Rabu, 28 Oktober 2009

Mengundang Pertolongan Tuhan

Seringkali kita dengar, Orang mengeluhkan akan satu persoalannya yang tidak pernah selesai, Walaupun dia sudah berusaha sekuat tenaga dan berdoa sepajang masa,
namun penyelesaian tidak pernah tiba, sementara orang lain begitu mudahnya dalam menjalankan kehidupannya.

Bagaimana caranya agar Tuhan mengabulkan doa-doa kita, Itu pertanyaannya ?

Untuk itu saya teringat akan tulisan seorang motivator Indonesia (BpMaro Teguh)
yg saya nilai, ini mungkin bisa membantu sebagai jawaban atas pertanyaan akan kesulitan yg kita hadapi, harapan saya semoga ini dapat membantu kita semua, Amin


Apakah yang harus kita lakukan untuk mengundang campur tangan dari Beliau Yang Maha Kuasa ke dalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup?

Berikut adalah tiga langkah utama untuk mengundang campur tangan Tuhan kedalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup yang telah lama mengambang di dalam impian tidur dan impian kesadaran kita.

Yang pertama,
Mengkekasihkan diri kepada Tuhan.

Tuhan mengasihi semua ciptaan Beliau dengan kasih sayang yang adil. Ingatlah itu, … kasih sayang yang adil dari Yang Maha Adil; yaitu kasih sayang yang menjadi lebih bila kita menjadi yang lebih; tetapi tidak berkurang saat kita menjadi yang kurang. Bukankah kasih sayang Beliau untuk mengembalikan orang ke jalan yang benar – tetap setia menemani mereka yang sedang tersesat atau yang sedang menyesatkan diri di jalan-jalan yang gelap?

Sehingga, bila kita berupaya keras untuk melakukan semua hal yang dimintakan-Nya dari kita, dan berupaya lebih keras lagi untuk menghindari yang tidak Beliau restui,
dan bila semua itu kita lakukan dengan lebih bersungguh-sungguh dari yang dilakukan oleh kebanyakan orang, apakah mengherankan bila kita menerima perlakuan yang berbeda dari yang kebanyakan?

Bukankah hanya adil – bila dia yang melebihkan - diperlakukan dengan lebih?
Kita yang menjadikan diri kita kecintaan Tuhan, akan menerima perwujudan dari kasih sayang Beliau – bahkan untuk kebaikan dan kemuliaan yang tidak kita sadari dapat kita mohonkan dari Beliau.

Apakah merayu Tuhan seperti itu adalah perilaku mencintai yang berpamrih?
Ya. Tetapi itu adalah pamrih yang diperintahkan oleh Tuhan untuk kita harapkan hanya dari Beliau. Apakah pamrih seperti itu dapat disamakan dengan pamrih antar manusia?
Bila seandainya Tuhan tidak memerintahkan kita untuk memohon dan hanya memohon kepada Nya, maka mungkin ada niatan yang tidak mulia dalam perilaku mengkekasihkan diri kepada Tuhan.

Kita memulai apa pun, berada dalam proses apa pun, dan sampai pada akhir dari apa pun – selalu dengan nama Tuhan, untuk Tuhan, dan karena Tuhan.
Lalu perilaku mencintai apa kah yang bisa dibandingkan dengan keberserahan seperti itu, bila bukan perilaku indah dari Anda yang mengkekasihkan diri kepada Tuhan?

Yang kedua,
Menugaskan diri untuk mengupayakan kecemerlangan hidup bagi orang lain sebagai cara untuk membangun kecemerlangan hidup kita.

Alasan utama dari kesulitan orang untuk mendapatkan pekerjaan adalah karena mereka tidak mencari pekerjaan, tetapi mencari uang.
Seandainya mereka berhenti mencari uang, dan mulai mencari kesempatan untuk melayani kebutuhan orang lain untuk membangun kehidupan yang lebih baik, mereka akan selalu menemukan pekerjaan.
Bagaimana dengan bayarannya?
Bila Anda kekasih Tuhan, akan mudah bagi Anda untuk menjawab bahwa: ”Sesungguhnya upahku dari Tuhanku …”
Mengapa?
Bukankah tidak ada kekuatan yang bisa ada dan berdampak bagi perubahan apa pun kecuali dengan ijin Tuhan?
Bukankah jelas bagi kita sekarang, bahwa bahkan gaji dan pendapatan dari orang-orang yang tidak menghormati Tuhan pun – berada dalam persetujuan Tuhan?
Lalu apakah yang membuat Anda bisa merasa bahwa uang yang Anda terima itu terlepas dari pengetahuan dan ijin beliau?
Apakah itu sebabnya Anda marah kepada manusia atas ketidak-puasan Anda atas jumlah pendapatan yang sebetulnya telah ditetapkan oleh Tuhan?
Bukankah sebaliknya, Anda seharusnya bersimpuh santun dan berbincang penuh kasih dan kejujuran dengan Tuhan - untuk menerima pengertian mengapa Beliau baru menyetujui jumlah yang belum sesuai bagi kebutuhan Anda?
Pasti ada alasan bagi segala sesuatu.

Pasti ada alasan mengapa kita belum mencapai yang kita inginkan.
Pasti ada nilai yang disyaratkan bagi nilai yang kita mohonkan dari Tuhan; dan sadarkah Anda bahwa nilai itu adalah kegunaan kita bagi orang lain?
Bukankah ada tempat-tempat yang khusus bagi dia yang mengkhususkan dirinya bagi kebaikan kehidupan orang lain?

Yang ketiga,
Memberanikan diri untuk mengambil sebuah pekerjaan yang lebih besar dari kemampuan diri untuk melaksanakannya.

Karena, ketahuilah bahwa pekerjaan-pekerjaan besar yang berani adalah pengundang keajaiban. Perhatikanlah bahwa bukan jenis dan ukuran dari pekerjaannya yang mengundang keajaiban, tetapi keberanian untuk menugaskan diri untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang menyumbangkan peningkatan kualitas hidup bagi orang banyak.
Keberanian adalah kesungguhan untuk mengalahkan keraguan dan ketakutan untuk melakukan sesuatu – karena rasa tanggung-jawab yang besar untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan orang banyak.

Bila ukuran dari yang kita tugaskan kepada diri sendiri adalah sesuatu yang kecil, Tuhan cukup menyerahkan tugas untuk membantu kita kepada orang-orang yang sedikit lebih besar.

Bila yang tugas yang kita ambil itu cukup besar, kita akan didekatkan dan disahabatkan dengan orang-orang besar yang bisa membantu kita.
Dan bila tugas yang kita ambil itu lebih besar dari kemampuan kita dan kemampuan dari semua orang yang bisa membantu kita – Tuhan Yang Maha Perkasa akan mengambil alih sebagian besar dari beban kita, dan menjadikan kita lebih besar dari ukuran kemanusiaan kita.
.......
Seyogyanya sekarang – tidak ada lagi keraguan bahwa tidak ada niat Tuhan kita kecuali memuliakan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.