Selasa, 17 November 2009

Wanita Dahulu dan Sekarang




Allah SWT menciptakan makhuknya berpasang-pasangan. Di antara makhluknya yang paling indah dan sempurna adalah manusia. Allah SWT juga telah menurunkan petunjuknya yang paling sempurna. Sehingga, bila manusia menerima dan mengamalkan petunjuk itu, betapa indahnya manusia itu. Sebaliknya, bila ia menolaknya, betapa rendah dan jeleknya manusia itu, bahkan Al-Qur'an menyebutnya lebih hina dari binatang.
Allah SWT menjadikan keindahan ada dalam wanita meskipun pada hakikatnya antara pria dan wanita sama di hadapan Allah SWT. Hanya saja, Allah menjadikan keindahan itu ada pada wanita karena kelembutan, kasih sayang, dan emosinya yang lebih daripada kaum pria. Betapa indahnya sang wanita jika dihiasi dengan syariat Allah. Ia menjadi anak yang taat kepada Allah dan kedua orang tuanya. Jika ia menikah, ia menjadi penyayang bagi suaminya. Jika ia menjadi ibu, ia menyayangi dan mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Dari wanita shalehah seperti inilah lahir pejuang-pejuang yang tangguh dan pemimpin yang bijaksana. Perhatikan keadaan wanita pada masa Rasulullah saw. dengan generasi salafus saleh sesudahnya. Mereka, kaum wanita itu, ada di balik segala keberhasilan dan kecemerlangan peradaban Islam. Apakah wanita dewasa ini bisa mengikuti jejak para pendahulunya? Marilah kita lihat kenyataannya.

Wanita dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an terdapat 114 surah. Di dalamnya tidak ada satu pun surah tentang pria (ar-rijal), tapi menariknya ada surah tentang wanita (An-Nisaa'), bahkan lebih spesifik ada surah Maryam, meskipun dia bukan nabi. Umar ra. memerintahkan kepada wanita untuk mempelajari surah An-Nuur (cahaya) karena di dalamnya mengandung pelajaran bagi kaum wanita agar lebih bercahaya. Keberadaan kaum wanita sama dengan kaum pria di hadapan Allah.

Allah SWT berfirman (yang artinya), "Maka, Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain ...'." (Ali Imran: 195).

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik ...." (An-Nahl: 97).

Keberadaan wanita sebagaimana pria dalam kehidupan ini mengalami ujian yang bermacam-macam. Namun, mereka harus tetap tegar dan shalehah seperti yang dicontohkan Al-Qur'an dengan Asiyah, istri Fira'un yang sabar dalam menghadapi ujian dari suaminya, atau seperti Maryam yang tabah menghadapi ujian hidup tanpa suami. (Lihat At-Tahrim 11-12). Sebaliknya, jangan seperti istri Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. yang berkhianat terhadap suaminya dan tidak taat kepada Allah. (At-Tahriim: 10).

Wanita pada Masa Rasulullah

Rata-rata kaum wanita pada masa Rasulullah saw. tidak ketinggalan ikut berlomba meraih kebaikan, meskipun mereka juga sibuk sebagai ibu rumah tangga. Mereka ikut belajar dan bertanya kepada Rasulullah saw.

Wanita yang paling setia kepada Rasulullah adalah Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya. Kemudian Aisyah, yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria. Bahkan, ada pendapat ulama yang mengatakan, seandainya ilmu seluruh wanita dikumpulkan dibanding ilmu Aisyah, maka ilmu Aisyah akan lebih banyak. Begitulah Rasulullah saw. memuji Aisyah.

Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah saw., engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum'at, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, "Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi." (HR Ibnu Abdil Bar).

Dalam riwayat Imam Ahmad, Asma meriwayatkan bahwa suatu kali dia berada dekat Rasulullah saw. Di sekitar Rasulullah berkumpullah kaum pria dan juga kaum wanita. Maka beliau bersabda, "Bisa jadi ada orang laki-laki bertanya tentang hubungan seseorang dengan istrinya atau seorang wanita menceritakan hubungannya dengan sumianya." Maka tak seorang pun yang berani bicara, maka saya angkat suara. "Benar ya Rasulullah, ada pria atau wanita yang suka menceritakan hal pribadi itu." Rasulullah menimpali, "Jangan kalian lakukan itu, karena itu jebakan syaitan seakan syaitan pria bertemu dengan syaitan wanita, kemudian berselingkuh dan manusia pada melihatnya."

