Senin, 26 Oktober 2009

Kisah Sukses Seorang Pengamen Jalanan


Jiwa seni Mbah Surip sebenarnya sudah tertanam sejak lama semenjak masih bujang. Bahkan, saking inginnya memiliki gitar, karena tidak punya uang, dia membuat gitar kotak, sendirian. Hal tersebut diungkapkan adik kandungnya, Suharti yang tinggal bersama enam saudara kandungnya di Mojokerto.

Suharti menceritakan, tahun 1979 Mbah Surip menginjakkan kakinya di Jakarta. Kemudian dia mencari sesuap nasi dengan menjadi makelar tiket bioskop. Namun, penghasilannya itu tidak cukup untuk membeli gitar, yang bisa mengiringi setiap syair lagu yang dia tulis.

Karenanya, dia pun membuat sendiri sebuah gitar berbentuk kotak, yang setia menemani perjalanan seninya; ngamen. Sempat suatu ketika, saking cintanya Mbah Surip dengan gitar kotaknya itu, dia kelabakan, karena gitar buatannya itu dicuri orang. Waktu itu dia tertidur di salah satu masjid sambil memegang gitar usangnya itu. Saat terbangun, dia kebingungan ke sana kemari mencari ke mana gitarnya. Entah siapa yang mencuri, tapi akhirnya gitar tersebut kembali ke tangannya lagi.

Meskipun sudah usang dan mengeluarkan bunyi yang aneh, Mbah Surip terus mengasah kemampuannya dalam membuat lagu yang berlirik lucu. Dengan irama yang bervariasi, selalu muncul ide-ide segar yang dituangkan dalam setiap lagunya.

Tidak Instan

Kepopuleran Mbah Surip bisa dibilang tidak instan. Pemilik nama asli Urip Ariyanto itu mengawali kariernya sebagai pengamen jalanan. Setelah 20 tahun berkiprah sebagai musisi, akhirnya Mbah Surip sukses meraup miliaran rupiah.

Pada 1989, Mbah Surip mulai hidup di jalanan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan. Bahkan, saat itu pelantun 'Tak Gendong' tak segan-segan menggelar koran di emperan toko untuk tidur. 'Tak Gendong' sebetulnya bukan lagu baru, Mbah Surip merilis lagu itu pada 2003 lalu.

Bahkan Mbah Surip juga sudah merilis beberapa album independen. Di antaranya 'Ijo Royo-royo', 'Indonesia', 'Barang Baru' dan 'Reformasi'. Mbah pun menjajakan album-album itu di warung dan WC umum di sekitar terminal Blok M.

Soal rambut gimbalnya, Mbah Surip mengaku terinspirasi dari penyanyi Tony Rastafara. Tony adalah musisi reggae yang juga sempat malang-melintang di bilangan Bulungan. Hingga akhirnya pada 2008, Falcon Record mengontrak Mbah Surip. Setelah melewati beberapa proses pemilihan lagu, Falcon pun merilis single 'Tak Gendong' pada April 2009.

'Tak Gendong' pun meraih sukses besar. Beberapa waktu lalu, Mbah Surip sempat mengaku mendapat Rp 4,5 Miliar dari penjualan RBT lagu tersebut. Dengan pendapatannya itu, Mbah Surip berniat untuk membeli sebuah helikopter. Sayang, penyanyi eksentrik itu tak sempat membeli helikopter impiannya. Mbah Surip menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa 4 Agustus kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Klik Comment untuk komentar dan pertanyaan Anda. TERIMAKASIH.