalani ibadah puasa. Padahal, di hari-hari biasa, telat makan sebentar saja sudah membuat lambungnya perih.

"Serangan penyakit yang membuat orang sampai harus dirawat memang bisa tiba-tiba hilang ketika bulan Ramadan," ungkap Dr. Rachmat Sugih, ahli gizi medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dijelaskan bahwa asam lambung diproduksi ketika kita hendak makan. Karena berpuasa, asam lambung tidak diproduksi. Dan penyakit akibat kelebihan asam lambung itu pun turut menghilang.

Serupa dengan maag, banyak penyakit lain yang disebabkan berlebihnya zat dalam tubuh seperti asam urat, penyakit jantung, dan diabetes juga bisa tidak kambuh berkat puasa. Itu karena zat-zat beracun penyebab penyakit dibuang dari dalam tubuh. "Puasa di sini berperan sebagai detoksifikasi," tuturnya.

Menurutnya normal bila di pekan pertama puasa, penderita penyakit bisa saja mengalami rasa lemas, sakit kepala, mual, atau diare. Semua itu karena adanya perubahan ritme biologis. Namun, keluhan tersebut akan lenyap setelah tubuh terbiasa tidak makan sepanjang siang.

Membawa damai

Selain baik untuk fisik, puasa juga berpengaruh positif bagi kondlsi psikologis seseorang. Karena berpuasa orang pun menjaga perkataan, pikiran, dan perbuatannya. Bertambah aura kedamaian dan kesentosaan bagi mereka yang berpuasa Ramadan.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa selama Ramadan, kejadian kriminal di negara-negara Islam biasanya akan menurun. Perilaku buruk pun berkurang.

Bahkan, menurut beberapa ahli, puasa tak hanya menenangkan hati dan pikiran, tapi juga meningkatkan daya memori. Karena itu, banyak dokter yang menganjurkan para pasiennya tetap berpuasa di bulan Ramadan, tapi harus tetap di bawah pengawasan.

Tak perlu khawatir bakal lemas selama berpuasa karena hal ini bisa diantisipasi dengan meningkatkan taraf kesehatan dan stamina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.