Ada juga wanita yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh seperti Asma' binti Abi Bakar dan Fatimah. Kutub Tarajim membenarkan cerita tentang Fatimah. "Suatu saat dia tidak makan berhari-hari karena nggak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya, "Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat?"

Dia menjawab, "Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah."

Ali menimpali, "Mengapa engkau tidak bilang kepadaku?"

Dia menjawab, "Ayahku, Rasulullah saw., menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta."

Luar biasa bukan?

Ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada Rasulullah saw. meminta untuk didoakan. Atha' bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata kepadaku, "Maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?"

Aku menjawab, "Ya."

Dia melanjutkan, "Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah saw. mengadu, 'Saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya.' Rasulullah saw. bersabda, "Jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh."

Wanita itu berkata, "Kalau begitu saya sabar, hanya saja auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku."

Maka, Rasulullah saw. mendoakannya.

Ada juga wanita yang ikut berperang seperti Nasibah binti Kaab yang dikenal dengan Ummu Imarah. Dia becerita, "Pada Perang Uhud, sambil membawa air aku keluar agak siang dan melihat para mujahidin, sampai aku menemukan Rasulullah saw. Sementara, aku melihat pasukan Islam kocar-kacir. Maka, aku mendekati Rasulullah sambil ikut berperang membentengi beliau dengan pedang dan terkadang aku memanah. Aku pun terluka, tapi manakala Rasulullah saw. terpojok dan Ibnu Qamiah ingin membunuhnya, aku membentengi beliau bersama Mush'ab bin Umair. Aku berusaha memukul dia dengan pedangku, tapi dia memakai pelindung besi dan dia dapat memukul pundakku sampai terluka. Rasulullah saw. bercerita, "Setiap kali aku melihat kanan kiriku, kudapati Ummu Imarah membentengiku pada Perang Uhud." Begitu tangguhnya Ummu Imarah.

Ada juga Khansa yang merelakan empat anaknya mati syahid. Ia berkata, "Alhamdulillah yang telah menjadikan anak-anakku mati syahid."

Begitulah peranan wanita pada masa Rasulullah saw. Mereka berpikir untuk akhiratnya, sedang wanita sekarang yang lebih banyak memikirkan dunia, rumah tinggal, makanan, minuman, kendaraan, dan lain-lain.

Kaum Wanita paa Masa Berikutnya

Ketika Utsman bin Affan mengerahkan pasukan melawan manuver-manuver Romawi, komandan diserahkan kepada Hubaib bin Maslamah al-Fikir. Istri Hubaib termasuk pasukan yang akan berangkat perang. Sebelum perang dimulai, Hubaib memeriksa kesiapan pasukan.
Tiba-tiba istrinya bertanya, "Di mana saya menjumpai Anda ketika perang sedang berkecamuk?"
Dia menjawab, "Di kemah komandan Romawi atau di surga."
Ketika perang sedang berkecamuk, Hubaib berperang dengan penuh keberanian sampai mendapatkan kemenangan. Segera dia menuju ke kemah komandan Romawi menunggui istrinya. Yang menakjubkan, saat Hubaib sampai ke tenda itu, dia mendapatkan istrinya sudah mendahuluinya. Allahu Akbar.

Pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimipin oleh Harun al-Rasyid, ada seorang Muslimah disandera oleh tentara Romawi. Maka, seorang ulama bernama Al-Manshur bin Ammar mendorong umat Islam untuk berjihad di dekat istana Harun al-Rasyid dan dia pun menyaksikan ceramahnya. Tiba–tiba ada kiriman bungkusan disertai dengan surat. Surat itu lalu dibuka dan dibaca oleh ulama tadi dan ternyata berasal dari seorang perempuan dan berbunyi, "Aku mendengar tentara Romawi melecehkan wanita Muslimah dan engkau mendorong umat Islam untuk berjihad, maka aku persembahkan yang paling berharga dalam diriku. Yaitu, seuntai rambutku yang aku kirimkan dalam bungkusan itu. Dan, aku memohon agar rambut itu dijadikan tali penarik kuda di jalan Allah agar aku dapat nantinya dilihat Allah dan mendapatkan rahmatnya." Maka, ulama itu menangis dan seluruh hadirin ikut menangis. Harun al-Rasyid kemudian memutuskan mengirim pasukan untuk membebaskan wanita Muslimah yang disandera itu.

