Sabtu, 28 November 2009

Jumrah Lancar, Jemaah Wafat Capai 113 Orang



Jumlah jemaah haji yang meninggal sudah mencapai 113 orang. Sementara proses lontar jumrah, yang paling dianggap rawan justru berjalan tertib dan lancar

Hidayatullah.com--Jumlah jamaah haji yang meninggal dunia sampai hari ini sebanyak 113 orang. Satu orang jamaah, yaitu Jaeni Sanusi asal Cirebon, Jawa Barat meninggal di Arafah sebelum prosesi wukuf berlangsung. Pria asal kloter JKS 30 ini meninggal akibat serangan jantung sesaat setelah tiba di tendanya.

Berdasar data sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat), jenazah telah dikebumikan di pemakaman Hawa. Tiga jamaah lainnya wafat lpada Hari Arafah. Mereka adalah Syafi`i Lahaman asal Kuantan Sengingi (Riau), Normala Bukeri asal Barito Kuala (kalimantan Selatan), dan Murtamat Abdul Djalil asal Trenggalek Jawa Timur.

Seorang petugas Misi haji Indonesia juga berpulang di Mekah sehari menjelang hari Arafah. Triyono Achmad Anwar, petugas bagian perawatan mobil Daerah Kerja Mekah, menghembukan nafas terakhir setelah dirawat selama sehari di Balai Pengobatan Haji Indonesia akibat stroke yang dialaminya.

Berdasar persetujuan keluarganya, Triyono yang lahir di Klaten tanggal 21 N0vember 1962 ini dimakamkan di Syaraya, Mekah.

"Saya sungguh tak menduga. Sehari sebelum dirawat, almarhum bersama saya membeli karpet. Katanya untuk oleh-oleh biar bisa berjamaah dengan istri dan anak-anak di atasnya," ujar Endang Harini, rekan sesama petugas haji.

Sementara itu, berdasar data Balai Pengobatan Haji Indonesia, sebanyak 126 orang mengikuti safari wukuf di Arafah. Sebanyak 34 orang diangkut dalam posisi tidur dengan 17 ambulans, 19 orang dengan tiga mobil coaster, dan 73 orang diangkut dengan tiga bus.

Mereka berangkat dari BPHI yang berlokasi di Holidiyah Mekah sekitar pukul 14.30 dan tiba di Arafah pukul 17.15. "Ada tiga orang dari Jeddah yang dibadalhajikan karena kesehatannya," ujar wakil ketua PPIH bidang kesehatan, Dr Barita sitompul SpJP.

Jumrah Lancar

Sementara itu, proses lontar jumrah, yang paling dianggap rawan justru berjalan tertib dan lancar. Kelancaran ini terjadi pasca dioperasikannya tempat Jamarat berlantai enam yang baru. Selain itu, kelancaran jamaah haji melakukan lontar jumrah ini murapakan imbas dari sistem shuttle kendaraan yang berjalan dengan baik.

Di Muzdalifah hingga Mina, misalnya jalan disekat antara jamaah haji yang melakukan jalan kaki dengan yang menumpang kendaraan, sehingga tidak membuat arus pergerakan jamaah macet. Kendaraan yang masuk pun diatursesuai nomor maktab yang telah ditentukan oleh pihak Maktab atau Muasasah. Juga polisi yang menjaga disetiap pintu masuk gate (jalur) begitu ketat mengarahkan jamaah atau kendaraan yang akan masuk perkemahan di Muzdalifah atau Mina.

Selain, begitu memasuki kawasan Jamarat di Mina, para jamaah setelah melalui terowongan para jamaah akan terbagi dalam beberapa jalur atau gate masuk. Ada yang mengarah ke lantai satu, lantai dua dan seterusnya. Bagi jamaah yang mengambil jalur tengah akan langsung diarahkan menuju eskalator atau lift lantai 2 hingga 5.

Masing-masing lantai memiliki lahan yang sangat luas untuk melempar jumrah, sehingga tidak perlu berdesak-desakan. Selepas itu, secara bergelombang jamaah langsung menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf dan Sai dengan berjalan kaki. Karena, sejak malam hingg siang ini arus lalu lintas di kota Mekah Al Mukarramah macet total

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.