Jumat, 04 September 2009

Tausyiah Ramadhan



Syekhul Mujahid, Syekh Abdullah Azzam dalam bukunya At Tarbiyah Al Jihadiyah wal Bina, memberikan nasehat dan beberapa tips untuk mengisi bulan Ramadhan agar lebih bermakna. Berikut penuturan Beliau.

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa),maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” ( QS.Al Baqarah : 183-184)

Puasa, sebagaimana firman Allah, telah ditentukan jumlah harinya. Bahkan ditentukan jumlah hitungan jamnya. Bulan Ramadhan jumlah jamnya 720 jam, atau 696 jam, dan di setiap menit dari bulan ini memiliki harga dan nilai. Kaum Salaf dan para shahabat- Semoga ridho Allah atas mereka- selalu menantikan hari-hari di bulan Ramadhan dari tahun ke tahun, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa para shahabat berkata, ketika datang bulan Rajab; “Ya Allah, tolonglah kami agar dapat beribadah kepada-Mu di bulan Rajab dan Sya’ban, dan ijinkan kami untuk bertemu Ramadhan.”

Karena Ramadhan adalah kesempatan tahunan untuk membersihkan jiwa, semangat dan badan, maka pengaruhnya pada semangat manusia dan badan tidak sebesar pada jiwa. Aktifitas ibadah dari jiwa banyak jumlahnya, dan sebanyak badan menerima bagian penderitaan dalam menjalani ibadah ini, badan akan menerima bagian dari cahaya.
Inilah mengapa jihad menjadi puncak tertinggi Islam, karena jihad paling tinggi penderitaannya dan aktifitas ibadah yang paling sulit untuk dilaksanakan. Balasannya paling besar, pengaruhnya bagi jiwa paling dalam dan hasilnya dalam membangun jiwa dan meningkatkan tauhid sangat besar .


Ramadhan terdiri dari puasa dan shalat.

Oleh karena itu, kaum Salaf, seperti Imam Malik akan ber-I’tikaf hingga waktu mengajar, seraya berkata; “Sesungguhnya Ramadhan itu untuk shalat dan membaca Al Qur’an.” Beberapa diantara mereka akan mengatakan; “Ramadhan itu shalat, beramal shaleh/bersedekah dan membaca Al Qur’an.”

Di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dirantai. Ini sesuatu yang sungguh terjadi, sebagaimana salah seorang teman saya yang dapat dipercaya melakukan kontak dengan jin-yang kemudian disesalinya- memberi tahu saya; “ Ketika saya bertanya kepada jin yang saya ingin mendengar beberapa berita, mereka (jin) berkata ; “Kami tidak aktif di bulan Ramadhan.” Sebelumnya saya berpikir bahwa mereka jin yang beriman, sehingga mereka shalat dan berpuasa dengan saya. Akan tetapi setelah mendengar jawaban mereka saya sadar bahwa mereka setan/iblis (jin kafir).

Kemudian, setelah melewati sebuah eksperimen, saya berketetapan bahwa mereka adalah jin kafir ; Saya meminta dari mereka satu hari untuk menyembuhkan kemenakan saya. Mereka mengatakan : “Dia (kemenakan saya) tidak dapat disembuhkan kecuali dia melanggar larangan (Allah).”

Jadi, saya mengatakan kepada mereka : “Kalian sungguh-sungguh iblis. Kalian dari jin kafir.”

Mereka berkata : “ Kami dari jin yang beriman.”

Saya berkata : “Mulai sekarang, kita tidak saling punya urusan lagi.”

Mereka berkata : “Kami akan mencelakaimu nanti.”

Saya berkata ;”Saya berani menantang kalian untuk mencoba melukai saya. Kita akan bertemu tengah malam nanti di kuburan, tempat paling terpencil dan menakutkan yang bisa saya pikirkan.” Sehingga ketika datang tengah malam, saya berwudlu dan shalat dua rakaat, lalu pergi ke kuburan. Saya melakukan hal ini tiga malam berturut-turut, tapi jin-jin itu bahkan tidak bisa mendekati saya.”

Jadi, hal ini adalah sesuatu yang bersifat fisikal, bukan metaforik atau kiasan. Setan-setan dirantai dan mereka tidak bisa bergerak bebas dan menggoda manusia. Jin-jin besar atau pemimpin jin dirantai, sedang jin-jin kecil dibolehkan berkeliaran.

Ini adalah sebuah program yang dapat diikuti oleh siapapun, sebagian besar atau seluruhnya. Perhatikan hari-hari dalam bulan Ramadhan, khususnya jam-jam selama bulan ini. Di bulan Ramadhan, tidak ada waktu untuk “ katanya”, “ kata si Anu”, atau nonton televisi, atau ngobrol bertetangga. Jangan saling mengunjungi di malam hari selama bulan Ramadhan, karena ini membuang-buang waktu yang penuh berkah. Ada masjid yang dapat anda gunakan untuk bertemu atau bercakap-cakap setelah shalat tarawih atau ketika ada saudara kita yang punya keperluan kepada kita. Tempat bertemu anda di masjid dan tempat datang anda adalah masjid. Jangan penuhi pikiran orang lain dengan kedatangan anda di rumah mereka pada malam hari di bulan Ramadhan….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.