Seorang istri Shaleh bin Yahya ditinggal suaminya dan hidup bersama dua anaknya. Ia mendidik anak-anaknya dengan ibadah dan qiyamul lail (shalat malam). Ketika anak-anaknya semakin besar, dia berkata, "Anak-anakku, mulai malam ini tidak boleh satu malam pun yang terlewat di rumah ini tanpa ada yang shalat qiyamullail."

"Apa maksud ibu?" tanya mereka.

Ibu menjawab, "Begini, kita bagi malam menjadi tiga dan kita masing-masing mendapat bagian sepertiga. Kalian berdua, dua pertiga, dan saya sepertiga yang terakhir. Ketika waktu sudah mendekati subuh, saya akan bangunkan kalian."

Ternyata kebiasan ini berlanjut sampai ibu mereka meninggal. Dan amalan itu tetap dilanjutkan oleh dua anak itu karena mereka sudah merasakan nikmatnya qiyamullalil.

Wanita Dewasa Ini

Kalau kita perhatikan perkembangan wanita dewasa ini, memang cukup mengkhawatirkan, meskipun di lain pihak masih banyak kaum wanita berjilbab yang semarak. Bahkan, pengajian-pengajian justru dipenuhi oleh kaum wanita. Tapi, melihat berbagai upaya musuh Islam untuk menghancurkan kaum hawa dengan berbagai cara melalui media massa yang destruktif (merusak), maka tantangannya semakin berat. Kalau tidak berbekal ilmu agama yang cukup dan disertai semangat juang yang tinggi, niscaya wanita pada zaman sekarang sulit untuk selamat. Bayangkan, kehidupan masyarakat di sekeliling kita sampai pergaulan di tingkat nasional dan internasional sudah sangat bejat. Kebejatan itu diliput dan disampaikan ke rumah-rumah kita melalui saluran-saluran TV. Dan, yang tidak puas ditambah dengan VCD dan internet. Sehingga, waktu untuk beribadah kepada Allah semakin terpinggirkan atau tergeser oleh otak yang merekam semua adegan itu.

Sementara, penangkalnya relatif kecil, dengan cara tradisional melalui pengajian minimal seminggu sekali. Maka, kita perlu kunci-kunci keselamatan.

* Kunci kebahagiaan adalah taat keada Allah dan Rasul-Nya.
* Kunci surga adalah tauhid.
* Kunci keimanan adalah berpikir tentang ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya.
* Kunci kebaikan adalah kejujuran.
* Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami Al-Qur'an serta menjauhi dosa.
* Kunci rizki adalah berusaha sambil beristighfar dan bertakwa.
* Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar.
* Kunci kemenangan adalah sabar.
* Kunci kesuksesan adalah takwa.
* Kunci tambah rizki adalah bersyukur.
* Kunci sukses akhirat adalah zuhud terhadap dunia.
* Kunci dikabulkan permintaan adalah doa, dll.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Minggu, 15 November 2009

Sekilas tentang Buya HAMKA



Di zaman Soekarno, dia pernah di penjara karena menentang komunis. Namun, dari penjara, dia mampu menyelesaikan tafsir Alquran. Dialah Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan Buya Hamka, tokoh agama panutan asal Sumatera Barat (Sumbar). Ironisnya, pembangunan museum untuk mengenang jasa-jasanya dibangun dan dirawat oleh peziarah negeri Jiran.
MUSEUM Buya Hamka terletak tidak jauh dari Danau Maninjau atau tepatnya di Desa Batang Maninjau,Kec Tanjung Raya,Kab Agam, Sumbar. Di sana terdapat beberapa rak yang menyusun rapi 260 koleksi buku almarhum Buya Hamka.

Ratusan buku itu akan membawa kita menyelami pemikiran tokoh Muhammadiyah ini. Entah kebetulan atau tidak,yang jelas museum yang dulunya tempat tinggal Buya Hamka itu terletak di ketinggian. Karena itu,untuk mencapainya terlebih dahulu pengunjung menaiki beberapa anak tangga yang terbuat dari semen.

Dari tempat tersebut, kita bisa melihat hijaunya air Danau Maninjau. Bangunan museum yang luasnya sekitar 15 x 10 meter persegi itu terlihat sangat bersih dan terawat rapi. Begitu juga dengan rumput rumput yang ditanam di sekeliling museum.Sayangnya,yang memiliki peranan besar terhadap perawatan dan pembangunan museum adalah peziarah yang berasal dari negara-negara jiran, seperti Malaysia, Singapura,dan Brunei Darussalam.

Sementara itu, peziarah yang berasal dari negeri sendiri jarang sekali datang, Pemerintah daerah (pemda) yang diharapkan dapat melestarikan museum tersebut, ternyata belum banyak membantu, Praktis,keberadaan museum Buya Hamka ditentukan oleh peziarah yang berasal dari negara Jiran.

”Setiap minggu sekitar dua hingga tiga bus dari Malaysia berziarah ke sini,” tutur Martunis Karim, mantan siswa Buya Hamka saat ditemui di Museum Buya Hamka, kemarin.

Kondisi tersebut sangat mengherankan. Padahal, Buya Hamka merupakan sastrawan,budayawan, ulama, sekaligus politikus Indonesia yang terkenal pada masanya. Bahkan,Buya Hamka disebut-sebut mempunyai jasa besar dalam menyumbangkan karakter bangsa , terutama dalam bidang sastra. Karena itulah, Ketua Rombongan Safari Dakwah Jamaah ORBIT Din Syamsuddin berharap kondisi seperti itu tidak berlanjut.


Semua pihak semestinya menyadari dan melakukan introspeksi atas hal itu.Selain itu,Pemda Sumbar dan pengelola dari museum harus mulai melakukan sosialisasi. ”Ini mungkin salah satu manifestasi kurangnya kita menghargai sejarah dan memberikan penghargaan,” tutur Din.

Padahal, sebenarnya bila dilihat dari karya dan jasa yang diberikan ulama besar seperti Buya Hamka, seharusnya nama Buya Hamka sangat layak diabadikan sebagai sebuah jalan di Jakarta, Ibu Kota Indonesia. Sayangnya, hingga saat ini, nama jalan di ibu kota tidak ada yang bernama Buya Hamka.(hermansah)
Biografi
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).
Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.
Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.
Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.
Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.
Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.

Daftar Karya Buya Hamka

1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18. Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya,1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23. Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).
26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi,1946.
29. Revolusi Pikiran,1946.
30. Revolusi Agama,1946.
31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
33. Didalam Lembah cita-cita,1946.
34. Sesudah naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.
42. Kenangan-kenangan hidup 2.
43. Kenangan-kenangan hidup 3.
44. Kenangan-kenangan hidup 4.
45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.
46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2.
47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3.
48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4.
49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.
50. Pribadi,1950.
51. Agama dan perempuan,1939.
52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.
53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).
54. Pelajaran Agama Islam,1956.
55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.
56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.
57. Empat bulan di Amerika Jilid 2.
58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958),
utk Doktor Honoris Causa.
59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.
60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982
oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.
61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.
62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.
65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.
66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.
67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).
68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).
69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum)
di Universiti Keristan 1970.
70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.
71. Himpunan Khutbah-khutbah.
72. Urat Tunggang Pancasila.
73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.
74. Sejarah Islam di Sumatera.
75. Bohong di Dunia.
76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).
77. Pandangan Hidup Muslim,1960.
78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.
79. [Tafsir Al-Azhar] Juzu' 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara
oleh Sukarno.

Suami Istri




Rasulluah Saw., pernah memberikan hukuman kepada salah seorang istrinya yang berkata-kata tidak pada tempatnya dengan tidak mendapinginya selama 40hari. Itulah gambaran yang dapat kita petik ; bahwa mendidik seorang istri pun terkadang harus diberikan pelajaran dan pengajaran yang tegas, agar dapat menjadi seorang istri yang muslimah dan dengan pengbdian yang tulus.

Tulus artinya ; bahwasanya seorang istri berjuang melakukan sesuatu yang baik akan tetapi hanya pada saat-saat keadaan tentram dan bahagia saja, sedangkan pada saat-saat sulit berusaha untuk mengungkit semua perjuangan dan kebaikannya dimasa lalu dan tidak Ridha terhadap apa yang sedang terjadi. Sehingga pada keadaan ini keadaan makin memburuk dan merugikan suami dan istri itu sendiri.

Sebaliknya Si suami pun harus tetap mawas diri dengan memberikan pengertian yang logik tentang keadaan kepada istri dan anak-anaknya, dimana dimasa Ke Emasan, suamipun harus Arif, tidak memanjakan istri dan anaknya memberi pengertian bahwa ini semua Karunia Allah yang merupakan titipan dari Nya dan sewaktu waktu dapat di ambil oleh Allah dan berani mempersiapkan mereka pada kondisi sebaliknya.

Help Me to Go Sleep. Obat Insomnia

Click Here!

3 Vaksinasi Penting Prakehamilan



Di Indonesia, persiapan kehamilan secara khusus dengan vaksinasi masih jarang dilakukan. Kebanyakan perempuan baru datang ke dokter setelah kehamilan mereka memasuki usia satu atau dua bulan. Padahal, pemberian vaksin prakehamilan penting bagi pertumbuhan janin. Terlebih lagi pada 8 minggu pertama ketika fase embriologis berlangsung. Pada masa ini kesehatan ibu harus terjaga secara baik, agar tidak mempengaruhi pertumbuhan janin.

Ada tiga jenis vaksin yang perlu didapatkan ibu prakehamilan untuk melindungi janinnya, yaitu:

1. Vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Rubela adalah infeksi yang ditandai gejala bercak kemerahan (pink-red rash) pada wajah yang kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Penyakit ini disertai demam ringan dan pembesaran kelenjar getah bening. Ibu hamil yang terinfeksi virus rubela pada tiga bulan pertama, berisiko mengalami gangguan pembentukan dan perkembangan janin, sebesar 50-85%.

Janin yang terinfeksi rubela, mengalami kelainan yang disebut sindrom rubela kongenital. Kelainan itu dapat berupa gangguan mata (katarak), jantung, atau lingkar kepala yang mengecil (mikrosefalus). Pada umur kehamilan 16-20 minggu, cacat bawaan yang dialami janin adalah gangguan pendengaran atau tuli. Sedangkan infeksi rubela pada ibu berusia kehamilan lanjut (lebih dari 20 minggu) jarang menyebabkan cacat bawaan. Bayi yang mengalami cacat karena rubela akan terus menyandang kelainan tersebut selama hidupnya. Umumnya 1 dari 10 bayi yang mengalami infeksi rubela akan meninggal dalam usia satu tahun. Tidak ada yang dapat dilakukan terhadap janin bila di masa hamil ibu terinfeksi rubela.

2. Vaksinasi TT (Tetanus Toksoid)

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena penderitanya kerap mengalami kejang pada otot rahang. Bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka. Bila ibu terpapar bakteri tersebut selama proses persalinan, maka infeksi bisa terjadi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (Tetanus neonatorum). Biasanya vaksinasi TT ditawarkan pada pasangan sejak masih calon pengantin. Sayangnya, banyak pasangan yang menolak. Hal ini terjadi akibat salah pengertian. Banyak yang menyangka bahwa vaksin TT adalah suntikan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan. Meski kasus ibu hamil menderita tetanus sudah jarang ditemui tindakan pencegahan tetap awal yang baik bukan?

3. Vaksin Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan virus. Infeksi yang ditimbulkan dapat bersifat akut maupun kronik. Mayoritas penderita akan menjadi karier (pembawa) tanpa gejala klinis tapi dapat menularkan penyakit ini karena pada darah terdapat virus hepatitis. Selain dalam darah, virus ini dapat ditemukan pada urin, feses, dan saliva, tergantung jenis virus. Sifat penularan virus yang sangat mudah, menyebabkan hepatitis dapat ditularkan ibu ke janin selama dalam kandungan, saat dilahirkan, maupun setelahnya. Risiko penularan tetap tinggi, sekalipun bayi dilahirkan melalui bedah caesar. Meski tidak ditemukan cacat bawaan pada bayi yang terinfeksi hepatitis B sejak dalam kandungan atau jika ibu di masa hamil menderita hepatitis B, bayi-bayi tersebut dapat mengidap penyakit-penyakit hati kronis seperti hepatitis kronis, sirosis hepatis dan hepatoma (tumor hati yang ganas).

Kapankah saat yang tepat melakukan vaksinasi?

* Pada saat tubuh dalam kondisi sangat prima. Vaksinasi yang dilakukan saat kondisi tubuh kurang baik, justru akan menyebabkan infeksi.

* 6 bulan sebelum kehamilan. Dalam rentang waktu tersebut, diharapkan tubuh sudah dapat membunuh semua virus yang diberikan melalui vaksinasi, sehingga pada saat hamil tidak ada lagi virus yang dapat membahayakan janin. Jangan melakukan vaksinasi saat Anda sedang hamil. Karena dikhawatirkan akan membahayakan janin. Boleh dilakukan namun dengan catatan, dokter yang menangani Anda sudah memperhitungkan risiko.

* Bila vaksinasi TT tidak dilakukan sebelum menikah, pemberiannya dapat dilakukan pada saat usia kehamilan belum mencapai 7 bulan.

12 Hour Cure For Yeast Infection. New Site, The Best Selling Yeast Infection Book On The Internet

Click Here!

Rasa Takut Menjelang Persalinan




Proses kelahiran cenderung memicu kecemasan, terlebih lagi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Namun, jika Anda mengetahui secara pasti langkah-langkah persalinan, kecemasan tersebut akan mereda. Conectique mempunyai informasi yang sebaiknya Anda ketahui untuk meredakan kecemasan itu.

* Pasrah dan lakukan persiapan

Proses kelahiran pertama memang menakutkan. Akan tetapi Anda tetap harus melewati proses itu, jadi sebaiknya sebelum saatnya tiba, persiapkan diri untuk mengahadapi proses tersebut. Anda bisa mencari informasi di buku atau browsing di internet tentang persiapan kelahiran yang pertama ini.

* Jangan Abaikan Rasa Takut

Kadang, Anda tidak mau orang mengetahui Anda lemah atau takut. Sehingga Anda menyembunyikan rasa takut itu, dan mengalihkan pikiran pada hal-hal yang lain, seperti; berbelanja keperluan bayi, atau bekerja. Disarankan agar tidak memendam ketakutan. Jika kemukakan hal tersebut pada pasangan, atau teman-teman yang pernah mengalaminya. Mereka akan memberi masukan, atau petunjuk apa yang seharusnya dilakukan sehingga Anda siap jika saatnya tiba.

* Pengetahuan adalah kekuatan

Jika Anda tahu proses yang akan dilalui saat melahirkan, maka kondisi mental Anda juga akan siap menjelang kelahiran. Dengan membaca buku tentang kelahiran dan atau membuka situs-situs kelahiran, Ada setidaknya tahu dan mengerti proses yang terjadi dan langkah yang dilakukan oleh paramedis saat membantu Anda melahirkan.

* Ikut Kelas Antenatal

Selain mencari informasi, ikutilah kelas untuk ibu hamil seperti kelas senam Lamaz. Kelas itu memberi teori teknis tentang cara bernafas, dan cara menenangkan diri ketika proses kelahiran. Memang, mengikuti kelas itu bukan berarti Anda secara otomatis terbebas dari rasa sakit ketika melahirkan, akan tetapi setidaknya Anda menjadi lebih tenang. Jika Anda panik, otot-otot akan menegang dan Anda akan merasa lelah, sehingga lebih kesakitan.

Sakit adalah hal yang ditakutkan setiap ibu yang akan melahirkan. Sampaikan kecemasan Anda pada dokter, sehingga Anda bisa mendapatkan peghilang rasa sakit. Tetapi Anda juga harus bisa menerima jika ternyata dokter mempunyai keputusan yang berbeda. Beberapa contoh bius yang terdapat dirumah sakit bersalin adalah entonox, pethidin, atau yang umum digunakan adalah epidural. Tetapi Anda juga harus memastikan di rumah sakit tempat Anda akan melahirkan, apakah fasilitas tersebut tersedia.

* Jika Menghadapi Persalinan Sulit

Proses kelahiran dipengaruhi secara langsung oleh 2 faktor. Pertama, ukuran pinggul dan kedua, posisi bayi dalam kandungan. Kedua faktor tersebut berada di luar kontrol Anda.

Biasanya pada kelahiran pertama, 1 dari 10 bayi lahir dengan posisi yang disebut posterior. Maksudnya posisi kepala bayi sudah di bawah hanya saja bukannya menghadap ke pinggul tetapi melenceng 90 derajat. Sehingga kepala bayi harus diputar 90 derajat agar dapat lahir.

* Proses kelahiran bukan ujian

Anda tidak perlu mempersoalkan akankan melahirkan dengan bantuan pembiusan atau tidak. Hal terpenting yang perlu dipastikan adalah bayi Anda bisa lahir selamat.

Tidak semua ibu beruntung melewati proses persalinan yang lancar dan cepat. Pastikan saja persiapkan Anda telah sempurna. Agar mendapat dukungan, Anda dapat mengajak suami atau ibu menemani saat melahirkan.